Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
_Q.S Al-Baqarah ayat 185_
🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶
**✿❀ J B R ❀✿**
Suara merdu anak-anak terdengar dari dalam masjid. Beberapa anak sedang membaca Al-Qur'an, dan beberapa anak yang lain sedang membaca Iqra'.
Aulia dengan telaten dan sabar mengajari anak-anak mempelajari Al-Qur'an. Ya, Aulia adalah seorang guru mengaji di masjid desanya. Ia menjadi guru mengaji sejak berusia delapan belas tahun, menggantikan Aida yang telah berada di Pulau Sumatra, hidup dengan keluarga kecilnya.
"Anak-anak, ada yang tau sebentar lagi kita akan memasuki bulan apa?" tanya Aulia setelah selesai mengajarkan ilmu tajwid.
"Sekarang awal bulan April, Kak. Jadi, kita masuk bulan Mei masih lama," jawab salah seorang anak laki-laki yang kira-kira berumur tujuh tahun.
"Doni, kamu salah. Bukan itu maksud Kak Aulia," cibir gadis kecil bernama Nafika.
"Nafika tau?" tanya Aulia menatap gadis kecil berumur lima tahun.
"Enggak, Kak," jawab Nafika menggeleng-gelengkan lucu kepalanya, sehingga membuat telinga kelinci yang sengaja dipasang di jilbabnya bergerak-gerak.
"Nafika nggak tau kenapa nyalahin Doni?"
"Karena Doni itu sok tau. Tadi aja huruf 'tsa' dibaca 'ta'. Udah dibilangin ini itu huruf 'tsa' bukan 'ta' tapi Doni ngeyel!" seru Nafika sambil menunjuk salah satu huruf hijaiyah berbentuk seperti mangkok dengan dua titik di atasnya.
Aulia tersenyum menatap Nafika yang terus mengucapkan 'tsa' sambil menunjuk-nunjuk huruf 'ta' dan menatap melotot kepada Doni.
"Nafika, itu huruf 'ta', Doni bener," ujar Aulia membuat Nafika menatap ke arah Aulia.
"Kak Aul, ini itu huruf 'tsa' bukan 'ta'!"
Ini yang ngeyel Nafika apa Doni, sih? tanya Aulia dalam hati menatap miris Nafika.
"Nafika, kan baru aja ngaji. Tadi sama Kak Aul juga masih huruf alif," jelas Aulia menatap lembut Nafika.
Nafika adalah anak dari tetangganya yang baru hari ini mengaji. Namun, karena gadis itu memiliki jiwa sosial yang tinggi, Nafika langsung akrab berbaur dengan anak-anak lainnya. Bahkan, ia tak sungkan mempertahankan pendapatnya sekali pun pendapatnya salah.
"Nanti Nafika tanya Ibu," ucap Nafika menatap sengit ke arah Aulia membuat sang empu menghela napas berat.
Tabahkanlah hamba dalam menghadapi Nafika kedepannya, Ya Allah, batin Aulia.
"Ada yang tau sebentar lagi kita memasuki bulan apa?" tanya Aulia memandang anak-anak yang sedang berpikir keras mencari jawaban.
"Bulan sabit, Kak," jawab Nafika membuat Aulia menghela berat napasnya.
"Kalau ada bulan sabit, ada bulan clurit, nggak?" tanya Doni tertawa menatap Nafika.
"Kalian salah. Yang bener itu, kita akan memasuki bulan Ramadan," ralat Risma, murid yang paling besar, kira-kira berumur sepuluh tahun.
"Iya, Kak Risma bener. Nah, di bulan Ramadan, biasanya kita ngapain?" tanya Aulia yang mulai bersemangat.
"Puasa," jawab serentak murid-muridnya kecuali Nafika.
"Puasa itu apa, Kak?"
"Puasa itu, nggak boleh makan, nggak boleh minum, nggak boleh nakal, nggak boleh berucap kotor, dari pagi sampai magrib," jawab Aulia.
"Kalau enggak makan dan minum, berarti lapar, dong."
"Itu tujuan puasa. Supaya kita bisa mengerti rasanya lapar dan haus. Jadi, kita bisa tau gimana jadi orang fakir miskin di luar sana."
"Puasa bulan Ramadan itu wajib ya, Kak?" tanya Novi, Kakak Nafika yang berumur delapan tahun.
"Iya, menurut Qur'an Surah Al-Baqarah ayat seratus delapan puluh tiga, 'Yaa ayyuhal ladzii na aamanu kutiba 'alaikumusshiyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min-qoblikum la'allakum tattaquun' yang artinya, 'hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa'. Jadi, siapa yang besok hari Selasa mau puasa?"
"Aku."
"Aku."
"Aku nggak mau," ucap Doni.
"Kenapa?"
"Cuma bikin laper doang," jawabnya.
"Doni salah. Orang puasa itu dapet pahala, loh. Orang puasa juga nanti pas Lebaran bakal bersih dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan ke dunia."
"Beneran?!"
"Iya bener. Seneng nggak?"
"Seneng banget, Kak. Saking senengnya, air mata yang tadinya mau keluar masuk lagi ke mata," jawab Doni sambil tertawa, disusul tertawa dari anak-anak yang lain membuat Aulia menggelengkan kepala.
"Kak, kenapa puasa wajib harus di bulan Ramadan? Kenapa enggak bulan yang lain aja?" tanya Risma.
"Karena, bulan Ramadan itu, bulan yang istimewa," jawab Aulia sambil tersenyum.
"Istimewanya apa?"
"'Syahru romadhoonalladzii unzila fiihil-qur'aanu hudal-linnaasi wa bayyinatim-minal hudaa wal-furqaan', artinya, 'bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)'. Jadi, karena Al-Qur'an diturunkan pada bulan Ramadan, maka Allah mengistimewakan bulan itu sebagai bulannya umat Islam."
Aulia tersenyum senang ketika anak-anak didiknya menyerap ilmu yang disampaikannya dengan cepat. Ia mengakhiri pembelajaran sore ini ditutup dengan bacaan doa. Ia berharap, kelak ilmu yang disampaikannya bisa bermanfaat bagi orang lain.
.
.
.
.
.
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan komen, ya.
Share juga ke teman-teman kamu kalau menurutmu cerita ini bagus.
Salam
Dita Lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Bulan Ramadan (TAMAT)
Teen Fiction🥈Juara 2 Festival Ramadan with Nezha Publisher 'Perawan Tua' adalah gelar yang disematkan oleh penduduk desa setempat untuknya. Usia dua puluh empat tahun sebenarnya masih terbilang muda untuk usia menikah. Namun, bagi penduduk desa usia matang men...