BAB 12 | Magic Class

856 138 3
                                    

"Welcome to all classes!"

Seorang pria berumur sekitar 40 tahun berdiri di depan kelas. Beliau memperkenalkan dirinya sebagai profesor Darius Walter. Guru yang mengajar kelas ilmu sihir.

"Untuk hari ini. Transfigurasi adalah salah Satu sihir yang terbilang hebat dan memiliki tingkatan kehebatan pula. Kalian akan di ajarkan untuk mengubah benda secara bertahap- pada awal ini kita akan mengubah benda-benda berukuran kecil dulu."

Profesor Walter mengambil pena milik anak yang duduk paling depan.
"Perhatikan." pria itu mengangkat pena, memperlihatkan benda tersebut pada anak-anak yang lain. Membuat para murid kini memfokuskan pandangan mereka pada benda kecil itu.

Tiba-tiba cahaya berwarna biru melingkupi pena tersebut dan seketika pena itu berubah bentuk menjadi pedang yang berkilat tajam. Para murid yang melihat itu takjub, tak terkecuali Luna yang terdiam dengan pandangan tak percaya.

Profesor Walter tersenyum melihat reaksi murid-murid terhadap apa yang ia lakukan. "Untuk bisa mengtransfigurasikan pena menjadi bentuk pedang seperti ini, kalian membutuhkan energi elemen yang cukup besar karena itu kelas ini memiliki ikatan erat dengan kelas pengendalian elemen. Semakin besar energi elemen yang kalian miliki, semakin mudah bagi kalian merubah suatu barang menjadi benda yang kalian inginkan." Penjelasan profesor Walter mendapat anggukan mengerti dari para murid.

"Tahapan pertama, kalian hanya bisa merubah pena menjadi sebatas pisau. Untuk selanjutnya kita akan melakukannya secara bertahap."
Profesor Walter kemudian menyuruh para murid mengangkat pena milik mereka dan mulai mencoba menyalurkan energi mereka untuk transfigurasi.

Luna memandang pena yang sama sekali belum dia sentuh dan masih tergeletak di atas meja. Dia ragu. Janessa yang duduk di sampingnya menoleh. Heran melihat Luna yang sama sekali belum melalukan apa-apa.

"Ada apa?" Janessa bertanya, keningnya mengernyit menatap Luna bingung. Tapi kemudian teringat kejadian di kelas pengendalian elemen kemarin. Janessa memegang bahu Luna membuat gadis itu menoleh ke arahnya "Fokuskan pikiranmu dan kemudian lakukan, ini akan baik-baik saja." Janessa tersenyum meyakinkan sekaligus menyemangati membuat Luna akhirnya tersenyum dan mengangguk.

Dunia baru ini, Luna sama sekali tak pernah berpikir akan menjadi bagian di dalamnya. Segala hal aneh dan tak masuk akal membuatnya sulit untuk beradaptasi, tapi entah mengapa Luna merasa dirinya memiliki ikatan kuat dengannya. Rasanya nyaman, seperti di sinilah seharusnya dia berada.

Luna memperhatikan murid-murid di sekitarnya. Ada yang masih belum berhasil merubah pena miliknya, ada yang hanya mengeluarkan sedikit energi, dan bahkan ada yang hanya bisa merubahnya menjadi pisau mainan. Janessa sendiri sudah berhasil mengtrasfigurasi penanya menjadi belati yang tampak keren.

Luna meyakinkan dirinya. Memfokuskan energinya dan berusaha menyalurkannya lewat tangan kanan yang memegang pena. Cahaya biru keperakan perlahan menguar dari tangannya, terlalu terang sehingga mengundang perhatian dari semua orang dalam ruangan, termasuk profesor Walter yang sedang duduk di meja guru di depan kelas.

Cahaya itu perlahan redup bersamaan dengan bunyi dentingan ketika sebuah pedang jatuh ke lantai.

Profesor Walter memasang raut terkejut dan segera menghampiri Luna yang masih mengaga sambil menatapi pedang yang jatuh tepat di depan mejanya. Semua orang dalam ruangan menatap ke arahnya dan pedang yang berkilat tajam itu dengan takjub.

The Frost Souls ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang