10. Drummer Baru

215 61 4
                                    

Hoshi menghela napas, membuka matanya jadi memandangi langit-langit kamarnya dengan sayu. Daritadi, Hoshi malah kepikiran Yuri mulu. Nggak tau kenapa.

Padahal... Yuri cuma nenangin adiknya.

Yuri cuma ngobatin adiknya.

Kenapa Hoshi bisa sekacau ini, sih? Emang mental yupi banget. Sumpah, beneran dari pulang tadi yang ada di otak Hoshi cuma Jo Yuri.

Yuri tuh... wah, auranya beneran bikin Hoshi kaget waktu berinteraksi sama Bulan tadi. Damagenya nggak main-main.

Tiba-tiba aja Jo Yuri jadi cantik banget di matanya.

Ya emang cantik sih, cuma sekarang jadi... ah, udahlah.

Hoshi lagi-lagi ngehela napas, mengusap kasar wajahnya berusaha ngilangin bayangan Yuri di kepalanya.

Tapi nggak bisa.

Hoshi malah makin kepikiran.

Dia jadi keinget sama beberapa celetukan ngawur Yuri.

"Kak, tau ngga? Lo begini jatohnya bukan serem tapi malah lucu tau. Galak tapi ceriwis banget ngomel mulu."

Hoshi menutup matanya yang terpejam dengan lengan, ngerasa semua tentang Yuri kebayang terus.

"Anjir, gemes juga ya lo, Kak."

"Iya enggak, lo gemes."

"Kak, sering begini dong. Gemes amat naliin sepatu gue."

"Bibir lo, kayak permen."

"Perasaan gue cuma muji bibir lo doang, dah? Bentuk sama warnanya cantik."

"YA ALLAH!" Hoshi menggeram frustasi, menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Hoshi jadi menendang-nendang udara dengan rusuh, merasa gregetan sendiri karena terus kepikiran sama serentetan celetukan gobloknya Jo Yuri.

Pintu kamarnya yang tiba-tiba menjeblak terbuka bikin Hoshi tersentak, refleks menoleh.

"Bulan?"

Adeknya itu muncul sambil dengan wajah datar, meluk guling masih memakai piyama kelincinya buat tidur. Ini udah jam sembilan malem, kenapa adeknya belum tidur coba?

"Kok belum tidur?" tanya Hoshi heran, yang kemudian mengerjap pasrah begitu Bulan melompat ke atas kasurnya membuatnya mau tak mau bergeser memberi ruang.

"Mau tidur bareng Kak Nyong," jawab Bulan kini maju merapat pada Hoshi.

Hoshi tak keberatan, sekarang memeluk tubuh mungil adiknya itu dan ngelus rambutnya. "Iya, tapi beneran tidur abis ini. Jangan diem-diem ambil mi di dapur."

"Ih Kaaaak," rengek Bulan kesal karena kelakuannya dulu masih diungkit Hoshi buat godain dia.

Bulan suka males kalo keinget, soalnya dulu itu pertama kalinya Hoshi marah sampai diemin dia sehari penuh.

Iya, bener, gara-gara mi instant doang, tapi karena Bulan ngelakuin itu nggak sekali dua kali, dan waktu itu Hoshi lagi stres, yaudah kelar.

Bulan ngapain?

Makan mi instan mentah cuma dicampur bumbu. Tengah malam pula.

Hoshi terkekeh melihat Bulan ngerengek, menepuk-nepuk kepala adek perempuannya itu. Bulan masih manja ke Hoshi walau umurnya udah 10 tahun sekarang. Padahal sama temen-temennya badass banget. "Iya, nggak. Ayo tidur. Mau dimatiin lampunya?"

"Terserah."

Hoshi lantas mendelik mendengar itu. "Apa banget jawabnya kayak cewek."

Bulan langsung emosi.

Senior ; ksyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang