38|Cerita Di Puncak 02

45 8 0
                                    

Sebagai permintaan maaf yaarii karena sempet Hiatus yaarii update 2 part deh.

Oh iya yaarii juga mau minta maaf kalo part² awal tulisannya acak-acakan nanti akan yaarii revisi setelah tamat.

Tandai kalau ada kesalahan. Jangan lupa vote dan komen ya.
_______________________________
|Selamat membaca|





"Lagi berduaan sama si Yuqi"

"HAH?" Kaget Janu dan Radit berbarengan pasalnya mereka tau betul Dimas bagaimana. Temannya yang satu itu jarang bisa berduaan dengan wanita lain selain Calya

"Lagi berduaan sama si Yuqi" Ulang Yuda mengusap kupingnya yang berdengung karena ulah kedua temannya untung kopi yang di pegangnya tidak tumpah.

"Gw denger cuma kaget aja kok bisa mereka berduaan? Emang mereka mau ngapain?" Tanya Janu yang masih belum percaya

"Ga tau. lo tanya aja sama orangnya" Jawab Yuda santai namun matanya tidak bisa berbohong kalau ia kesal atas perbuatan Dimas. Yuda paling benci melihat wanita tersakiti karena ia tau rasanya di duain itu ga enak apalagi sama orang tersayang. Nah kan Yuda jadi Curhat.

"Apa itu alasan Calya jadi diem kaya tadi? Calya liat mereka berduaan?" Ucap Radit dalam hati. Ia jadi ikut memikirkan perasaan Calya

Tak lama Dimas datang dengan tampang datar seperti biasanya, laki-laki itu merebahkan diri di karpet depan tenda yang sudah di gelar oleh Janu tadi

Yuda menatap Janu mengisyaratkan untuk bertanya pada Dimas mengapa ia berduaan dengan Yuqi namun Janu dengan cepat geleng-geleng kepala, Dimas ini menyeramkan ia tak mau salah bicara

Radit yang melihat dua temannya saling tatap akhirnya berdehem "Dim tadi cewek lo sama kelompoknya minta bantuan gw buat bikin tenda, Lo emangnya abis dari mana?" Tanya Radit

Dimas diam beberapa detik kemudian ia bangkit dari rebahannya dan pergi meninggalkan teman-temannya.

"Mampus gw ga ikut-ikut ya" kata Yuda menatap ngeri kepergian Dimas

"Walaupun dia temen kita kalau dia udah nyakitin cewek kita ga bisa tinggal diam" kata Janu membuat kedua temannya menatapnya bangga.

Dimas menghampiri Calya yang sedang memungut daun-daun kering di sekitar tendanya

"Sayang" panggil Dimas namun Calya hanya menatapnya tanpa sepatah katapun

"Kamu tadi minta bantuan Radit? Kenapa ga sama aku aja?" Tanya Dimas hendak mengusap rambut Calya namun di tahan oleh sang pemilik rambut

"Jangan pegang rambut nanti rontok" jawab Calya membuat Dimas mengernyitkan alisnya bingung. Ada apa dengan gadisnya? perasaan tadi sebelum ke tenda masing-masing Dimas mengacak pelan rambut Calya dan tidak di cegah dengan alasan seperti ini

"Kamu kenapa?"

Calya menujuk dirinya sendiri "Aku kenapa? Kamu yang kenapa Dim"

Dimas bingung perasaan dirinya engga ngapa-ngapain kenapa Calya seakan marah kepadanya.

"Kamu pasti capek. Istirahat ya, panggil aku kalau ada apa-apa" kata Dimas kemudian pergi meninggalkan Calya.

"Ni orang ga peka apa pura-pura ga tau?" Kesal Calya melempar daun kering yang tadi di pungutnya ke sembarang tempat

Mutiara, Siska dan Tiwi yang melihat kejadian itu dari dalam tenda hanya bisa saling pandang

Calya masuk kedalam tenda dengan perasaan campur aduk antara kesal, cemburu dan curiga.

"Cal. Daritadi lo keliatan murung emangnya kenapa? Coba cerita sama kita-kita" kata Mutiara

"Iya Cal jangan sungkan kita kan sekarang sudah menjadi teman" jawab Siska sedangkan Tiwi hanya manggut-manggut saja karena bingung ingin ngomong apa. Apa yang ada di fikiran Tiwi sudah terwakilkan oleh kedua temannya.

Calya menarik nafas kasar sebelum mulai bercerita apa yang tadi ia lihat "Tadi gw liat Dimas sama Yuqi berduaan. Kayaknya Dimas lagi bantu Yuqi dan yang bikin gw bingung kenapa Dimas harus mengacak rambut Yuqi sambil senyum-senyum" Ujar Calya membuat ketiga temannya kaget. Tiwi sampai tersedak keripik kentang

"Minum anjir" kaget Calya menyodorkan air mineral miliknya yang langsung di tegak kandas oleh Tiwi

"Makan mulu si lo" timpal Siska menepuk-nepuk punggung Tiwi pelan

"Ah. Sorry-sorry gw kaget, lanjut Cal" ucap Tiwi menutup kembali botol air mineralnya

"Cuma itu aja" jawab Calya kembali ke topik awal

"Lo salah liat kali" kata Mutiara yang masih belum percaya kalau Dimas melakukan itu kepada Yuqi

"Engga mungkin orang gw lihat langsung muka mereka bukan kepala mereka doang mana mungkin salah liat" jawab Calya kembali mengingat kejadian tadi

"Wah si Yuqi diam-diam menghanyutkan bangsat"

Plak

Bibir Mutiara langsung di tabok secara berbarengan oleh Calya, Siska dan Tiwi

"Anjim. sakit banget ya Allah ga boong gue" kata Mutiara memegangi bibirnya. Saking sakitnya ia sampai lupa kalau dirinya beragama Kristen.

"Lagian kasar banget ih" kata Siska tanpa rasa bersalah telah menabok Mutiara

"Iya lo ga boleh gitu. Walaupun mungkin Yuqi dan Dimas ada sesuatu di belakang gw dia tetap teman kita" ucap Calya tulus meskipun hatinya seperti tersayat cutter yang baru ganti mata pisau. Perihhh.

"MANA BISA GITU LAH" Kata Mutiara, Siska dan Tiwi berbarengan

"Kalau dia berani rebut Dimas dari lo mana bisa di anggep temen lagi, gw si ogah suer" kata Mutiara yang sudah emosi sampai ke ubun-ubun

"Gada istilah teman untuk penghianat" timpal Siska menyetujui pernyataan Mutiara

"Iya Cal. Baik boleh tapi tau orang lah masa penghianat masih mau lo jadiin teman" ikut Tiwi yang masih memakan keripik kentang tanpa kapok walaupun tadi sempat tersedak.

"Gw cuma ga mau egois ribut sama temen cuma gara-gara cowok. Kalau emang Yuqi suka Dimas dan Dimas suka Yuqi gw bisa apa?"

"Anjim lah ga boleh pokoknya gw ga mau liat temen gw tersakiti"

"Haha kalian ini lucu deh makasih ya udah sayang sama gw" ucap Calya memeluk Mutiara kemudian Siska dan Tiwi ikut berpelukan juga.

"Kita lihat seberapa lucu teman-teman lo setelah gw ajak kerja sama nanti" Ucap Yuqi pelan yang sudah berdiri di samping tenda Calya sedari awal mereka memulai percakapan kemudian setelah itu ia kembali berjalan ke tendanya.

_______________________________

Jangan lupa vote ya readers yang imut-imut seimut marmut makan semut di kemut.

Maaf jika ada kesalahan. sampai bertemu di part selanjutnya;

TIME LOOP (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang