5

21.2K 1.6K 18
                                    

Kamu tidak bisa memaksakan diri kamu untuk melupakan kenangan yang pernah terjadi. Karena dari TK,SD,SMP bahkan SMA sekalipun kamu tidak pernah diajarkan untuk melupakan.

☆Arka.

●●●●●●

"Aku senang banget kalau kakak bisa suka sama aku," ucap seorang gadis sembari memberikan senyum terbaiknya.

Laki-laki itu mengelus puncak kepala gadis itu. Mencium keningnya penuh sayang.

"Kakak juga seneng kalau kamu bisa balas perasaan kakak."

"Apa Kak Kayla tau?"

Arka menggeleng. "Kayla belum tau, tapi kakak bakal kasih tau sama kak Kayla kalau kakak menyukai adiknya yang super cantik ini," ucap Arka.

Layla tertawa. Tawanya sangat indah sampai Arka tidak tahan untuk tidak jatuh cinta.

"Brengsek!" Lagi dan lagi Arka memukul samsak di depannya. Dari tadi Arka terus menghantam samsak itu menggunakan tangannya. Pikirannya melayang di saat tangannya menyakiti Kayla. Belum selesai dengan rasa bersalahnya ia kembali di ingatkan tentang kenangan di masa lalunya.
Arka sudah berusaha melupakan kenangan itu tapi dia tidak bisa. Kenangan itu justru terus hadir di dalam ingatannya.

"Kakak harus apa Lay," ucap Arka putus asa.

"Tangan lo udah merah. Masih belum puas?"

Arka menggeram kesal. Kenapa di saat kayak gini Fikri selalu hadir dan menambah rasa kesalnya.

"Bisa gak sehari aja lo gak datang di saat keadaan gue lagi kayak gini?" kesal Arka.

Fikri tertawa. Tawanya terdengar aneh di telinga Arka.

"Maksud lo gimana ni? Gue gak boleh ada di saat keadaan lo lagi kacau?"

"Diam lo!" ketus Arka.

Fikri memilih untuk diam. Tidak ingin melanjuti perkataanya di saat kondisi sedang tidak mendukung. Fikri tau sekarang bukan waktu yang tepat untuk berbicara pada Arka.

Arka kembali memukul samsak dihadapannya. Pukulan demi pukulan terus ia layangkan guna menyaluri rasa bersalahnya.

"Gue kangen Leo," ucap Fikri tiba-tiba.

Arka terdiam. Tangannya berhenti memukul samsak. Ia melihat Fikri yang pandangannya jatuh pada satu bingkai foto di atas lemari kecil. Foto yang berisi tiga orang cowo yang sedang merangkul satu sama lain sembari menunjukan senyumannya. Di paling kanan ada Fikri lalu ditengah ada Arka dan di sebelah kiri ada Leo. Dulu mereka bersahabat. Persahabatan yang sudah terjalin saat masih menginjak sekolah dasar. Tapi sayang persahabatan itu harus pupus karena satu kesalahan.

Arka berjalan menuju lemari itu. Mengambil foto itu dan menyerahkannya kepada Fikri.

"Dulu gue, lo dan Leo teman baik. Tapi semenjak kejadian itu pertemanan kita hancur Ar," ucap Fikri mengambil bingkai foto dari tangan Arka.

"Disini gue gak nyalahin lo. Gue cuma menyayangkan pertemanan kita yang udah berakhir aja."

"Sorry Fik," ujar Arka merasa bersalah.

"Gausah minta maaf, 'Kan udah gue bilang kalau gue gak nyalahin lo." Fikri kembali meletakan foto itu ke tempat semula. Sebentar ia mengedar pandangannya. Tempat ini masih sama seperti dulu. Masih ada kulkas, televisi, sofa, dan satu samsak. Dulu tempat ini selalu menjadi tempat tongkrongan mereka. Disaat mereka semua malas pulang sudah di pastikan mereka akan ke sini.

"Andai waktu itu-"

"Gausah berandai-andai Ar, semua udah terjadi. Leo juga kayaknya udah benci banget sama lo," tutur Fikri. Tentu Fikri punya alasan kenapa berkata seperti itu.

"Gue balik dulu Ar. Rasanya tempat ini udah gak kayak dulu. Lo jangan terus mukulin itu samsak ntar bisa rusak." Fikri lalu cabut meninggalkan Arka sendiri.

Gue harap keadaan bisa membaik Ar. batin Fikri.

"Gue cuma belum bisa berdamai sama masa lalu Fik," gumam Arka saat pintu ruangan sudah tertutup.

'''''''''''

"Masih sakit?" tanya Leo yang mengompres pipi Kayla menggunakan air dingin.

"Gue bisa sendiri," ucap Kayla. Sejujurnya Kayla merasa tidak nyaman diperlakukan seperti ini. Apa lagi mengingat Arka yang sepertinya tidak menyukai kedekatan Kayla sama Leo.

"Gue tau lo bisa ngobatin sendiri Kay, tapi gue cuma mau bantuin lo aja." Leo meletakan kain yang menjadi alat bantunya mengompres ke ember kecil.

"Masih mau bertahan sama Arka?"

Kayla mengangguk. "Gue udah dijodohin sama Arka. Dan gue gak bisa mutusin masalah perjodohan ini sepihak."

"Tapi perjodohan ini udah gak sehat Kay, dari dulu yang dilakuin Arka cuma buat lo sakit hati aja."

Leo menggenggam tangan Kayla. Memberinya kekuatan lewatan genggaman tangan itu.

Kayla menunduk. Ia tidak mungkin bisa lupa gimana cara Arka menyakitinya dengan sengaja. Dulu Arka berpacaran dengan perempuan yang berbeda sekolah dengan mereka. Hal itu memang membuat Kayla sakit hati mengingat Arka sering kali mengkhianati perjodohan mereka. Tapi sekarang rasa sakit yang Kayla rasakan justru semakin besar. Dia tidak pernah menyangka bahwa Arka akan memilih buat berpacaran dengan sahabatnya sendiri.

"Gue tau selama ini lo cuma pura-pura kuat di depan gue Kay," ucap Leo.

"Gue tau gimana hancurnya perasaan lo saat lihat Arka sama cewe lain," kata Leo lagi. 

Leo ingin Kayla sadar bahwa Arka bukan yang terbaik untuknya. Leo ingin sedikit saja Kayla bisa tegas sama hatinya sendiri.

"Kalau kamu emang mau perjodohan kamu sama Arka tetap baik-baik aja kenapa kamu gak coba buat nentang Arka sama cewe lain Kay? Kenapa kamu cuma bisa diam aja lihat kelakuan brengseknya?"

Kayla mengeratkan genggamannya ditangan Leo.

Semakin kamu genggam tangan aku dengan erat. Semakin itu juga kamu membuktikan sama aku kalau rasa sakit kamu benar-benar besar Kay." batin Leo.

Kayla menatap Leo. Matanya memancarkan segala rasa sakitnya.

"Gue juga ingin ngelakuin itu, gue ingin Arka bisa setia sama gue. Tapi gue bisa apa? Arka gak cinta sama gue. Dan gue sadar kalau gue gak bisa bikin Arka cinta," lirih Kayla.

"Yang bisa gue lakuin cuma diam dan sabar. Gue cuma berharap suatu hari Arka bisa buka hatinya buat gue. Cuma itu harapan gue."

"Kay." Leo menghapus air mata Kayla. Dia sendiri tidak tau sudah berapa banyak air mata yang Kayla keluarin karna cowo brengsek itu.

"Kapan pun lo butuh teman buat cerita, gue bakal selalu ada buat lo, Kay. Lo gak perlu merasa sendiri."

Kayla mengangguk. Perlahan ia melepaskan genggaman tangannya dan duduk sedikit menjauh.

"Lo gak kangen sama mereka?" tanya Kayla ragu.

Kata mereka yang diucapkan Kayla sudah jelas tertuju pada Fikri dan Arka.

"Lo gak tersinggung kan sama pertanyaan gue?" ujar Kayla melihat Leo yang sepertinya sedikit tidak nyaman dengan pertanyaanya.

"Sans elah Kay," jawab Leo.

"Maaf ya, karena permasalahan gue lo harus kehilangan teman terbaik lo." Kayla menunduk merasa bersalah.

"Lo ngomong apa sih Kay? Ini semua bukan karena kesalahan lo. Tapi emang keadaannya yang udah gak mendukung buat gue balik berteman sama mereka," jawab Leo.

"Sebenarnya Kay, gue sama Fikri masih baik-baik aja. Cuma karena Fikri lebih pro ke Arka makanya gue sedikit menjauh dari dia," ujar Leo memberitahu.

Kayla tersenyum. Senyum yang ntah seperti apa yang diberikan Kayla saat ini.

~~~~~~~~

Haihaihello....

Apa kabs kalian? Aku harap baik ye.

Jadi gimana sama part ini?

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang