MDB 9| Musuh

410 52 3
                                    

"Keterlambatan adalah di mana satu kondisi yang membuatmu akan mundur secara perlahan."

Alzenainsly

...

Ega membawa Jim masuk tanpa banyak cakap. Dia memimpin jalannya, tetapi duduk setelah tamunya duduk di dekat Sean. Alhasil, dirinya harus mengambil tempat yang baru. Mungkin ini yang disebut tamu yang kurang tahu adab.

Namun ada untungnya juga Jim yang model seperti itu, karena rumah yang tadinya dingin dan mencekam kini berubah total menjadi hangat hanya karena keberadaannya. Sean yang awalnya merenggut karena takut dan gugup pun seketika ceria dan tersenyum lebar. Sedikit banyaknya Ega pun tak seemosi tadi. Dia justru penasaran dan melihat Jim dan Sean bergantian.

"Kamu tidak sekolah juga?" tanya Sean sebagai awal pembicaraan.

Dia memang penasaran akan hal itu karena seharusnya jam sekarang semua murid Starla masih ada jam untuk harus tetap di sekolah. 

Jim dengan santainya tertawa dan memamerkan garis giginya yang rapih dan putih bak pembatas jalan. Dia berkata, "Aku pulang duluan."

Wajah senang Sean berganti. Dia menunjukkan riak bingung melalui mata, bibir, dan keningnya. Lalu hal ini ditambah dengan suaranya yang keluar. "Memang bisa? Kamu sakit?"

Sontak saja Jim tergelak. Orang yang mendengar jenis pertanyaan model itu dari lelaki dengan perangai yang kuat dan lemah secara bersamaan pastinya akan dibuat lucu. 

Namun, ternyata Ega malah mencebik. Dia merasa sebal. Hatinya menyahut, "Itu artinya dia bolos, Kak. Astaga masa tidak paham."

"Bisalah," kata Jim semangat. "Pak Edmund kan guru yang baik dan sangat mengerti keadaan muridnya."

Nah, Jim mulai mengibul. Terlihat sekali dari garis bibirnya yang terlalu melengkung. Untuk orang cerdas, kebohongan Jim akan mudah sekali terbaca. Ega kembali mencebik mendengar ucapan Jim. Dia tahu sekali kalau Jim sedang bermain-main.

Namun untuk Sean, segala ucapan orang-orang tuh akan dianggap serius dan tidak ada bedanya antara kenyataan dan hanya bualan semata. Di matanya, setiap ekspresi orang-orang itu akan menunjukkan keseriusan dan kenyataan. Jadi, dia tidak pernah berpikir dengan yang namanya 'bermain-main'.

Ega melirik Sean. Hatinya langsung menggerundel saat melihat ekspresi Sean yang menatap Jim dengan sebegitu percayanya. Dia jadi kesal sendiri. Duh, Kak. Jangan bego! Jangan percaya sama omong kosong orang tidak jelas ini.

Malas lagi dengan keduanya membuat Ega mengambil ponselnya. Dia tidak ingin melihat dan memperhatikan lagi. Cape hati. Apalagi untuk Sean.

"Eh Sean, kemarin kenapa diam di pinggir jalan? Bukankah kamu bilang pulang bareng sama Ega, ya?" tanya Jimin sekalian menyindir.

Niatnya datang memang untuk ini. Dia ingin bertanya perihal kejadian kemarin. Sekalian juga ingin menonjok Ega--apabila ia bisa--karena kesalahannya terhadap Sean.

Seketika raut wajah Sean dan Ega berubah. Kaget dan kaku.

"Kamu lihat aku? Di mana? Aku tidak melihatmu," balas Taehyung.

Dia bertanya dengan menggebu-gebu. Belum lagi otaknya sambil mengelana pada waktu kemarin. Di setiap lintasan waktu, dia jelajahi. Namun, tidak mendapatkan apapun.

Ega sendiri langsung melirik dengan curiga. Dia merasakan ada maksud yang lain di sini. Karena dirinya tipe orang yang sentimen dan peka terhadap perasaan, membuat Ega dengan mudah mengetahui sindiran halus itu.

MY DISLEKSIA BROTHER | Brothersip Project✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang