MDB 5| Bertolak

420 65 9
                                    

"Prioritas itu harus ada. Ambilah yang sekiranya membuatmu bahagia bukan orang lain."

-Ega-

...

Peluh berjatuhan bersamaan dengan suara decitan sepatu yang bergesekan dengan lapangan voli sekolah Carios. Para siswa yang sedang bertanding untuk memperebutkan posisi aman pertama. Ini adalah set ketiga untuk kedua belah tim, dan akan menjadi penentu siapa yang akan menang dan lolos dari seleksi.

Tim ditentukan sesuai warna. Ada tim hijau dan ungu. Kedua tim ini memiliki anggota yang pas dengan komposisi yang sesuai pula. Ega dan Brian kali ini menjadi lawan karena tinggi badannya yang hampir sama. Ega ada di tim hijau, sedangkan Brian di tim ungu.

Ega sedikit membungkukkan badannya. Tangannya memukul bola voli beberapa kali. Wajahnya terangkat dan langsung menunjukkan wajah serius dengan tatapannya yang tajam.

Embusannya yang tidak santai ia tahan sebentar. Dirinya menarik napas lebih dalam dan pelan. Lalu dirinya bangkit dan tersenyum miring saat melihat Brian yang menampilkan wajah tak kalah serius dengannya.

Priiit!

Bunyi peluit terdengar harus dan menjadi tanda bagi mereka siap siaga. Terlebih untuk tim ungu.

Ega melambungkan bola volinya hingga melayang tinggi. Tim ungu semakin bersiap untuk mendapatkan jump service yang pastinya akan sangat kencang dan cepat.

Ega melompat dan langsung menyervis dengan sekuat tenaga, menembaknya lurus dan menukik tepat ke arah Brian yang sekarang tengah terkejut dan bergerak spontan menyesuaikan diri agar bisa mengambil bola dengan pas.

Bats!

Bunyi pertemuan dua benda antara bola yang kencang dan tangan yang kokoh begitu menggema di lapangan indoor ini. Semua melihat ke arah Brian yang terjengkang dan berganti dengan cepat pada bola yang kini kembali melayang ke sisi kiri tim ungu.

"Nice receive!" teriak teman-teman Brian dalam posisinya yang siap untuk mengambil bola..

Saat teriakan itu menggema disertai dengan pergesekan sepatu yang cepat dan ramai. Setter sudah siap di tempat. Ega yang menjadi setter lawan tim ungu sudah berada di posisinya. Dan setter tim Brian, Shamus Olaf. berlari keluar lapangan dengan langkah lebarnya untuk mengumpan bola kepada spiker.

"Ambil woy!" teriak Shamus dari tempatnya yang sudah melakukan toss.

Dia mengarahkan bolanya ke spiker yang berada di sisi kanan. Opposite tim ungu yang tak lain adalah Choi Pacian langsung mengambil bola. Posisi bola dengan dirinya yang terlalu jauh membuatnya tak bisa melakukan smash sesuai dengan harapan. Dia hanya bisa menyentuhnya dengan ujung-ujung jarinya agar bisa melewati net.

Bola kembali jatuh dengan lemah dan tidak terduga di area lapangan tim hijau. Untung saja Libero dari tim ini merespon dengan sangat cepat dan memberikannya kepada setter.

Ega melihat para spiker timnya dan memutuskan untuk memberikannya kepada middle blocker. Dia bergerak cepat dan melompat untuk mengambil toss dari libero lalu memberikannya kepada spiker.

Bola dengan cantik kembali melambung. Tim ungu kembali bersiap menerima serangan yang kemungkinan besar adalah sebuah smash kuat. Jajaran depan--para blocker--sudah berada di tempatnya ketika bola itu ditembakkan dengan begitu cepat dan menukik.

Niatnya akan mengeblok tidak ke sampaian. Bola itu jadi melambung masuk ke lapangan tim ungu. Brian dengan cepat mengambil bola kedua yang berlari ke arahnya.

MY DISLEKSIA BROTHER | Brothersip Project✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang