Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
_Q.S Maryam ayat 96_
🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶
**✿❀ J B R ❀✿**
Aulia duduk di ranjang kamarnya sembari mengamati pemandangan malam di desa dari jendela kamarnya. Atensi Aulia menatap penuh bulan purnama yang bersinar terang tanpa menghiraukan pohon nyiur dan daun padi yang melambai-lambai digerakkan oleh irama angin. Suara jangkrik mendominasi suasana sunyinya malam menambah harmoni tersendiri di hati Aulia.
Saat ini, gadis yang telah mengantongi gelar 'istri orang' itu tengah dilanda gelisah. Pasalnya, saat ini ia bingung harus melakukan apa. Matanya tak kuat menahan kantuk, tapi hatinya tergerak untuk ia tetap terjaga dari tidur, menunggu Sang Suami selesai dari ritual mandinya.
Yusuf keluar dari kamar mandi dengan memakai sarung, kaos oblong warna putih, dan handuk yang tersampir di lehernya. Beberapa air terlihat menetes dari ujung rambut Yusuf.
"Sayang, kamu belum tidur?" tanya Yusuf membuat jantung Aulia berdetak kencang. Baru kali ini ia dipanggil 'Sayang' oleh seorang lelaki.
"Em ... Itu," jawab Aulia gugup membuat Yusuf tersenyum. Dengan cepat, laki-laki itu duduk di sebelah Aulia dan menaruh kepalanya di pundak Aulia, jangan lupakan kedua tangan kekarnya yang melingkar di perut Sang Istri.
"Mas, kamu apa-apaan, sih."
Aulia dengan sekuat tenaga melepaskan tangan kekar itu. Namun, nihil. Tak terjadi pergerakan sama sekali, karena tenaga Yusuf lebih besar daripada dirinya. Aulia hanya menghela napas pasrah.
"'Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang', aku mencintaimu karena Dia. Karena Dia juga, kita bisa disatukan dalam ikatan pernikahan," bisik Yusuf di telinga Aulia, lalu mencium pipi Aulia yang bersemu merah.
"Tapi, kan Lia dulu pernah nolak Mas Yusuf," lirih Lia menggigit bibir bawahnya menahan sesuatu yang bergejolak di dalam perutnya.
"Emang kenapa? Kamu nggak mau nikah sama aku?" tanya Yusuf menoleh ke arah wajah Aulia, masih dengan posisi semula.
"Ya bukan gitu maksud Lia. Kenapa Mas Yusuf nggak temuin aku pas lamaran, fitting baju, sama prewedding?" tanya Aulia menatap Yusuf sehingga jarak di antara mereka sangat dekat, nyaris hidung mereka bersentuhan.
"Karena, aku nggak mau ditolak yang kedua kalinya," jawab Yusuf menempelkan kening dan hidung miliknya dengan milik Aulia.
Aulia tersenyum sekilas. Mana mungkin ia menolak lamaran laki-laki sempurna seperti Yusuf? Pernah sekali ia menyesal, dan ia tak mau menyesal untuk yang kedua kalinya.
"Tapi kenapa waktu aku masuk kamar kamu, kamu pukulin aku pakai kemonceng?" tanya Yusuf menyentuh bahu yang sedikit membiru dan menunjukkannya kepada Aulia.
"Maaf. Lia kira, suami Lia itu Pak Abdul renternir yang punya istri tiga itu," jawab Aulia membuat Yusuf tertawa.
"Kok ketawa?"
"Pikiran kamu negatif thingking banget."
"Ya, kan waktu itu, Faisal bilang kalau calon suami Lia itu namanya Abdullah, orangnya juga katanya udah tua. Di desa yang namanya Abdullah cuma Pak Abdul itu."
"Maksud Faisal, calon suami kamu itu lebih tua dari dia," ujar Yusuf menyentil pelan kening Aulia.
"Sakit, Mas! Lagian, Umi juga nggak bilang kalau calon suami Lia itu Mas Yusuf."
"Itu permintaan aku."
Yusuf kembali menyatukan kening dan hidung mereka. Matanya menatap iris mata berwarna coklat gelap itu dengan intens.
"'Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak'."
Aulia menatap mata Yusuf lekat. Tiba-tiba, jantungnya berdegup kencang saat mendengar Yusuf mengucapkan ayat itu. Ayat yang menyatakan bahwa seorang istri harus memenuhi tanggung jawabnya kepada suaminya.
"Kenapa tadi kamu belum tidur?" tanya Yusuf menatap menggoda Aulia, membuat sang empu memalingkan muka menyembunyikan pipinya yang bersemu merah.
"Cie, blushing," goda Yusuf menoel-noel pipi Aulia.
"Tau, ah! Lia ngantuk!"
Aulia mengambil posisi berdiri, hendak tidur di ranjangnya. Namun, sebelum itu, Yusuf lebih dahulu menarik lengan Aulia sehingga gadis itu terduduk di pangkuan suaminya.
"Nggak mau tidur bareng sama Suami?" tanya Yusuf mencium hangat kening Aulia.
Ya, seperti pengantin baru pada umumnya, malam yang hening itu menjadi saksi bisu kisah cinta mereka. Penantian Aulia yang panjang terbayar dengan datangnya Yusuf dengan jalan yang sama sekali tak ia duga. Aulia berharap, semoga masalah apa pun nantinya, Allah akan memudahkan urusannya.
.
.
.
.
.
Hai👋 readers. Baper gak?
Untung aku nulis part ini malem, jadi nggak ngurangin pahala😄.
Untuk readers yang baca siang-siang, dosa tanggung sendiri ya.
Jangan lupa, Vote.
Salam
Dita Lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Bulan Ramadan (TAMAT)
Teen Fiction🥈Juara 2 Festival Ramadan with Nezha Publisher 'Perawan Tua' adalah gelar yang disematkan oleh penduduk desa setempat untuknya. Usia dua puluh empat tahun sebenarnya masih terbilang muda untuk usia menikah. Namun, bagi penduduk desa usia matang men...