16. Nggak Bisa Marah

270 56 11
                                        

"Kalian ngapain?" tanya Hoshi, yang baru membuka pintu ruang OSIS dan udah menemukan para anak OSIS yang lagi berjejer membentuk barisan menghadap layar proyektor.

"Mau uji nyali," celetuk Jeonghan yang lagi meregangkan tubuh. "Nonton film horor."

Hoshi mengerjap, menoleh ke arah barisan para cewek-cewek. Jinsoul, Yves, dan Tzuyu hadir disitu. "Kalian juga nonton?"

Yves mengangguk mewakilkan. "Hoo. Nonton bareng sini pak pradana, biar fullteam," katanya menyeletuk.

Seungcheol yang lagi nemenin Jihoon milih film jadi melengos. "Fullteam stresnya nih kayaknya kita."

"Lah kenapa?" tanya Mingyu yang lagi rebahan dengan posisi miring di belakang sendiri menghadap layar proyektor. "Filmnya apa dah?"

Jihoon senyum, "Midsommar."

Dari sini aja, Hoshi udah tau bakal berakhir buruk.

Dan bener aja, sepanjang film, Hoshi ngerasa nggak nyaman banget waktu nonton.

Aslian, Midsommar ini film horor psikologi yang bikin stres.

Setelah film beneran selesai, semua anak OSIS yang ada disitu bengong semua. Kayak ngerasa kosong gitu aja.

Diantara mereka sama sekali nggak ada yang tahu mau komentar apa.

Sampai Jihoon nyeletuk, "mau bablasin nggak?"

"Udah basah, nyebur sekalian," ujar Younghoon dari belakang. Padahal dia waktu scene kakek ditumbalin, dia yang nangisnya paling parah. "Tapi jangan film kayak Pihu, please."

Younghoon jelas nggak mau kalo film-nya sejenis kayak Pihu, dia orangnya nggak tegaan soalnya.

"Ngga bakal," balas Jihoon yang kembali ke laptopnya nyari film. "Eh? Gue baru tau ada film ini."

Seungcheol mengangkat alis, jadi merapat ingin tahu. "Apa tuh?"

Jihoon bergumam, "Human Centipede. Gue ngga pernah tahu film ini. Mau nyoba?"

Dan anggukan kepala Hoshi waktu itu, beneran bikin Hoshi nyesel setengah mampus.


***

Sumpah, Hoshi kalo lagi tidur gini, makin gemes.

Polos banget mukanya. Mana waktu tidur mulutnya agak kebuka kecil. Gemes tau ngga. Yuri pengen nguyel-uyel aja bawaannya.

Ya Allah, gemes, batin Yuri dengan mata berbinar. Memang bucin.

Sekarang, Yuri sama Hoshi ada di UKS. Tadi saat Yuri lewat depan toilet, Yuri papasan sama Hoshi yang entah abis ngapain dan cowok itu pingsan tepat di depan Yuri bikin cewek itu panik seketika. Dengan bantuan Minju, Yuri berhasil bawa Hoshi ke UKS dan berakhirlah mereka berdua di sini.

Minju udah balik kelas karena jam istirahat kedua udah selesai, dan Yuri emang sengaja nggak ikut balik karena pengen nemenin Hoshi sekalian bolos pelajaran matematika minat. Emang kelakuan.

Bu Ratih yang baru aja masuk jadi nyodorin minyak kayu putih ke Yuri. "Nih, Ri. Minta tolong itu dipijetin pelipisnya make ini."

Cewek itu meringis, belum ngelakuin apa-apa aja udah ambyar.

Bu Ratih balik lagi ke ruang guru, ninggalin Yuri sama Hoshi berdua.

Selesai menuang minyak kayu putih ke telapak tangan, Yuri menyibak poni Hoshi yang agak lepek karena keringat dingin dan mengusap-usap kening cowok itu dengan jari.

Demamnya lumayan juga ternyata. Nggak sekedar anget doang, emang panas.

"Njir, ini kalo dia tiba-tiba bangun gimana, anjing?" gumam Yuri baru sadar. "Entar gue diapain?"

Senior ; ksyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang