42. Peran Yuri

244 46 33
                                        

Yuri: PACAAAAAAR

Yuri: KAK NYONGI

Hoshi: apa

Yuri: hehe

Yuri: berangkat bareng dong

Hoshi: iya oke

Hoshi: lo udah siap belum?

Yuri: udaaaaah

Hoshi: oke tunggu di depan pager

Yuri: AWWW MAKASIH GANTENG

Jeda tiga menit dari chat terakhir mereka, Hoshi udah muncul dengan sepeda gunung hitamnya yang sukses bikin Yuri melongo.

"Lo kenapa bawa sepeda?" pertanyaan polos dari Yuri sukses bikin Hoshi mendelik.

"Menurut lo?" balas Hoshi sebal. "Ya buat berangkat, lah. Masih nanya aja."

Yuri mengerjap, loading dulu. "Bentar, ini maksudnya kita berangkat pake sepeda, gitu?" tanyanya ragu.

"Iya. Punya sepeda nggak di rumah?"

Yuri perlahan meringis, "mohon maaf tapi gue tuh nggak bisa naik sepeda, Kak."

Sekarang giliran Hoshi yang melongo.

"Lah gimana?" Hoshi mengernyit, menatap Yuri dengan mata melebar nggak percaya. "Lo? Yang sepecicilan ini nggak bisa naik sepeda?"

Yuri seketika mengumpat. Buset, udah jadi pacar masih sama aja savagenya.

"Apa korelasinya antara pecicilan sama sepeda?" Yuri langsung sewot.

Hoshi jadi meringis, "nggak ada. Yaudah, lo naik di sini," ucap cowok berambut hitam itu sambil menepuk bagian frame sepeda gunungnya.

"Nggak, pasti sakit pinggang gue," tolak Yuri segera. Belum naik aja udah ngerasa ngilunya kalo duduk di bagian frame sepeda begitu.

Yuri belum pernah nyoba sih, takut soalnya. Lagian Yuri dari awal udah ngerasa kalo bonceng di situ pasti sakit.

Hoshi tersenyum geli, menggeleng. "Enggak, Yuri. Nggak sakit," balasnya gemas, kini mengangkat bahu. "Ya paling pegel."

Yuri lantas melotot horror. "SAMA AJA!" serunya sambil cemberut.

Hoshi tertawa, menjulurkan tangannya untuk menarik Yuri mendekat. "Udah, ayo naik. Nanti telat. Percaya sama gue," katanya yang bikin Yuri mencibir walau sebenarnya mulai luluh juga.

"Kak, lo kuat 'kan? Maksudnya... kita nggak bakal jatoh?"

Hoshi mengamati Yuri dari atas sampai bawah, "nggak, lo kecil begini pasti nggak bakal oleng," jawabnya tenang, "beda cerita kalo lo sebongsor Mingyu."

"Kalo lo boncengin Kak Igyu, paling belum sampai semeter udah nyebur got," celetuk Yuri yang bikin Hoshi ketawa. "Tapi serius Kak, gue tuh walau keliatan kecil tapi gue tuh berat."

"Ya makanya coba duluuuuu," sahut Hoshi jadi gemes pengen langsung ngangkat tubuh kecil Yuri biar cepet naik. "Lo nanti duduknya miring. Mumpung lo seragamnya celana olahraga 'kan jadi enak lo entar duduknya. Ayo, sini."

Yuri manyun, namun ia menurut dengan perlahan naik ke atas frame sepeda gunung punya pacarnya ini. Cewek itu duduk menyamping, dengan ragu mulai mengangkat kakinya nggak lagi berpijak pada tanah.

Hoshi tersenyum geli melihat itu, menepuk puncak kepala Yuri. "Udah, lo berani duduk begini sampai sekolah, nggak?"

"Sebenarnya gue kaga yakin, tapi yaudah ayo nekat aja."

Senior ; ksyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang