Luna duduk merenung, memikirkan cerita Asteria Evergreen yang dia dengarkan tadi siang. Malam ini Luna tidak pulang ke rumah, ia memutuskan menginap di rumah Janessa yang kebetulan juga hanya tinggal sendirian sebab sang paman yang menjaganya sedang memiliki urusan di luar.
"Berhenti melamun dan makan, Luna. Aku tahu, sangat berat untuk menerima sesuatu yang semacam itu, aku sendiri juga tidak menduganya" Janessa menghela nafas berat. Ia sudah mendengar ceritanya dari Luna sejak gadis itu tiba di rumahnya.
"Aku tidak tau ada kisah semacam itu, dan juga soal Morana ini..." ekspresi wajah Luna mengeruh. Tampaknya terlalu keras memikirkannya.
"Morana adalah bagian paling buruk dari sebuah cerita yang sering kami dengar. Sebagian besar orang menganggapnya hanya legenda urban, termasuk aku."
"Tapi wanita itu benar-benar ada dan pernah hidup," kata Luna.
Janessa mengangguk "aku pikir selalu ada kisah dibaliknya, bahkan siapa yang mengira bahwa Morana lah orang yang menemukan sihir penyerapan elemen."
"Bagaimana jika Lysandra Blackton berhasil membebaskannya?"
Kekhawatiran Luna mempengaruhi Janessa cukup dalam. Tapi Janessa berusaha untuk tetap positif "tidak akan, selama kau tetap aman. Kami akan menjagamu."
Luna mengembuskan nafas berat "yah, aku juga akan berusaha."
Esoknya, Luna pulang ke rumah. Namun, apa yang dia temukan bukan sesuatu yang bagus. Ada banyak orang berjalan di sekitar jalan menuju rumahnya. Luna memandang beberapa wanita yang berjalan dari arah berlawanan dengan alis berkerut penasaran.
"Ya, katanya kejadiannya tadi malam."
"Tidak ada orang yang sadar, pagi ini tetangga menemukan rumah itu sudah jadi seperti itu."
"Bagaimana dengan orang yang tinggal di sana?"
"Entahlah, mereka tidak menemukan mayat siapa pun."
"Rumah itu milik keluarga Navier, bukan?"
Langkah Luna terhenti ketika mendengar percakapan mereka lebih jelas. Saat ia berpapasan dengan para wanita itu, Luna mencegat mereka dan bertanya tentang maksud dari percakapan mereka.
"Permisi, emm Nonna?"
Para wanita itu berhenti dan meladeni Luna. Mereka menampilkan ekspresi bertanya, menanti Luna mengakatan maksud dari tindakannya mencegat jalan mereka.
"Untuk apa yang kalian bicarakan. Ada apa dengan rumah Navier?" Luna menatap mereka dengan wajah berkerut penasaran.
Para wanita itu saling membagi tatapan, sebelum salah satu dari mereka menjawab "rumah navier terbakar ta--" wanita itu menghentikan perkataannya, kebingungan saat melihat sang penanya justru berlari meninggalkannya.
"Tunggu, dia anak gadis yang tinggal di rumah itu bukan?" Kata salah satu dari mereka.
Para wanita itu terkejut, melihat punggung Luna Fletcher yang menjauh pergi dengan tatapan kasihan.
Jantung Luna berdekat tidak karuan. Dia merasa amat takut dan juga cemas. Dari pada memikirkan tentang rumah, Luna, khawatir pada Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Frost Souls ✓
Fantasía[The Elemental Trilogy | Book 1] Pada dasarnya, orang-orang dengan zodiak aktif hanya mampu mengendalikan satu dari empat elemen klasik. Api, tanah, udara dan air. Namun ada dari mereka yang memiliki dua elemen sekaligus. Mereka menyebutnya elemen...