33

13.7K 1K 127
                                    

Sekeras apapun kamu berjuang, sekuat apapun kamu mempertahankan. Semuanya tetap sia-sia jika dia tidak bisa menghargai itu semua.

☆Kayla.

●●●●●●●

"Siapa?" tanya Zahra memandang perempuan yang berdiri disamping kekasihnya.

"Kenalin, ini Vela. Sahabat kecil aku."

Zahra sempat terdiam. Lalu ia memandang lamat-lamat perempuan yang menurutnya cukup cantik. Ia mengerutkan keningnya, wajah perempuan ini seperti tidak asing baginya. Dia pernah melihat wajah itu, tapi dimana?

"Hai, gue Vela. Sahabat kecilnya Arka," ujar Vela mengulurkan tangannya.

Zahra mengambil uluran tangan itu. "Gue Zahra, pacarnya Arka."

Vela tersenyum maklum. "Iya, gue tau kok. Arka udah ngasih tau gue sebelum ke sini."

Zahra menghela nafas bersyukur. Setidaknya Arka tidak memperlakukan dirinya seperti Kayla.

"Ayok masuk," ajak Zahra.

Arka merangkul pundak Zahra membawanya masuk ke dalam rumah gadis itu. Sementara Vela yang melihat itu tersenyum miring.

Arka is mine. batin Vela.

Zahra sedikit merasakan nyeri di hatinya melihat kedekatan Arka dan Vela. Ini rumahnya. Tapi kenapa dia yang sepertinya menjadi tamu di sini.

Seketika ingatan Zahra melayang saat ia berada di rumah Kayla bersama Arka. Dulu di rumah itu dia bermesraan bersama Arka. Apa Kayla juga merasakan hal yang dia rasakan sekarang?

"Kalian sahabatan dari umur berapa?" tanya Zahra basa-basi.

"Dari umur 3 tahun," jawab Vela senang.

"2 tahun," sela Arka.

"Ih, nggak! 3 tahun."

"Seingat aku 2 tahun."

"3 tahun Arka sayang. 'Kan aku pindah ke dekat rumah kamu waktu umur aku masih segitu," ujar Zahra mencoba mengingatkan Arka.

Zahra sempat tercekat mendengar kata sayang yang keluar dari mulut sahabat perempuan Arka. Apa ia tidak segan mengatakan itu di depan Zahra? Apa ini balasan dari perilaku Zahra yang sempat menyakiti Kayla?

Vela tertawa kecil melihat eksperesi Zahra. "Maaf ya, gue udah terbiasa manggil Arka kayak gitu."

"Jangan cemburu Ra, aku sama Vela cuma sahabatan aja. Dan gak akan pernah lebih."

Jika raut wajah Zahra berseri mendengar itu maka berbeda dengan Vela.

○○○○○○○○

Kayla duduk termenung di kursinya. 

Kata-kata Leo terus berputar di kepalanya.

Sahabat kecil Arka sudah kembali.

Kayla membuka tas sekolahnya, lalu mengambil buku kecil berwarna kuning dan sebuah pulpen bertinta biru. Ia ingin menulis sesuatu di buku itu.

Air matanya luruh setiap ia menulis kata demi kata. Rasanya sakit, sangat sakit. Ia sudah berjanji untuk bisa melupakan Arka. Dia tidak mau mengkhianati Layla dan dia tidak mau menghancurkan persahabatannya dengan Zahra. Dia ingin memperbaiki semuanya, meski harus mengorbankan hatinya sampai hancur tidak terbentuk.

Ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat, Kayla buru-buru mengusap air matanya. Tapi terlambat, Zahra sudah melihat air mata itu.

"Minggir," ketus Zahra.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang