3.🍁

3K 196 19
                                    

Yoora menatap kagum bangunan bak istana didepannya ini.

Ia pernah merasakan bagaimana rasanya hidup didalam sana. Bagikan seorang ratu dengan 1000 pelayan yang akan menuruti semua perintahnya.

Tapi jika dipikir hidup tergantung dengan pelayan membuatnya menjadi tak mandiri. Setidaknya Ia harus bersyukur dengan kehidupannya saat ini.

"Yoora kajja." Rose menggandeng tangan Yoora memasuki rumah milik Paman Rose.

"Selamat datang Nona Rose." Ucap wanita paruh baya mungkin berumur lima puluh tahun an, "Tuan Jung sudah menunggu Anda ditaman Nona."

"Terimakasih ajumma."

Yoora mengikuti Rose yang berjalan kearah taman.

"Paman!"

Pria setengah abad yang dipanggil Rose dengan sebutan paman mengalihkan pandangannya dari koran yang sedang ia baca menatap dua gadis cantik yang berjalan kearah nya.

"Aku bersama Yoora yang kemarin kita bicarakan."

Yoora tersenyum ramah, lalu membungkukkan badannya "Annyeongaseo Kim Yoora mannaseo bangawo." (Senang bertemu dengan Anda)

"Wah ternya Kau lebih cantik dari pada difoto ya," Yoora dan Rose tertawa "Tidak tuan." balas Yoora sopan.

"Tak perlu memanggilku seperti itu panggil Aku sepeti Rose." Yoora mengaguk kemudian tersenyum canggung.

"Kita langsung pada intinya saja. Yoora disini Aku ingin Kau menjadi sekertaris Putraku bekerja lah mulai besok." jelas Jung Hoobin Paman Rose.

Yoora menatap bingung Rose yang duduk disampingnya, "Tapi, apakah Paman tak perlu mewancarai Saya seperti orang-orang pada umumnya?"

Hoobin tertawa, "Tak perlu Aku percaya denganmu Yoora-ya."

***

Saat ini Yoora dan Rose berada di sebuah cafe sembari menunggu kedatangan June.

Setelah dari rumah Paman Rose Ia diajak oleh Rose disebuah cafe.

Rose bilang akan meneraktir Ia dan June karena Yoora sudah mendapatkan pekerjaan.

Padahal disini Yoora yang mendapatkan pekerjaan dan seharusnya Ia yang meneraktir kedua sahabatnya.

Tapi bagaimana lagi untuk kebutuhan sehari-hari saja terkadang masih kurang.

Sebenarnya Yoora sudah menolak ajakan Rose karena merasa tak enak tapi Rose tetaplah Rose gadis yang keras kepala.

"Kalian menungguku lama?" ucap June yang baru tiba dan langsung duduk didepan Yoora .

"Ya lumayanlah." balas Yoora.

"Pesanlah sesukamu Aku yang bayar." ucap Rose

"Rose-ya" ucap Yoora tak enak.

Rose tersenyum kearah Yoora ''Tak apa ini untuk merayakan karena kau sudah mendapatkan pekerjaan."

June yang sedang asik melihat menu mengalihkan pandangannya kearah Yoora dan Rose "Benarkah?"

Rose mengagguk, "Dia akan menjadi ibu sekertaris."

"Wahhh Daebak ibu sekertaris."

Yoora memutar bola mata malas "Ya!! kalian berdua berhenti menggodaku."

June dan Rose tertawa melihat tingkah malu-malu Yoora.

June mamanggil pelayan dan memesan yang sempat ia pilih-pilih dimenu tadi.

"Lalu kau sendiri bagaimana sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya Rose kepada June.

"Kalian tau sendiri jurusanku adalah arsitek tapi Pak tua itu menyuruh Ku mengantikan posisinya menjadi CEO malas sekali."

Yoora dan Rose tertawa mereka berdua paham yang June maksud Pak tua adalah Ayahnya, sudah menjadi kebiasaan seorang Koo June berdebat dengan sang ayah masalah pekerjaan.

June sangat tidak minat dengan namanya pekerjaan kantoran. Menatap setumpuk kertas, duduk menghadiri rapat yang membuatnya mengantuk, lembur dan sebagainya.

Koo June anti dengan itu.

"Apa salahnya kau harus mencobanya June-ya?" ucap Yoora

"Betul." imbuh Rose.

June menggeleng tegas, "Melihatnya saja aku sudah bisa merasakannya." jawabnya.

"June-ya berhubung kau belum mendapatkan pekerjaan, bagaimana kalau kau menjadi model baju keluaran terbaruku?"

Sedikit info Park Rose adalah seorang Desainer.

June mengunyah makanan yang berada didalam mulutnya. "Tergantung kau membayarku berapa." jawab June kemudian meminum minuman yang ia pesan tadi.

Rose menjitak kepala june membuat empunya mengusap jitakannya, "Ya! Kau ini sahabat ku seharusnya gratis."

"Hey tidak ada yang gratis didunia ini." balas june tak mau kalah.

"Koo June kau perhitungan sekali."

June menelan makanannya "Aku terima tawaranmu jika bayaran Ku tinggi. Jika dilihat-lihat aku juga tampan badanku juga cocok menjadi model, bisa saja aku beralih menjadi model bukan seorang arsitek."

"Kau percaya diri sekali. Aku menawarimu ini karena kasihan dengan keadaanmu." balas Rose yang juga tak mau kalah.

Sedangkan sedari tadi Yoora hanya tertawa melihat perdebatan dari dua sahabatnya. Baginya ini sebuah hiburan kecil-kecilan.

"Ku tebak pasti kau kabur dari rumah setalah bertengkar dengan Ayahmu?" ucap Yoora.

June mengaguk malas, "Diapartemenmu masih ada Taehyung Hyung?" tanya June kepada Yoora.

Yoora mengaguk, "Ada apa dengan Apartemenmu. Bahkan Apertemennmu lebih mewah dari Apartemenku."

June menghembuskan nafas panjang. "Yoora-ya kau harus tau bahwa June itu penakut." sahut Rose.

June menjitak kepala Rose "Aku bukan orang penakut tau." balasnya.

Drtt...Drtt...Drtt...
Tiba-tiba ponsel Yoora yang diletakkan di atas meja bergetar

*Taehyung Oppa call*

"Yeoboseyo?"

"Yoora-ya kau dimana. Cepatlah pulang_"

"Nee Oppa_"

Panggilan terputus.

''Mian, Aku tak bisa menemani kalian lama. Taehyung Oppa menyuruhku segera pulang."

"Mariku antar." ucap Rose.

"Tak perlu, kau temani June dia sedang bertengkar dengan ayahnya pasti dia membutuhkan teman."

Yoora menatap June yang dengan santainya mengunyah makanannya.

"Baiklah hati-hati dijalan." Yoora tersenyum menanggapi, "Dan terima kasih atas traktirannya."

Rose Mengagguk, "Hati-hati sayang." ucap June kepada Yoora.

Yoora memukul kepala June menggunakan tasnya "Ya! Yoora-ya sakit tau." keluh June.

Yoora tertawa pelan, "Baiklah sampai jumpa." ucapnya lalu keluar dari cafe.

"Rose-ya aku menginap diapartemenmu ya."

"Ya!! Koo June."

Sebentar*
Jaehyun kok belum keluar dicerita ini? Tenang bentar lagi ada Jaehyun kok

Tunggu next nya oke^^

See, u:')❤

The Jerk Handsome - Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang