Hari pertama MPLS, Yuri udah firasat dari rumah kalo di sana bakal disuruh aneh-aneh.
Ya gimana ya, dari awal disuruh bawa papan nama yang dihias aja udah bikin Yuri tahu kalo masa MPLS-nya di SMA Pijar itu sama aja aneh-anehnya walaupun ada peraturan baru.
Melengos, Yuri turun dari motor papanya, lalu ngeluarin papan nama yang dihias dengan seadanya dari sana lalu dikalungkan ke leher dengan malas dan agak ragu.
Iyalah, Yuri malu.
Make papan nama yang menurut Yuri norak begini walau dia sendiri yang ngehias.
"Semangat, cah ayu!" kata Papa Yuri, lebih semangat dari anaknya yang udah terindikasi tekanan batin padahal masuk gerbang sekolahnya aja belum. "Ndak ada yang aneh-aneh, kok. Kalo ada, ya dilawan."
Yuri melirik ke arah papanya, dengan satu alis terangkat heran. "Tumben? Biasanya tahu Yuri meraktekkin jurus ikan terbang aja dimarahin."
Yuri beneran heran ini papanya kok tumben mendukung aksi bar-bar Yuri. Yuri masih inget waktu dia gelut sama anak kelas sebelah, papanya ngomelin dia semalam suntuk.
Ya padahal Yuri cuma meraktekkin apa yang dia dapet dari latihan tapak suci.
Mana anak kelas sebelah itu nantang banget.
"Ya masalahnya kamu yang nendang duluan, cah ayuuuu," sahut Papa gemes pengen ngegaplok. "Kalo ngelawan yang jahat sih ndak apa-apa, tapi ya ndak dikit-dikit nendang juga. Aduh duwe anak wedok kok pecicilan tenan."
Oh, iya. Di sini salahnya. Yuri langsung meringis. Benar juga. Yuri itu dari kecil ikut tapak suci, sering lomba juga. Yuri jadi kepribadiannya badass banget walau dia sering tampil feminin dan manis.
"Ya maap, Pa," balas Yuri yang nggak tau harus membela diri kayak gimana.
Papa Yuri menggeleng kecil, berantakin rambut Yuri bikin putri cantiknya itu cemberut. "Wes, sana masuk. Inget, jangan apa-apa nendang. Sabar, yo sayangku?"
"Iya," balas Yuri pasrah rambutnya diacak-acak. "Dadah, Pa! Hati-hati!"
Yuri melambai, dengan papanya yang langsung melajukan motornya pergi.
Yuri menghela napas, berbalik berjalan dengan nggak niat masuk ke gerbang.
Oke, sekarang waktunya nyari Minju, temennya dari SMP yang juga keterima di sini.
Begitu nemu sosok Minju lagi kipasan di bawah pohon, Yuri langsung sumringah. Cewek mungil itu lari menghampiri Minju, merangkulnya dengan tiba-tiba bikin Minju ngumpat hampir aja ngelempar karton di tangannya yang dibuat kipas.
"Anjing Yul, kaget."
Yuri ketawa tanpa dosa. Kurang ajar.
"Abis ini kita disuruh kumpul di mana, Ju?"
"Lapangan, upacara dulu."
Detik itu, Yuri cuma bisa ngehela napas.
Sialan. Yuri males panas-panasan.
***
Selesai upacara, murid baru masih dikumpulin di lapangan upacara, kali ini cuma bareng kakak-kakak OSIS dan anggota Penegak Disiplin.
Yuri agak seneng sih, jujur, pengurus OSIS sama tim PD-nya bening semua.
"Selamat pagi adek-adek." cowok ganteng dengan gigi taringnya yang gemes itu bikin Yuri berbinar. Manis banget. "Selamat datang di SMA Pijar!"
Uh, sayang Yuri berdiri di agak belakang dan matanya udah nggak setajam itu buat tahu nama di name tag kakak ganteng tadi.
"Welcome to the jungle!" sahut cowok ganteng di belakang si manis bergigi taring tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior ; ksy
FanfictionKetika si adek kelas bar-bar dan si kakak kelas galak saling jatuh cinta. *** Senior, ©twelveshineu2k21 [WARN: NONBAKU, OOC, HARSH WORD, RECEH, GAJE, CRACKSHIP]