22|Sebuah Alamat

80 14 1
                                    

Hai yaarii back!
_____________________________________
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.
_____________________________________
Kalau kalian suka sama cerita ini ajak juga teman kalian untuk baca yah hehe.
_____________________________________
Selamat membaca!






















Dimas melempar jaket levisnya ke atas kasur disusul oleh tubuhnya yang ia baringkan menghadap langsung ke langit-langit kamar.

Dimas teringat kejadian saat ia berdua dengan Calya lalu ia berdecak prustasi Karena telah mengucapkan kalimat yang menjijikkan ketika ia fikir-fikir ulang.

"Lo milik gue sekarang" Gumamnya "jangan tinggalin gue" Lanjutnya mengingat kata-kata yang ia ucapkan tadi.

"Bego banget gue" Ucapnya memejamkan mata berharap ia akan tidur dan melupakan kejadian tersebut.

Namun sekeras apapun usahanya terpejam ia tetap tidak bisa tidur.

Dimas memutuskan untuk mandi agar tubuhnya kembali segar dan berharap akan bisa tidur setelah membersihkan tubuhnya.

Selesai mandi ia mengeringkan rambutnya yang basah lalu mengambil ponsel dan memainkannya.

Dimas membuka whatsapp terlihat banyak pesan masuk dari grub The-D dan yang paling teratas dari room chat miliknya ialah sebuah pesan dari Calya.

Cewek Gila

Dimas udah tidur belum?

Makasih yah udah anter gw pulang.

Gw mikirin Lo terus nih,Lo mikirin gw gak?.

Gak😗

Dimas panik karena ia salah mengirimkan emoticon,ia berusaha menghapus pesannya namun ia malah menghapus hanya untuk dirinya.

Cewek Gila Is Typing....

Cewek Gila

Aihh gak mikirin kok emotnya gitu.

Gw ngantuk selamat malam Calon pacar jangan lupa mimpiin gue🤍.






Dimas membanting HP-nya ke kasur ia sedang meruntuki dirinya yang salah mengirimkan emoticon kepada Calya.

"Tangan gue gak bisa di ajak kerja sama" Ujar Dimas yang kesal dengan teyponya.

Langkah kakinya terdengar nyaring saat Dimas menuruni satu per satu anak tangga.rungan rumah sudah gelap sepertinya Elsa telah pulang dari kantor dan sudah beristirahat.

Dimas membuka pintu ruangan yang sudah lama tidak ia kunjungi,setelah berhasil membuka pintu ia berjalan meraba tembok untuk mencari saklar lampu.

Rungan yang tadinya gelap berubah menjadi terang ketika Dimas telah berhasil menemukan saklar lampu terlihat jelas banyak barang-barang mendiang sang ayah yang masih tersusun rapi di tempatnya masing-masing.

Dimas duduk di bangku kerja sang ayah.ia nampak melihat bingkai kecil yang berisi foto dirinya,sang ayah serta Elsa yang sedang menggendong Raisa.

Dimas tersenyum seraya mengusap debu-debu yang menutupi bingkai tersebut menggunakan jarinya.

Dimas menaruh kembali bingkai foto tersebut dan memfokuskan pandangannya pada amplop coklat yang terletak tepat di balik bingkai foto yang tadi ia pegang.

TIME LOOP (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang