11

17.9K 1.4K 19
                                    

Mungkin bagimu perasaanku hanyalah sebatas debu yang jika diterpa angin langsung menghilang.

☆Kayla.

●●●●●●

"Leo, lo ngapai?" tanya Kayla cukup terkejut ketika melihat pria berkaca mata ini datang ke rumahnya.

"Mau main aja, boleh 'kan?"

"Yaa, boleh sih. Tapi maksud gue kenapa gak bilang dulu?"

"Tadi gue mampir ke rumah temen gue di deket sini jadi sekalian mampir ke rumah lo."

Kayla memicingkan matanya. Benerkah apa yang diucapkan temannya ini atau dia sedang berbohong?

Leo yang mendapat respon seperti itu mendengus samar. "Kesannya gue kayak bohong ye."

Kayla tertawa canggung, bukan seperti itu maksudnya tapi kan? ah sudahlah.

"Fitnah terus," cibir Kayla.

"Fakta bukan fitnah," balas Leo tak kalah sengit.

Kayla memutar bola matanya, terlalu malas meladeni perkataan pria tinggi berkaca mata ini.

"Masuk!"

"Gitu kek dari tadi! Gak peka amat." Leo menerobos tubuh kecil Kayla. Sementara sang empu hanya bisa menggerutu sebal. Kenapa di hari ini ia harus kedatangan tamu tak diundang seperti itu.

"Ambilin minum dong! Haus," ujar Leo memerintah seraya duduk di sofa.

Kayla mendengus kesal. Menyebalkan sekali tamunya ini. Memerintah sesuka hatinya.

"Kok lama-lama lo nyebelin ya!" emosi Kayla.

"Lah, gue salah? Gue kan tamu. Emang lo gak pernah denger kalau tamu itu adalah raja?" tanya Leo menaik turunkan alisnya.

"Kalau tamu modelan kayak lo jatuhnya bukan raja, tapi babu," ucap Kayla tertawa.

Leo melempar bantal sofa ke arah perempuan yang tampak tertawa mengejeknya. "sialan lo Kay!"

°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Nanti malam kamu ke rumah Kayla 'kan Ar?" tanya Lita mengelus rambut anak tunggalnya.

Arka yang sedang golek dengan berbantal paha Bundanya pun langsung menoleh.

"Hm, gak tau Bun. Arka udah ada janji mau main sama Fikri," jawab Arka.

"Kamu ini main terus. Bunda udah jarang lihat kamu ngapelin Kayla."

Bahkan Arka gak pernah ngelakuin itu Bun. batin Arka.

"Kasihan Kayla, Ar. Pasti dia kesepian di rumah," ucap Lita membujuk Arka untuk mau menghampiri calon menantunya itu.

Arka yang tidak bisa menolak permintaan wanita yang paling dia cintain pun akhirnya hanya bisa mengangguk.

Lita yang melihat itu lantas tersenyum. "Berarti setuju nih nanti malam ke rumah Kayla?"

"Iya Bunda."

"Gitu dong Ar, itu baru anak Bunda." Lita memberi ciuman penuh sayang di kening sang anak.

"Hm, Bund.." panggil Arka.

"Apa Bunda benar-benar setuju kalau Arka sama Kayla?"

Lita yang mendapat pertanyaan seperti itu pun mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu nanya kayak gitu?"

"Arka cuma mau tau aja jawaban Bunda. Terlepas dari ini pesan terakhir dari om David. Apa Bunda benar-benar setuju kalau Arka sama Kayla?"

Lita tersenyum sendu. "Ar, dengerin Bunda yaa. Kayla itu anak yang baik, dia juga sopan dan pintar. Di usia dia yang masih muda dia harus bisa nerima kenyataan yang begitu menyakitkan. Tapi dia gak larut dalam kesedihan. Dia terus berusaha bangkit demi melanjutkan hidupnya. Kayla itu tinggal sendiri nak, dan cuma kita yang dia punya."

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang