Wanita bernama Calya kini sedang mondar-mandir bak setrika, ia sedang menghawatirkan seseorang karena tak kunjung mengangkat telponnya.
"CK, Dimas kemana si?" Katanya mulai emosi karena panggilannya tak kunjung di angkat oleh sang kekasih.
Calya menggigiti kukunya masih dengan keadaan mondar-mandir, ia terlonjak kaget saat adik laki-lakinya masuk kedalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
"Sialan Lo" Kesal Calya, ia memegangi dadanya yang berdegup " Kalo mau masuk tuh ketuk pintu dulu!" Lanjutnya menjewer kuping Bara hingga sang empu merintih kesakitan.
Bara memegang lengan sang kakak agar menjauh dari kupingnya yang sudah mampir memerah "Awww iya maap, lepasin anjir!" Bara memegang kupingnya dan mundur 1 langkah dari sang kakak, takut-takut kupingnya kembali di tarik.
"Mau apa lo?" Nada Calya menjadi ketus serta tatapan tajam menusuk untuk sang adik yang malah cengengesan di tatap seperti itu.
"Minjem laptop dong, mau ngerjain tugas nich" Pinta Bara dengan kedua tangan yang menyatu di depan dada seolah memohon, tak lupa mata yang di imut-imutkan agar sang kakak luluh dan mau meminjamkan laptopnya.
"Najis banget muka lo" Ketus Calya menatap jijik sang adik "Noh di meja, jangan lama-lama!"
Bara langsung mengambil laptop di meja Calya kemudian ia bergegas keluar karena tak ingin mendapatkan kata-kata mutiara yang kembali keluar dari mulut sang kakak.
"CK, lu ngapain?, Angkat!, Jangan bikin gue khawatir deh" Kata Calya memarahi handphone yang menampilkan nomor Dimas.
Karena kelelahan Calya melempar asal hp'nya, untung jatuhnya tepat mengenai kasur kalau tidak gadis itu pasti akan kembali meruntuki dirinya sendiri jika hp'nya pecah.
Saat hendak keluar rumah ada telpon masuk membuat Calya segera berlari karena mengira Dimas yang menelpon.
Namun dugaannya salah membuat gadis itu mengembuskan nafas kasar karena kecewa "Hallo Mut, kenapa?" Mutiara yang menelponnya.
"Hmm anu Cal, pacar Lo" Jawab Mutiara di seberang sana ragu-ragu.
"Kenapa pacar gue?" Nadanya reflek meninggi karena penasaran serta khawatir.
"Pacar lo ikut balap liar"
"APA?"
"PACAR LO IKUT BALAP LIAR"
"Santai dong, gw denger kok, tadi itu kaget bukan nanya ulang" Calya menjauhkan telinganya dari hp karena sakit mendengar suara Mutiara yang melengking.
Mutiara nampak terkekeh di sebrang sana "Lo tau dari mana dia ikut balap liar?" Tanya Calya membuat Mutiara menghentikan kekehannya.
"Tadi si Janu bikin status wa foto si Dimas sama Samuel di garis start balapan"
"Lokasi?" Kini Calya benar-benar serius dan tak ada lagi nada candaan yang biasa ia lontarkan.
"Nanti gw sharelok, sebelum telpon lo gw udah minta lokasi si Dimas balapan ke si Ja...."
"Udah cepet kirim sekarang!, Ceritanya nanti aja" Calya mematikan panggilan secara sepihak, ia yakin pasti Mutiara sudah menyumpah-serapahi dirinya di sebrang sana.
Saat ada notifikasi berupa alamat yang dikirim Mutiara, Calya segera mengambil jaket rajutnya dan mengikat rambutnya hanya dengan ikatan kunci kuda, ia juga masih memakai baju tidur yang di lapisi jaket rajut berwarna merah tua.
"Kamu mau kemana malem-malem gini?" Tanya Agus yang sedang meminum kopi di ruang TV.
"Ada urusan penting Pah" Jawab Calya "Pah mang Ujang udah pulang belum?" Kalo kalian lupa mang Ujang itu supir Calya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME LOOP (ON GOING)
Teen Fiction----------(On going)----------- Rasa trauma Dimas kepada seorang perempuan sering di artikan ia menjadi seperti sosok laki-laki yang anti jatuh cinta namun sejak kedatangan gadis aktif bernama Calya traumanya perlahan menghilang meski awalnya kehadi...