END

1.1K 53 12
                                    

Inilah sebuah akhir dari sebuah cerita yang begitu panjang nan rumit, begitulah jalannya sekuat apapun Yoora menolak kalau sudah tertulis takdirnya seperti ini Ia tidak bisa menolak.

Sekali lagi Yoora harus merelakan seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya.

Hari itu, dihadapannya Yoora melihat secara langsung seseorang yang Ia cintai tumbang dengan tumbuh penuh dengan darah.

Hari itu, lelakinya telah berpulang meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Dan hari itu Yoora dipaksa oleh semesta untuk ikhlas melepaskan seseorang yang sudah Ia jadikan pegangan hidupnya.

Yoora menitihkan air matanya hari ini setelah satu bulan tepat kepergiannya, hari ini Yoora menyempatkan waktunya untuk mengunjungi makamnya.

Diletakkan nya bunga diatas makam, terasa begitu berat apalagi mengingat beribu-ribu kenangan indah bersamanya.

"Aku mengikhlaskanmu pergi.. mari bertemu di kehidupan selanjutnya, aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu. Terimakasih untuk tetap mencintaiku dan menjadikanku wanita nomer satumu dinafas terakhirmu."

***

Yoora melangkah cepat menyusuri koridor setelah mendapat pesan mengejutkan dari Rose.

Yoora membuka pintu didepannya dengan tergesa-gesa disambut dengan Rose didepan pintu.

"Bagaimana?" tanya Yoora yang nampak begitu antusias.

"Masih tetap sama, dokter bilang kalau itu kemajuan untuk Jaehyun cepat sadar."

Sedikit kecewa dengan jawaban Rose karena yang Yoora inginkan adalah saat sampai di rumah sakit Jaehyun sudah sadar dari komanya.

Yoora kemudian mendudukkan dirinya disofa pojok ruangan.

Begitu mendapatkan pesan dari Rose yang katanya Jaehyun sempat menggerakkan tangan dan matanya membuat Yoora gembira.

Dan seetelah dari pemakaman Yoora langsung menuju rumah sakit, tapi setidaknya yoora bersyukur ada kemajuan dari Jaehyun.

"Kau sudah makan?" tanya Rose seraya ikut duduk disamping Yoora.

"Belum, apa kau sudah makan?"

"YA! Jangan menanyakan ku, kau harus makan agar keponakan ku sehat."

Yoora tertawa pelan "Baiklah, aku akan makan setelah ini."

"Mau ku belikan?"

Yoora menggelang pelan "Aku akan beli sendiri nanti."

Rose melirik jam dipergelangan tangannya "Aku harus kebutik dulu," Rose menatap Yoora "tak apa kan kutinggal?"

Yoora menggagguk "Tenang saja."

"Jaemin sedang dalam perjalanan kemari, kalau ada apa-apa minta tolong Jaemin jangan sendirian."

Yoora tertawa, memang Rose sangat cerewet tentang dirinya hal itu demi kebaikan dirinya dan pastinya buah hatinya.

Sebelum pergi Rose mencium perut Yoora terlebih dahulu kemudian menghilang dibalik pintu.

Ruangan menjadi hening dan sunyi hanya ada suara alat pendeteksi jantung Jaehyun.

Yoora mendekati ranjang Jaehyun, Yoora menggenggam erat tangan Jaehyun kemudian beralih mencium kening dan pipi Jaehyun.

"Kenapa kau betah sekali tidur? kau tidak lelah tidur terus? apa kau tidak ingin melihat anak mu diperut ini semakin aktif menendangnya."

Yoora menarik senyum pedihnya Ia juga menahan sesak di dadanya.

"Setiap hari, setiap saat aku selalu merindukanmu." Yoora berusaha tersenyum, namun tetasan air matanya menetes membasahi pipinya.

The Jerk Handsome - Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang