"Jatuhkanlah lawanmu dengan kelemahannya, yaitu melewati orang yang disayanginya."
—Noel—
...
Ega berdiri di posisinya dengan wajah yang tidak bisa dikatakan baik. Guratan wajah rumit tercetak begitu jelas dengan disempurnakan oleh matanya yang menatap kepada Sean dan berakhir pada Noel yang sedang memegang bola.
Posisi Noel kali ini tidak ada di hadapannya menjadikannya tidak bisa melakukan apa-apa selain menggeram marah dan mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Ega," panggil Shamus.
Ega mendengarnya tetapi tidak merespon. Dia tetap melihat lurus ke arah lapangan lawan dengan tangan yang masih terkepal kuat.
Pengabaian Ega membuat Shamus kembali berkata dan sedikit lebih dalam, "Aku tidak tau masalahmu apa, tapi kita lagi main sekarang. Jangan sampai kedatangan pemain baru itu mempengaruhi fokus dan pikiranmu sehingga berdampak buruk kepada tim."
Kepalan Ega pecah. Jemarinya terkulai, pasrah terlihat dari urat-urat tegangnya yang hilang secara tiba-tiba. Badannya berbalik, wajah seramnya terlihat. Dan balasan pun hadir. "Aku akan hancurin tuh setter."
Semua memasang wajah kaget ketika melihat wajah Ega yang hadir bersamaan dengan bunyi peluit. Sebuah bola melayang beserta pukulan yang kuat menyusul bunyi peluit yang nyaring. Noel melakukan service biasa dengan cepat dan kuat.
Brian bersiap di posisinya bersama dengan Theon. Area belakang harus mereka amankan bagaimanapun caranya.
Bola datang di antara Brian dan Theon, membuat keduanya bergerak secara bersamaan. Akhirnya keduanya berbenturan cukup keras, tetapi untungnya bolanya sempat mengenai salah satu tangan sehingga melambung tinggi dan tak terarah.
Ega berlari mengejar bola dengan kecepatannya, memposisikan diri di luar sisi garis lapangan, dan melompat memberikan umpannya dengan kuat kepada Dante yang sudah melompat berbarengan dengan Avis.
Bola terpukul keras oleh Dante tepat ke sisi lapangan. Di sana Sean berdiri dengan kaki yang gemetar. Wajahnya ia tutup oleh kedua tangannya yang bergerak secara spontan saat bola datang seperti akan mengenainya. Itu adalah bentuk dari perlindungan diri.
Priiiiit!
"Yeeeayy!"
Semua menjerit dan bersorak ketika peluit berteriak kencang menandakan bola telah masuk. Kecuali untuk Ega, dia justru memasang wajah kaget dan panik. Hampir saja dirinya berlari spontan ke arah Sean, jika saja dia tidak melihat Jim dan Noel yang lebih dulu menghampirinya.
"Ega."
Seseorang memanggil nama Ega dari belakang. Ini membuat hati Ega merasa kesal dan panas. Panggilan itu seolah sebuah peringatan untuk tidak mengacau.
Ega membalikkan badan dan mendapati Brian yang berdiri di belakangnya. Wajah Brian tampak tidak bisa dibaca olehnya. Ini membuatnya semakin merasa kesal dan ingin marah.
Brian kembali berkata, "Tahan, Ga. Jangan sampai semua menjadi kacau. Tinggal tiga poin lagi."
Ega tidak membalas. Dia hanya mendengus dan pergi begitu saja begitu bola telah dipegang oleh Avis. Dia berpindah posisi bersamaan dengan yang lainnya.
Ega mengambil posisi di belakang berdekatan dengan Dante. Matanya menyapu sekitar lapangan lawan yang sedang bersiaga. Tepat ketika peluit dibunyikan, dia bisa merasakan lemparan bola ke udara disusul dengan lompatan yang kuat dari arah belakang.
Avis melakukan jump service dan mengarah ke area belakang, tepatnya pada Sean!
Bola melesat dengan kuat dan cepat berbanding terbalik dengan Ega yang malah terdiam tak bisa bergerak. Matanya sangat terfokus pada bola yang kini menukik ke arah tubuh Sean yang bergerak dengan tidak seimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DISLEKSIA BROTHER | Brothersip Project✓
Ficção AdolescenteWelcome to my universe 🔰 "It looks simple, but it is more deep and complicated inside." -Alzena Ainsley, the author of wonderful story. °°° Ega Asherxen itu laki-laki yang cukup baik. Baik dalam ketampanan dan dalam kepintaran. Tapi kurang baiknya...