Siang itu, Luna tengah duduk sendirian dalam cafe. Menikmati kue dan segelas taro dingin sambil membaca novel.
Suara lonceng di atas pintu cafe berbunyi menandakan datangnya seorang pelanggan. Awalnya Luna tidak terlalu memperhatikan seorang pria yang baru saja masuk, tapi ketika merasakan seseorang duduk di kursi tepat di depannya, Luna akhirnya mengalihkan perhatian, mendongkak melihat Alfred Dalbert lah yang duduk di sama.
Luna yang kaget akan kedatangan mendadak itu segera menutup novelnya dan menyapa kepala sekolahnya itu dengan sopan.
"Boleh saya duduk di sini?" Tanya pria itu ramah seperti biasanya.
"Tentu saja, Profesor."
Pria itu tersenyum. Luna tiba-tiba saja merasa canggung, apalagi tidak ada obrolan lagi setelah itu. Sampai tiba-tiba saja, Profesor Alfred membuka percakapan lebih dulu. "Aku mendengar berita tentang Miss Scott," ujar Profesor Alfred. Seketoka ekspresi Luna berubah murung, masih belum melupakan kejadian kemarin.
"Sungguh di sayangkan bahwa mereka berhasil memasukkan penyusup ke dalam sekolah dengan menggunakan Nakomata. Dan membuat Nonna Scott tidak bisa merasakan kehidupan sekolahnya."
Luna masih diam, mendengarkan setiap ucapan dari kepala sekolahnya. Luna berduka meski ia tahu bahwa Joy yang asli tidak pernah mengenal siapa Luna.
"Nonna Fletcher, aku mendengar bahwa kau mengunjungi rumah keluarga Evergreen beberapa hari lalu dan tidak sengaja melihat pengikut Blackton di sana."
Profesor Alfred tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Luna mendongak, kini melihat pria itu. Ia lantas mengangguk membenarkan."Apa kau menemukan yang sedang kau cari?" Tanya Profesor Alfred.
Luna mengangguk "saya menemukan beberapa buku yang bisa membantu saya lebih memahami elemen saya, Profesor," jawab Luna.
"Oh itu bagus. Asteria Evergreen memang suka sekali mengoleksi buku-buku bagus di rumahnya. Jika tidak keberatan, apa kau mau melihat beberapa buku di rumahku. Ada seseorang juga yang ingin bertemu denganmu."
Luna mengerutkan alisnya, melihat kepala sekolah bangkit berdiri dan berlalu keluar dari cafe lebih dulu. Hingga selang beberapa menit, Luna akhirnya menyusul.
Dalam pikirannya bertanya-tanya, siapa kira-kira yang ingin bertemu dengannya?Namum begitua mereka tiba, Luna terpaku dengan ekspresi terkejut saat melihat siapa yang menunggunya. Awalnya idak ada seorang pun di sana, membuatnya mengira-ngira siapa sebenarnya yang ingin menemui Luna. Tapi begitu ia tiba di ruang kerja Alfred Dalbert, Luna melihatnya di sana, tersenyum menyambut kedatangannya. Dalam sebuah pigura dalam bentuk potret, Seorang wanita cantik tersenyum menyapanya. Asteria Evergreen dalam wujud sebuah lukisan.
Mata Luna sontak membelakak, karena lukisan itu bergerak dan juga bicara. Reaksinya mengundang tawa Profesor Alfred dan Asteria Evergreen dalam lukisan.
"Kau seharusnya memberi tahu nya tentang keadaanku lebih dulu Alfred. Lihatlah, dia terkejut dan nyaris pingsan karena syhok." Asteria Evergreen terkekeh. Merasa ekspresi Luna lucu. Luna meringis malu.
"Hai Luna, kau mengenalku?" Wanita itu tersenyum ramah, sorot matanya tampak tulus menatap Luna.
Luna balas tersenyum dan mengangguk. Luna sempat melihat Asteria Evergreen melalui foto yang tak sengaja ia temukan di rumah keluarga Evergreen. "Yes ma'am, dan saya minta maaf karena sudah lancang menerobos masuk ke kediaman Evergreen."
"Tidak apa-apa. Rumah itu tidak punya penghuni lagi dan siapa pun bebas memasukinya, hanya saja sangat di sayangkan bahwa pihak musuh juga memanfaatkan keadaan itu untuk mencari informasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Frost Souls ✓
Fantasy[The Elemental Trilogy | Book 1] Pada dasarnya, orang-orang dengan zodiak aktif hanya mampu mengendalikan satu dari empat elemen klasik. Api, tanah, udara dan air. Namun ada dari mereka yang memiliki dua elemen sekaligus. Mereka menyebutnya elemen...