32.🍁

1.5K 133 10
                                    

Yoora menempelkan plester dibagian tulang pipi dan tulang hidung Jaehyun.

Keadaan Jaehyun saat ini berantakan, rambutnya sudah tidak tertata rapi dan banyak memar berwarna ungu di wajahnya.

Apalagi pelipis Jaehyun yang mengeluarkan banyak darah akibat pukulan dan hantaman keras dari fas keramik yang diberikan appanya.

Yoora memasukkan alat-alat ke kotak obat kemudian menatap Jaehyun khawatir.

Yoora mengusap lembut tangan Jaehyun yang terkepal kuat, Yoora yakin Jaehyun belum bisa meredakan emosinya.

Jaehyun perlahan membuka matanya lalu menatap Yoora dengan sayu "Maaf telah membawamu kerumah itu dan melihat kekacauan ini."

Yoora semakin kuat menggenggam tangan Jaehyun, Ia tahu bagaimana kacaunya perasaan Jaehyun saat ini.

"Seharusnya kau juga tidak mendengar kata-kata kotorku." Jaehyun menunduk "Kau pasti akan berpikir Aku adalah anak yang tidak baik pada orang tuanya dan berani membentak appanya." Jaehyun semakin menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku tidak akan langsung menyimpulkan seperti itu kau pasti ada alasannya melakukan itu."

Walau Yoora tidak tau awal dari permasalahan Jaehyun dan appanya, Yoora menyimpulkan bahwa hubungan Jaehyun dan appanya memang tidak harmonis sejak dulu.

Jaehyun menatap Yoora dengan matanya yang berkaca-kaca "Aku selalu mencoba menjadi anak yang hebat dimatanya tapi Aku selalu gagal, Aku selalu gagal Yoora."

Suara Jaehyun terdengar bergetar menahan tangisannya.

Baru pertama kali Yoora melihat keadaan Jaehyun yang seperti ini, sangat kacau.

"Maaf selama ini Aku hanya berpura-pura hebat karena tidak peduli sekeras apapun usahaku selalu berakhir mengecewakan, itu membuatku sedih." Jaehyun mengucapkannya pelan tapi terdengar banyak kesedihan disetiap katanya.

"Dia selalu mengaggapku remeh, sedangkan Jaemin yang bukan anaknya selalu dia banggakan, Aku sangat membenci itu."

Bukankah Jaemin saudara Jaehyun tapi kenapa Jaehyun sangat membenci pemuda itu?

Ataukan ada sebuah kesalahpahaman yang membuat Jaehyun membenci Jaemin hingga Jaehyun tidak menganggap Jaemin saudara.

Opini itu yang terlintas dibenak Yoora saat ini.

"Aku benci aku..." Jaehyun tidak melanjutkan kalimatnya air mata yang sedari tadi dia pendam akhirnya jatuh membasahi pipinya.

"Sekeras apapun kau membencinya ingat dia adalah appamu." Yoora mengusap pelan punggung Jaehyun "Jika kau tidak tahan menangislah untuk saat ini."

Mendengar ucapan Yoora, Jaehyun semakin menumpahkan air mata yang selama ini Ia pendam.

Jaehyun tidak suka terlihat lemah seperti ini apalagi ada orang yang melihatnya menangis seperti tapi entahlah saat ini Jaehyun merasa Yoora adalah sandarannya.

Karena tak tega melihat keadaan Jaehyun yang seperti ini Yoora memeluk Jaehyun erat, Yoora juga tidak bisa melakukan apa-apa Ia hanya bisa memeluk Jaehyun dan menjadi teman bersandarnya.

"Kau boleh menangis sepuasnya hari ini. Lalu besok lakukan yang terbaik lagi nee?" Yoora mengusap punggung Jaehyun seperti ibu yang memenangkan anaknya yang sedang menangis.

"Bagiamana Aku bisa terlihat lemah didepanmu?"

"Semua orang punya kelemahan tapi jangan jadikan kelemahan itu untuk mengakhiri semuanya, buktikan kalau kau bisa ke orang yang meremehkanmu."

The Jerk Handsome - Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang