06|Kerja Kelompok

179 21 5
                                    

Saat ini Dimas sedang sarapan pagi bersama sang ibu dan adik perempuannya, ayahnya telah tiada sejak ia masih menginjak taman kanak-kanak.

"Dimas kemarin guru kamu telfon mamah, katanya kamu sering tertidur saat jam pelajaran. apa benar?." tanya Elsa>mamah dari seorang Dimas.

"Hmmm" jawab Dimas malas-malas.

"Kamu kenapa si? mamah mohon sama kamu tolong ubah sikap kamu yang seperti itu, mamah tidak menuntut kamu untuk pintar nak tapi setidaknya kamu mau belajar. kamu anak laki-laki satu-satunya yang mamah punya Dimas" kata Elsa menatap lembut netra Dimas.

"Gak berguna lu idup!" celetuk Raisa>adik perempuan Dimas yang seumuran dengan adik Calya.

Dimas menatap tajam adiknya namun Raisa malah menjulurkan lidahnya meledek Dimas.

"Dek gak boleh ngomong gitu!" peringat Elsa membuat Raisa hanya menyengir kuda.

"Aku berangkat. Assalamu'alaikum" ucap Dimas menyalami lengan Elsa lalu pergi begitu saja.

Elsa yang melihat sifat anak pertamanya hanya memijat pelipis pelan.

Di lain tempat kini Calya sedang berjalan di koridor sekolah dengan tidak semangat.

Moodnya sedang turun karena adiknya yang mengorek celengan hello kitty milik Calya dan mengambil uang yang ada di dalamnya hanya untuk membeli baju Upin&Ipin lovers.

Saat Calya ingin memasuki kelas betapa terkejutnya ia melihat Dimas yang sedang membaca buku meskipun dari raut wajahnya seperti terpaksa.

Calya tak ingin langsung masuk tapi ia memilih untuk melihat Dimas dari kejauhan terlebih dahulu. sepertinya Dimas tidak menyadari kehadiran Calya.

"Nih orang aneh banget. bikin penasaran aja" ujar Calya dalam hati.

"Apaan si ini anjir, pusing gue" Dimas menaruh bukunya ke atas meja secara kasar. baru membaca beberapa halaman ia sudah menyerah duluan.

"Morning...eh kirain kelas masih kosong, tumben amat pagi-pagi gini udah baca buku" kata Calya basa-basi lalu meletakkan tasnya dan duduk di samping Dimas. jangan lupa mereka berdua sebangku.

Dimas hanya memperhatikan Calya dengan tatapan datar andalannya.

"Mau gue bantu?" tawar Calya.

"Chi" kata Dimas dengan tatapan meremehkan.

"Yaudah gak maksa" jawab Calya mengeluarkan novel yang sengaja ia bawa dari rumah lalu membacanya.

Bel masuk berbunyi dan guru yang bertugas pun masuk kedalam kelas 11 IPA II.

"Selamat pagi anak-anak" ucap pak Karyo>guru fisika.

"Pagi pak" jawab kelas 11 IPA II serempak.

Pak Karyo menerangkan materi membuat siswa siswi kelas 11 IPA II menguap, melamun, bahkan ada yang sudah tertidur diam-diam karena bosan dan ngantuk.

Namun ada sebuah keanehan dari salah satu siswa kelas 11 IPA II siswa tersebut, yaitu Dimas.

Dimas berbeda dari hari sebelumnya ia mendengarkan penjelasan pak Karyo tanpa tertidur meskipun matanya kadang meram-melek seperti menahan kantuk.

Calya memberikan Dimas permen kopi yang ia siapkan dari rumah. di sekolahnya dulu jika ia merasa ngantuk dengan penjelasan guru Calya akan mengemuti permen kopi secara diam-diam.

Dimas menatap Calya bingung namun tetap terlihat aura andalannya, yaitu dingin dan datar seperti tembok yang berkolaborasi dengan kulkas lalu terbentuklah Dimas.

TIME LOOP (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang