6. Tali Sepatu

271 60 4
                                    

Hari sabtu ini adalah hari dimana kelas Yuri, 10 MIPA 3 ngelakuin praktikum di lab Biologi. Sebenarnya sih, jadwalnya hari Rabu kemarin, cuma diundur.

Yuri nggak tau ini sial atau malah keberuntungan, karena praktikumnya digabung sama kelas 11 MIPA 2 yang emang jadwal praktikumnya Sabtu.

Iya, itu kelasnya Hoshi.

Yuri makin lama mikir juga sih, kalo Hoshi nggak seserem itu. Yuri nggak perlu takut banget, walau ya emang kadang hukuman dari Hoshi bikin Yuri meringis.

Tapi kalo ketemu langsung, dia nggak seserem yang orang-orang, atau Yuri, anggap sebelumnya.

Emang galak, sih, tapi di mata Yuri malah gemes.

Yuri jadi pengen ngisengin aja bawaannya.

Kayak kemarin waktu Jumat Bersih. Ngomelnya gemes banget.

Baiklah, mari anggap saja ini bukan keberuntungan bukan juga kesialan.

"Eh, uji nyali di sini kane juga ya," celetuk Yuri, seperti biasa, ngawur, setelah masuk ke laboratorium dan makai jas labnya.

Laboratorium biologi tuh luas banget, tapi kayak ada kesan dingin gitu. Nggak tau kenapa. Laboratorium luas itu hari ini dibagi dua, sisi kanan dan kiri. Nggak ada sekatnya, lagian buat apa juga. Kelas 11 MIPA 2 lagi praktikum di sebelah kiri, sedangkan kelas Yuri praktikumnya di sebelah kanan.

"Mulut lo ye Yaskur," cibir Minju maju sambil ngebekep mulut Yuri bikin cewek itu mengumpat menabok Minju menjauh. "Disaring dulu kalo ngomong. Kane simbahmu koprol."

"Tapi bener juga, Ju," sahut Beomgyu yang lagi nyender di dinding sebelah pintu. "Seru nih, nggak banyak alat yang kaca atau resiko rusaknya tinggi kayak lab kimia. Di ruang praktikum juga tinggal mikroskop doang, itupun sering disingkirin."

Yuri melebarkan senyum, seneng ada yang setuju sama dia. "Iya, kan. Alat-alatnya disimpen di ruang persiapan semua, jadi ruang praktikum tinggal meja doang. Selain uji nyali, seru main di sini kayak kejar-kejaran gitu, ada yang jadi zombie terus pada sembunyi di bawah meja," katanya sudah antusias sendiri. Minju melengos saja menghadapi kerandoman sobatnya ini. "Seru banget anjir!"

Beomgyu mengangguk setuju, udah berbinar sendiri padahal baru ngebayangin. "Iya, terus nanti gorden jendela ditutup semua, pintu ditutup, lampu dimatiin. Kejar-kejaran, dah."

"Nah! Disini letak serunya!"

Minju diantara mereka cuma bisa menghela napas menghadapi dua orang yang jiwanya anak-anak itu.

Main mulu, padahal mereka ke sini niatnya kan praktikum.

"Rusuh amat itu para adek kelas," celetuk Junhui yang lagi memanaskan tabung dalam water bath. Masih sempet ngelirik ke gerombolan adek kelas di sisi kanan.

Hoshi yang lagi serius menambahkan dua tetes larutan iod ke dalam tabung reaksi jadi mengangkat alis dan menurunkan satu tangannya yang memegang wadah larutan, ikut melirik.

Oh, si rambut bendera.

Nggak kaget sih, anaknya emang rusuh. Hoshi udah tau sejak awal ketemu, kerasa aura-aura pecicilannya.

Cewek yang rambutnya belum juga diganti dengan warna gelap itu sibuk ngobrol sama Beomgyu dengan muka semangat.

Kedengeran sampai sini malah, walau samar.

"Berasa kejar-kejaran di kuburan nggak sih," kata Yuri sambil ketawa. "Gelap-gelapan, mana lab ini rada aneh hawanya. Eh terus terus yang ketangkep ikut jadi zombie, tapi bisa diselametin gitu lho kayak main polisi-polisian. Entar diantara warga sama zombie, yang menang ditraktir cilor!"

Senior ; ksyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang