Akhir bulan November adalah waktu dimana salju pertama turun. Suhunya yang hampir mencapai 2 derajat menjadikan pagi itu di penuhi hawa dingin. Uap-uap tampak keluar setiap kali seseorang berbicara.
Atap-atap sekolah dan halaman mulai dipenuhi warna putih dari salju. Dan hutan hijau lebat yang mengelilingi sekolah juga tampak seperti wonderland saat musim dingin.
Norwegia memanglah lokasi yang indah jika mencapai masa-masa dimana salju turun dan menutupi permukaannya dengan warna putih yang cantik.
Khusus untuk musim dingin, para murid diizinkan untuk memakai pakaian musim dingin yang hangat untuk mengikuti pelajaran yang akan berlangsung selama 8 jam saja. Hari-hari seperti ini akan berlangsung selama bulan November sampai dengan bulan Maret tahun depan.
Luna melingkarkan syal yang di kenakannya sembari melintasi halaman menuju gedung sekolah. Pelajaran pertama akan dimulai pada pukul 07.30 dan sekarang masih pukul 07.15. Masih ada lima belas menit lagi sebelum koridor kosong dan anak-anak masuk ke dalam ruang kelas atau pergi ke hutan belakang sekolah untuk memulai pelajaran.
Luna mendudukkan diri di salah satu bangku yang ada di lobi sekolah. Ada Janessa, Haden-yang sedang membaca komik dan juga seorang pemuda lain di sana yang sedang membuka-buka buku pelajaran Rune Kuno. Kebetulan mereka mengambil kelas dihari yang sama yang juga merupakan kelas pertama mereka pagi ini.
"Hei," sapa Luna yang sukses mengambil perhatian ketiga remaja tersebut.
"Oh, Luna kau datang juga," kata Janessa sambil menutup buku ramuannya dan menoleh pada Luna.
"Profesor Grint tadi mencarimu."
Luna mengangkat alisnya dan bertanya "untuk apa?"
Janessa mengedikan bahunya "Profesor hanya bilang kau harus menemuinya setelah kelas Rune Kuno berakhir."
Luna mengangguk mengerti. Tapi kebingungan jelas terlihat dari raut wajahnya."Ngomong-ngomong Luna, ini Peter Olsen," kata Janessa, memperkenalkan pemuda yang tengah membaca buku pelajaran.
Peter yang tengah fokus, menoleh saat mendengar namanya disebut. Tanpa menutup bukunya, Peter beralih pada Luna, tersenyum dan menjulurkan tangannya.
"Hai, aku sudah dengar tentangmu. Aku Peter, dari asrama Ignisflare" kata Peter.
Luna mengangguk, menyambut uluran tangan Peter dengan ramah."Oh, sudah waktunya." Janessa berseru, segera berdiri dari duduknya. "Ayo, Luna kelas akan di mulai semenit lagi," kata Janessa. Luna segera berdiri dan berjalan bersama Janessa menuju kelas Rune Kuno yang berada di ruang bawah tanah. Sementara Haden dan Peter berjalan di belakang mereka.
Musim dingin membuat ruang bawah tanah semakin dingin. Sepanjang lorong menuju kelas rune kuno, baik Luna maupun Janessa sama-sama merapatkan mantel mereka dan memperbaiki letak syal. Untung saja ketika masuk ke dalam ruang kelas, hawa dinginnya sudah tak terlalu terasa, itu karena perapian yang ada di dalam kelas telah dinyalakan.
Pandangan Luna tak sengaja jatuh pada sosok gadis yang berdiri dibalik meja paling belakang, gadis dengan rambut hitam setengah ungu. Seorang pemuda berdiri tepat di sampingnya, menatap Luna dengan sorot mata membingungkan, membuat Luna mengernyitkan alisnya aneh.
"Apa sih yang kau lamunkan dari tadi." perkataan Janessa mengalihkan fokus Luna. Dia nyengir dan mereka segera mengambil meja tepat di depan meja Violet Sheel dan pemuda itu-karna memang hanya meja itulah yang masih kosong.
Tak lama, Profesor Icarus Hawthrone, guru Rune Kuno masuk ke dalam ruangan. Pria berambut hitam dengan kumis tipis itu berdiri tepat di depan meja guru dan menatapi para murid, memulai kelas pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Frost Souls ✓
Fantasía[The Elemental Trilogy | Book 1] Pada dasarnya, orang-orang dengan zodiak aktif hanya mampu mengendalikan satu dari empat elemen klasik. Api, tanah, udara dan air. Namun ada dari mereka yang memiliki dua elemen sekaligus. Mereka menyebutnya elemen...