36

16.6K 1.1K 103
                                    

Aku membela namamu di depan banyak orang. Tapi kamu menghancurkan namaku di depan banyak orang. Apa ini yang dinamakan tidak tau diri?

☆Kayla.

●●●●●●

Kayla sedang berusaha berjuang di dapur. Ia sedang membuat adonan kue demi Arka. Gadis itu tampak sibuk mengaduk adonan sekaligus membaca buku paduan membuat kue yang benar dan enak. Nanti malam Kayla ingin membuat hal yang dapat bikin Arka terkesan. Setidaknya jika nanti malam merupakan malam terakhirnya dengan Arka, ia ingin membuat malam itu menjadi malam yang tidak pernah dilupakan Arka. Malam yang sangat indah untuk mereka berdua. Semoga saja angan-angannya dapat terjadi.

"Kayaknya coklatnya kurang banyak deh," ujar Kayla pada dirinya sendiri.

Arka sangat menyukai makanan manis. Apalagi coklat, itu adalah makanan favorit Arka.

Setelah hampir dua jam berkutat di dapur akhirnya kue rasa coklat dengan hiasan buah strawberry di atasnya telah selesai. Kue itu tampak indah dan sepertinya rasanya juga akan enak.

Kayla tersenyum tulus. "Gue harap Arka bakal suka sama kue ini."

Gadis itu bergegas untuk mandi dan bersiap-siap. Kayla memakai dress berwarna kuning dengan pita dibagian pinggangnya.

Kayla melangkahkan kakinya menuju taxi yang sudah ia pesan. Mengingat Pertemanan Arka dan Leo yang tidak baik membuatnya tidak mengajak laki-laki berkacamata itu untuk ikut serta.

Sementara di tempat lain, Zahra dan Vela tampak terlihat cantik dengan dress berwarna biru yang menempel di tubuh Zahra dan drees berwarna merah di tubuh Vela. Kedua gadis itu tampak akrab. Mereka sedang duduk manis di sofa ruang tamu Arka. Sementara sang pemilik rumah belum datang.

Tok. Tok.

"Assalamualaikum, Arka..."

Vela dan Zahra saling pandang. Mereka jelas dapat menebak siapa orang yang berada di balik pintu utama itu.

"Ingat kata-kata gue, Ra. Gak ada cewe yang rela lihat cowonya sama cewe lain," ujar Vela mengasut Zahra.

Zahra beranjak dari duduknya. Berjalan membuka pintu dengan wajah yang menahan amarah.

Vela yang melihat itu tersenyum licik. Ia merasa senang melihat Zahra yang sangat gampang untuk dibodohin.

"Gue tunggu tanggal kehancurannya," ucap Vela tersenyum sinis.

Kayla sangat terkejut ketika melihat Zahra yang membuka pintu untuknya.

"Ngapain lo di sini?" murka Zahra.

Kayla mencoba untuk tidak terpancing emosi. Ia tersenyum dengan elegant. "Gue disuruh Bunda buat datang."

"Nyokapnya Arka gak ada. Jadi mending lo pulang," usir Zahra.

"Gue tau. Justru karena Bunda Lita gak ada makanya gue disuruh buat nemenin Arka rayain ulang tahunnya," ucap Kayla memberitahu.

"Gak perlu! Gue sama Vela yang bakal nemenin Arka," sinis Zahra.

Vela menyilangkan kakinya melihat perdebatan itu.

Kayla melihat Vela yang tampak santai menyaksikan ia dan Zahra.

"Kenapa lo lihatin gue?" tanya Vela.

"Iri karena gak bisa masuk?" tanya Vela meremehkan.

Jika bersama Zahra, Kayla akan diam saja diperlakukan seperti itu. Ia masih menghargai Zahra sebagai temannya. Tapi untuk sahabat kecilnya Arka itu. Dia tidak akan pernah diam.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang