35

17.8K 1K 58
                                    

Tidak ada pertemanan antara cewe dan cowo yang tidak melibatkan perasaan. Kalau bukan kamu yang mendam perasaan, bisa jadi dia.
Oleh karena itu hati-hati dalam berteman. Terkadang dari pertemanan bisa menimbulkan rasa yang lebih, lebih dari sekedar teman.

☆Leo.

●●●●●

"Kalau gitu Bunda pamit dulu, ya. Kamu jangan lupa besok datang ke rumah buat rayain ulang tahunnya Arka," pamit Lita. Hari ini Lita memutuskan untuk mampir di rumah calon menantunya. Sekalian mengingatkan perihal ulang tahun Arka.

Kayla tersenyum tipis. Ia juga bingung harus bereaksi seperti apa setelah mendengar ucapan itu. Dirinya baru saja bertengkar dengan Arka karena Vela. Dan sekarang, dia harus merayakan hari lahirnya Arka.

"Baik-baik di rumah ya Kay. Jangan pernah segan untuk nelfon Bunda atau Arka kalau kamu lagi butuh bantuan," pesan Lita.

Kayla mengangguk lalu memeluk erat tubuh Lita. "Makasih ya Bun, makasih karena selama ini Bunda udah baik banget sama Kayla. Makasih karena Bunda udah anggap Kayla seperti anak Bunda sendiri."

Lita semakin mengeratkan pelukannya. "Kamu 'kan calon menantu Bunda. Jadi udah sewajarnya Bunda bersikap seperti itu Kay."

Kayla ingin menangis mendengar itu. Bagaimana bisa ia memberitahu pada Lita yang sebenarnya? Bagaimana bisa ia menghancurkan harapan itu?

Dia sangat mencintai Arka. Tapi cowo itu tidak mencintainya. Perasaan Kayla bertepuk sebelah tangan. Ntah sampai kapan ia bisa bertahan dengan segala hal yang menyakitinya.

Ada sebagian dalam diri Kayla untuk menyerah, tapi perasaan sayangnya ke Arka jauh lebih besar. Ia tidak bisa mundur lagi.

○○○○○

"Serius Kayla nampar lo?" tanya Zahra sedikit tidak percaya.

"Lo gak bisa lihat pipi gue," ujar Vela.

Zahra memperhatikan pipi Vela yang memerah. Kulit Vela begitu putih. Jadi bekas tamparan itu dapat terlihat dengan jelas.

"Gue gak nyangka Kayla bakal bersikap kasar kayak gitu."

Vela tersenyum miring. Ini kesempatan yang bagus untuk lebih menghancurkan pertemanan Zahra dan Kayla.

"Gue yakin Ra kalau Kayla itu gak suka lihat kedekatan gue sama Arka. Makanya dia bersikap kayak gitu ke gue," ujar Vela mencoba mencuci pikiran Zahra.

"Tapi Kayla gak pernah bersikap seperti itu sama gue. Bahkan dia cuma diam saat gue jadian sama Arka," ungkap Zahra.

Vela tertawa aneh. "Lo jangan pernah tertipu sama sifat dia Ra. Gue yakin kalau Kayla sengaja bersikap kayak gitu untuk ngambik simpati Arka. Sekarang lo pikir aja. Mana ada cewe yang rela lihat calon tunangannya sama cewe lain," ucap Vela penuh logika.

Zahra yang bersifat gampang terhasut menjadi sedikit terpengrauh dengan kata-kata Vela.

"Sekarang saran gue. Mending lo gausah berteman lagi sama Zahra. Dan ada baiknya buat lo larang Arka buat ketemu sama kayla."

Gue gak mau ngotorin tangan gue sendiri. batin Vela.

"Tapi cuma Kayla temen yang deket sama gue. Dari awal gue masuk ke sekolah ini. Cuma Kayla yang nyambut gue. Dia juga selalu bersikap baik ke gue," ucap Zahra.

Vela merangkul pundak Zahra. "Gue yang bakal gantiin posisi Arka."

"Lo mau jadi teman gue?"

"Kenapa eggak?"

"Makasih Vel, gue beruntung bisa kenal sama lo."

"Gue juga beruntung," Kata Vela. "Ohiya, besok Arka ulang tahun. Lo udah nyiapin kado?"

Zahra mengangguk senang. "Udah kok. Gue udah ngasih kado spesial buat Arka."

"Kalau gitu besok kita ke rumahnya aja. Kita rayain di sana," usul Vela.

Zahra terdiam. Dia kan belum pernah ke rumah Arka. Dan bagaimana bisa ia datang ke sana di saat kekasihnya sudah dijodohkan.

Seakan mengerti pikiran Zahra. Vela melepaskan rangkukan itu lalu menepuk pelan lengan Zahra.

"Tenang aja. Besok nyokapnya Arka gak ada di rumah. Gur baru dapat kabar kalau besok nyokapnya ke luar kota."

"Serius?"

"Iya, tapi gue bisa minta tolong sama lo besok?"

Zahra menautkan kedua alisnya. "Tolong apa?"

Vela tersenyum licik. Jika ia tidak bisa menjadi kekasih Arka, biarkan kekasih Arka sendiri yang menghancurkan hubungan mereka.

Tidak perlu bermain dengan cara kotor kalau masih bisa bermain dengan cara bersih. batin Vela.

Zahra sangat senang, ia tidak menyangka akan mendapat teman baru. Apalagi saat ini pertemanannya dengan Kayla sedang berantakan.

Yaa, semoga saja Vela memang tulus berteman sama Zahra. Bukan karena punya maksud tertentu.

□□□□□□

"Jadi serius besok lo ke rumah Arka?" tanya Leo.

"Iya, gue 'kan udah janji buat ke sana," jawab Kayla lesu.

"Tapi lo juga ingat 'kan sama kata-kata gue?"

"Gue ingat kok. Mungkin besok adalah perjuangan terakhir gue."

"Kay, gue gak pernah bosen bilang ini sama lo." Leo mendekatkan duduknya dengan kayla. Mengelus pipi perempuan itu dengan lembut. Menatap mata Kayla dengan sorot yang begitu dalam dan tulus.

"Gue akan selalu jadi orang paling depan yang lindungin lo. Gue akan selalu ada buat lo. Dan gue gak akan pernah biarin siapa pun nyakitin lo. Gue janji Kay, gue janji untuk jadi orang yang bisa buat lo bahagia."

Kayla tidak mengerti dengan dirinya. Kenapa ia merasa nyaman mendengar semua penunturan itu? Kenapa dirinya merasa senang berada di dekat Leo? Bukannya dia hanya mencintai Arka? Lalu kenapa perasaan aneh ini muncul?

Leo menyentil pelan dahi Kayla. "Jangan suka melamun."

"Ish, suka banget sih kayak gitu," gerutu Kayla kesal.

"Ya habisnya lo sering banget melamun kalau gue ajak ngobrol."

"Bukan melamun. Gue tuh cuma heran aja sama lo."

"Heran kenapa?" tanya Leo tidak mengerti.

"Gimana gue gak heran kalau lo selalu bersikap kayak gini sama gue. Lo gak lagi nyimpan perasaan 'kan?" tuding Kayla.

Leo tercekat sekaligus tertegun.

Rasanya ia ingin jujur tentang perasaan yang selama ini dia pendam. Tapi Leo tidak bisa. Leo tidak mau menghancurkan pertemanannya dengan Kayla.

□□□□□□

Fikri termenung di dalam mobil.

"Ntah dengan cara seperti apa yang harus gue lakuin biar lo ingat sama gue," parau Fikri.

Memendam perasaan selama bertahun-tahun bukanlah hal yang mudah. Fikri harus bisa menahan banyak rasa sakit. Dan di saat gadis yang dia suka sudah kembali. Fikri harus menelan kekecewaan melihat perempuan itu sudah memiliki kekasih.

Belum sampai di situ, Fikri harus menerima kenyataan bahwa perempuan itu sama sekali tidak mengingat siapa dirinya.

"Semoga suatu hari nanti lo bisa ingat sama gue," ujar Fikri berharap.

□□□□□□

Higaes....

Aku seneng bisa nyapa kalian lagi di sini.

Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman yang lain yaa^^

Dan banyak-banyak terimakasih.

Doain aku ya, doain supaya cerita KAYLA bisa rame pembaca hehe.

Salam sayang dari aku.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang