Menaruh gelas di atas meja, Hoshi melirik, merasa dia kayak melupakan sesuatu.
Tugas udah semua, nyuci baju udah, ngangkat jemuran udah, nyetrika udah, masak juga udah.
Apaan sih yang kelupaan?
Hoshi mendecak, sebal sendiri. Perasaan semua yang harus dia lakukan udah kelar, kok. Tapi rasanya tetep ada yang aneh.
Menyerah, cowok itu bergerak ke ke depan wastafel berniat mencuci langsung gelas yang habis dia pakai. Entar juga inget sendiri.
Tapi kemudian, tatapan Hoshi berubah datar.
Oh, dia belum nyuci piring.
"Pantes," gumamnya pelan, melengos malas. "Hoshi lo kenapa akhir-akhir ini kesannya jadi goblok banget sih," lanjutnya mengomel sendiri dengan tangan bergerak menaruh gelas yang tadi ia pegang dan ganti menyalakan keran.
Mendadak Hoshi merasa bodoh karena daritadi dia tuh nangkring di dapur tapi nggak ngeh wastafel masih penuh sama piring dan gelas kotor.
Akhir-akhir ini Hoshi memang lagi gampang kehilangan fokus. Susah banget konsentrasi, gampang buyar. Kayaknya sih karena faktor lagi banyak pikiran, rasanya kepalanya penuh banget.
Menggulung lengan cardigan krem yang melapisi kaus putihnya, Hoshi tanpa banyak ngomong lagi bergerak mencuci piring dan gelas kotor di wastafel.
Menuntaskan semuanya hanya dalam waktu lima menit, Hoshi beralih ke rak piring di pojok dan menaruh satu persatu gelas dan piring yang sudah ia cuci. Karena udah terbiasa, Hoshi memang makin lama makin cepet kalau ngerjain sesuatu, apalagi kalau pekerjaan rumah kayak gini.
Di tengah kegiatannya, Hoshi melebarkan mata dan berhenti bergerak, begitu cowok itu sadar sesuatu.
Mengatupkan bibir, Hoshi jadi mendengkus sebal.
Kan. Ada lagi yang dia lupain.
Setelah menaruh semuanya tanpa tertinggal, cowok dengan kardigan krem yang melapisi kaus oblongnya dan celana panjang putih itu meraih satu mangkuk putih.
Ini mangkuk yang digunakan Yuri buat ngasih ayam kecap tempo hari. Ah, nggak juga, udah lama. Sebulan kayaknya ada, sih.
Hoshi kelupaan buat balikin karena waktu itu sempet nggak ketemu Yuri beberapa minggu, dan keterusan sampai sekarang belum dibalikin. Mana Yuri-nya juga kayaknya lupa.
Cowok berambut hitam legam itu berdiri seraya menutup pintu rak, melangkah keluar dapur. Sebelum keluar, Hoshi lebih dulu ke kamar Bulan, mau pamit.
"Bulan," panggil Hoshi agak keras. Hoshi lagi mager ngetuk pintu soalnya. "Kakak ke rumah Kak Yuri bentar, ya."
Hoshi mengangkat alis begitu nggak mendengar jawaban. Ini jam dua siang, adiknya jelas ada di rumah.
"Bulan? Kamu di dalem?"
"EH IYA KAK!"
Hoshi tersentak, agak kaget karena suara Bulan menyahut keras dengan tiba-tiba.
Pintu terbuka, menunjukkan wajah sang adik. "Ke mana tadi? Aku lagi pakai headset jadi nggak kedengeran," kata Bulan sambil meringis, mengangkat headset di tangannya.
Hoshi mengerjap, "ke rumah Kak Yuri, balikin ini," balas cowok manis itu menunjukkan mangkuk digenggamannya. "Jaga rumah bentar ya, nggak lama kok."
Bulan mengangguk, mengacungkan jempol saja.
Tapi mukanya keliatan lucu banget buat Hoshi.
Hoshi tersenyum tipis gemas, mencubit hidung Bulan sebentar sebelum melangkah pergi keluar rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior ; ksy
FanfictionKetika si adek kelas bar-bar dan si kakak kelas galak saling jatuh cinta. *** Senior, ©twelveshineu2k21 [WARN: NONBAKU, OOC, HARSH WORD, RECEH, GAJE, CRACKSHIP]