39. Hoshi's Choice

292 51 83
                                        

[TRIGGER WARNING: harsh word, kata-kata makian, sedikit kekerasan (?) karena ini ada scene gelutnya. Semoga adegan gelutnya nggak cringe dan mengecewakan ya wkwk. Happy reading, manisku.]

Bulan meraih sepedanya dengan wajah tenang, balas melambai begitu sosok Luna, kawannya berpamitan pulang dengan senyum ceria.

Bulan awalnya mau langsung pulang karena laper, tapi keberadaan sosok yang cukup ia kenali di dekat gerbang sekolahnya sukses membuat gadis cilik itu membeku di tempatnya berdiri.

Bulan rasanya nggak bisa bergerak seinci pun saat sosok itu datang dengan agak berlari menghampirinya.

"Bulan, 'kan?" tanya pria berkemeja navy yang lengannya digulung itu, tersenyum. "Kamu ingat Ayah, nggak?"

Jelas Bulan nggak mungkin lupa.

Walau terakhir bertemu saat Bulan masih berumur lima tahun, tapi Bulan yang punya ingatan kuat nggak mungkin lupa siapa pria ini.

"Inget, Ayah," balas Bulan sopan, walau diam-diam anak perempuan itu mulai mencoba berpikir apa tujuan pria ini mendatanginya sampai sekolah begini.

Entah mengapa, melihat senyum tulus pria itu, Bulan merasa tertohok.

"Ayah kaget kamu masih inget," kata pria itu sambil terkekeh, menepuk puncak kepala Bulan. "Ngobrol sama Ayah sebentar mau nggak?"

***

"Ayah selama ini tinggal di Jogja, Bulan," kata pria yang mendatanginya tadi. Kini sudah duduk berdua berhadapan dengan Bulan di sebuah kafe kecil di sekitar sekolah Bulan. "Tapi istri Ayah ngajak pindah ke sini, katanya, mau ketemu sama kamu dan Soonyoung. Udah lama sih, tapi karena kalian pindah rumah, jadinya Ayah harus nyari kalian dulu dan itu agak susah."

Bulan tersenyum tipis saja mendengar itu, diam-diam kembali merasa sesak.

Rasanya, Bulan nggak pantas aja mendapat semua ini.

Walau Bulan nggak melakukan apapun, tapi Bulan cukup merasa bersalah karena telah merusak keluarga kecil yang dulunya bahagia ini dengan kehadirannya.

Pria ini, adalah ayah kandung Hoshi.

Pria itu kini sudah memiliki keluarga baru, namun kebaikan hatinya tetap sama. Tetap menganggap Bulan sebagai anaknya sendiri.

Setelah bercerai dengan Mama, Ayah memilih pindah ke Jogja untuk menenangkan dirinya sendiri dan menganggap itu awal baru. Karena bagaimanapun, perselingkuhan yang dilakukan Mama jelas menyakitkan untuknya.

Apalagi hak asuh Hoshi yang merupakan putra kesayangannya jatuh ke tangan Mama.

Bulan dapat kabar bahwa Ayah menikah lagi itu sekitar tiga tahun yang lalu, dan setelahnya Bulan nggak lagi tahu sedikitpun kabar tentang ayah kandung kakaknya ini.

Dan kini, Ayah duduk di hadapannya, dengan senyum lembutnya yang khas.

"Bulan, Ayah kemarin sempet ke rumah kalian," ujar Ayah sekarang dengan ekspresi agak berubah. "Dan ada tetangga yang bilang kalo... Mama kalian udah lama nggak pulang. Itu bener?"

"Iya," jawab Bulan dengan kalem. "Kemarin sempet pulang sebentar, katanya mau bawa aku ke Solo tapi nggak sama Kak Soonyoung."

Bulan dapat melihat jelas ekspresi kaku Ayah saat mendengar penuturannya.

"Terus.... kamu mau?" tanya Ayah pelan.

"Nggak."

Detik itu juga, Ayah menghela napas lega.

"Aku nggak akan pergi kalo Kak Soonyoung nggak ikut," lanjut Bulan, memang sudah menemukan keputusan finalnya.

Ia nggak akan pernah pergi meninggalkan Hoshi.

Senior ; ksyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang