50|Overdosis

52 8 0
                                    

Hai. Ayo vote;
_______________________________
Tandai kalo ada kesalahan;)
_______________________________
|Selamat membaca|



Sesampainya di rumah sakit Samuel langsung di bawa ke ruangan UGD karena saat perjalanan menuju ke rumah sakit laki-laki itu sempat tersadar dan malah muntah darah.

Indra berusaha menenangkan Vita yang kini masih menangis karena khawatir dengan keadaan sang putra.

Sebenernya Calya ingin bertanya tentan Liodra namun ia urungkan melihat kondisi Indra dan Vita yang masih khawatir dengan keadaan Samuel.

Seorang dokter keluar dari pintu UGD membuat Vita dan Indra segera mendekatinya "Di sini siapa orang tua dari pasien atas nama Samuel Bagandra?" tanya dokter tersebut.

"Kami orang tuanya dok" jawab Indra yang menggenggam tangan Vita di sampingnya.

"Kami mau meminta bapak untuk tanda tangan surat persetujuan karena pasien atas nama Samuel kritis karena overdosis yang cukup parah dan harus segera di operasi"

Jleb

Vita langsung lemas mendengar perkataan sang dokter. Calya membantu Indra untuk menopang tubuh Vita.

"Baiklah saya akan urus surat-suratnya. Tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya dok" jawab Indra

"Saya akan berusaha sebaik mungkin. Kalau begitu saya permisi" kata sang dokter kembali kedalam ruangan.

"Calya saya titip istri saya bentar ya nak. Saya akan mengurus surat-surat dan administrasi Samuel" kata Indra setelah mendudukkan sang istri di kursi tunggu

"Iya om. Om yang sabar ya, Samuel pasti bisa melewati masa kritisnya" ucap Calya membuat Indra tersenyum meskipun hatinya tercabik-cabik mendengar sang anak yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana.

Indra pergi setelah mengelus pelan surai sang istri seolah memberikan kekuatan untuk istrinya.

"Tante yang sabar ya. kita berdoa aja supaya Samuel bisa melewati masa kritisnya. Aku yakin dia bisa Tan, Samuel anak yang kuat" ucap Calya menggenggam tangan Vita.

"Maksih banyak ya nak Calya. kalau tidak ada kamu mungkin El tidak sempat di larikan ke rumah sakit"

"Iya tante. Aku akan terus temenin Samuel sampai ia kembali pulih" jawab Calya yang berusaha menghibur Vita. biar bagaimanapun Samuel adalah anak dari sahabat ayahnya.

Agus dan Intan menyusul Calya ke rumah sakit setelah anak gadisnya itu mengabari keadaan Samuel.

Kini Samuel sedang menjalankan operasi di dalam ruangan sana. Calya dan keluarganya hanya bisa mendoakan keadaan Samuel di luar ruang operasi.

Sudah 1 jam 20 menit sang dokter tidak keluar dari ruangan operasi yang ada Samuel di dalamnya. Ntah mengapa Calya jadi khawatir, ia takut kehilangan lelaki menyebalkan itu.

Pintu ruangan terbuka dan keluarlah satu orang dokter membuat semua yang ada di ruang tunggu berdiri menghampirinya.

"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya Indra dengan air muka penuh harap, kalau hanya ada berita baik mengenai putra semata wayangnya.

"Operasi pasien atas nama Samuel Bagandra berjalan dengan lancar dan beliau sudah berhasil melewati masa kritisnya tapi..." Indra, Vita dan yang lainnya sudah lega mendengar ucapan sang dokter namun mengapa harus ada kata tapi di antara mereka "Tapi pasien sekarang dalam keadaan koma sampai jangka waktu yang saya tidak bisa tentukan kapan akan tersadarnya" lanjut Sang dokter membuat hati Vita dan Indra kembali meringis.

Dokter sudah pergi ke ruangannya dan Calya masih terdiam karena ia juga tak tau harus mengatakan apa.

"Sabar ya Ndra, Vit. Samuel pasti secepatnya akan kembali sadar" ucap Agus menenangkan Indra, sedangkan Intan sudah duduk di samping Vita untuk menenangkan wanita itu. Intan tau betul perasaan Vita saat ini karena ia pun seorang ibu.

Samuel sudah di pindahkan ke ruang rawat inap lagi. Agus dan Intan pun sudah pamit untuk pulang karena sang bungsu sendirian di rumah. Tadinya Calya juga di suru pulang oleh Indra dan Vita karena mereka tidak mau merepotkan Calya lagi, dan juga Calya harus bersekolah besok pagi. Karena tak tega dengan Vita dan Indra Calya ingin menetap lebih lama, jadi besok ia ijin saja sehari untuk tidak bersekolah.

"Om sama Tante pulang aja. Biar aku yang jagain Samuel" pinta Calya melihat keadaan Vita yang sangat pucat karena wanita itu memiliki penyakit asma dan tidak boleh cemas dan terlalu cape. Vita juga tidak bisa berada di dalam rumah sakit terlalu lama

"Kami tidak ingin merepotkan mu nak. Kamu sudah banyak membantu kami" jawab Indra yang sebenarnya tidak tega melihat sang istri yang terlihat lemas dan pucat, namun ia juga tidak enak jika membiarkan Calya merawat Samuel seorang diri.

"Gpp om aku tidak merasa di reopotkan sama sekali. Om dan Tante harus istirahat, kasian tante Vita kalau sampai ikutan sakit. Nanti kalau Samuel sadar dari koma'nya dia pasti sedih liat ibunya sakit" kata Calya membuat Indra mempertimbangkan ucapan gadis itu

"Baiklah nak Calya saya titip Samuel ya. Makasih banyak sekali lagi" final Indra melihat kondisi istrinya yang sudah terlihat semakin pucat "Saya akan hubungi teman-teman Samuel untuk menjaga kamu di sini" teman-teman Samuel yang di maksud Indra ialah anak-anak Regaza.

"Iya om" jawab Calya mengiyakan saja agar Indra bisa cepat membawa Vita pulang untuk istirahat.

"Ini hp Samuel saya titipkan di kamu ya. Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi saya dan teman-teman Samuel lewat itu" Indra menyodorkan hp Samuel kepada Calya dan gadis itu menerimanya walaupun sedikit ragu.

"Saya permisi ya" ucap Indra membawa sang istri yang sudah duduk di kursi roda untuk keluar dari rumah sakit. Vita tidak bisa lama-lama berada di sana karena wanita itu sangat sensitif dengan bau obat-obatan yang menyerbak di dalam rumah sakit. Ia bisa pingsan jika lama-lama berada di dalamnya.

Calya masuk kedalam ruangan yang Samuel tempati, terlihat laki-laki itu terlelap tenang dengan banyak bantuan alat di tubuhnya.

"Samuel. Lo emang ngeselin, tapi kalau liat lo kaya gini gw jadi ga tega juga" kata Calya  mengelus tangan Samuel yang bebas infus.

Gadis itu sedikit bosan dan memilih untuk membuka hp Samuel karena hp miliknya habis baterai dan Calya tidak  membawa charger.

Calya menyalakan benda gepeng tersebut yang ternyata bebas kunci alias tidak di sandi sama seperti HP-nya. Calya itu orangnya cepat lupa jadi ia malas untuk memberikan ponselnya sebuah sandi, mungkin itu juga yang di alami oleh Samuel

Calya kaget saat melihat wallpaper hp Samuel yang ternyata foto dirinya. Mengapa laki-laki itu menggunakan foto Calya? benarkah yang di katakan Samuel tempo hari tentang perasaannya kepada Calya? Jika tidak untuk apa foto Calya terpampang jelas di hp milik musuh mantannya itu.

Hp Samuel berdering menampakkan nama Wakil Regaza di layarnya dengan sedikit ragu Calya mengangkat telpon di hp Samuel, siapa tau itu teman Samuel yang di kirim Indra untuk menjaganya.

"Halo?"

"Calya bukan?"

"Bukan"

"Lah terus siapa dong? Kata Om Indra hp Samuel di pegang Calya. Anak temannya"

"Agnes Monica"

"Salah sambung dong gw. Ah perasaan bener ini nomor Samuel"

"Iya gw Calya. Ada apa hah?"

"Astagfirullah untung sabar. Samuel di rawat di ruangan mana? Gw sama yang lain udah di depan rumah sakit"

"Masuk ke lobby aja dulu. Kalian ada berapa orang?"

"Hmm sekitar 40 an lah"

"APA? Lo pada mau jenguk orang sakit apa mau tauran"

TIME LOOP (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang