Jangan lupa vote dan komen, yang gak voment di temenin kuyang....
______________________________________
Tandai kalo ada kesalahan.
______________________________________
Happy Reading!Di dalam mobil hening sejak kejadian tadi, tidak ada sama sekali yang ingin buka suara terlebih dahulu.
Calya sungguh merasa bersalah pada Dimas karena telah pergi dengan musuh bebuyutannya sendiri "Dim, maaf" Ucap Calya yang gemetaran akibat kedinginan karena bajunya basah kuyup.
Tak ada balasan dari Dimas dan Calya mengerti kalau Dimas masih kecewa kepadanya.
Dimas menepikan mobilnya ke pinggir jalan, ia mengambil jaket miliknya di belakang kursi mobil. Sedangkan Calya hanya diam memperhatikan interaksi kekasihnya itu.
"Pake" Dengan nada dingin Dimas menyodorkan jaketnya ke depan Calya.
Tanpa basa-basi gadis itu memakai jaket yang di sodorkan Dimas, namun sama saja ia masih kedinginan karena baju basahnya masih ia kenakan, tidak mungkin ia membuka bajunya didepan Dimas.
Tidak seperti di novel² yang menggambarkan ketika seorang cowok yang sedang marah akan mengendarai kendaraan dengan kecepatan penuh Dimas justru membawa mobilnya dengan kecepatan normal, ia tidak ingin celaka apalagi kondisi sedang hujan dan ia juga sedang membawa Calya di sampingnya. Ia tak ingin mati konyol karena emosi yang tak terkendali.
"Dimas please jangan diemin aku, kalo kamu mau marah gpp marahin aku sekarang, tapi jangan diem kek gini" Calya sudah tak tahan kemudian ia pun menangis.
Dimas merasa kasiahan dengan sang kekasih, lagipula ia seharusnya tidak mendiamkan Calya, ia juga belum tau apa yang terjadi sebenarnya antara Samuel dan Calya yang ia lihat tadi berpelukan di bawah 1 payung bersama.
Dimas kembali menghentikan mobilnya ke pinggir jalan, hujan pun sudah mulai mereda dengan tangan kekarnya ia membawa sang gadis kedalam dekapannya "Jangan nangis" dua kata yang keluar dari mulut Dimas reflek membuat Calya berhenti menangis.
"Kamu salah paham, aku bisa jelasin kejadian yang tadi" Kata Calya mendongakkan kepalanya sedangkan tubuhnya masih dalam dekapan Dimas.
"Iya nanti aja, sekarang kita ganti baju kamu yang basah dulu, nanti masuk angin" Jawab Dimas melepaskan pelukannya dan mengusap pelan rambut Calya yang sudah setengah kering.
Dimas melajukan mobilnya menuju markas The-D bukan ke rumahnya ataupun rumah Calya. Karena markas The-D lebih dekat di banding ia harus pulang ke rumah, Dimas tak ingin membiarkan Calya memakai baju basah telalu lama, nanti gadisnya bisa masuk angin.
"Kok ke sini?" Tanya Calya saat mereka berdua sudah sampai di depan markas The-D.
"Kalo pulang kejauhan, nanti kamu masuk angin" Jawab Dimas membuka sabuk pengamannya.Calya hanya mengangguk saja.
Hujan sudah berhenti sehingga mereka tidak perlu menggunakan payung untuk keluar dari mobil.
Di markas hanya ada 5 anak The-D, yang 3 sedang tertidur dan 2 sedang ngopi-ngopi sambil bermain game online.
2 orang yang sedang bermain game alias Yuda dan Janu mengarahkan pandangannya saat Dimas dan Calya masuk.
"Assalamualaikum" Salam Calya, Dimas juga mengucap salam tapi dalam hati.
"Waalaikumsalam" Jawab Yuda.
"Shalom" Jawab Janu.
Calya melambaikan tangan ke mereka berdua sedangkan Dimas ia masih dengan posisi stay cool andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME LOOP (ON GOING)
Roman pour Adolescents----------(On going)----------- Rasa trauma Dimas kepada seorang perempuan sering di artikan ia menjadi seperti sosok laki-laki yang anti jatuh cinta namun sejak kedatangan gadis aktif bernama Calya traumanya perlahan menghilang meski awalnya kehadi...