15

18.3K 1.2K 9
                                    

Aku jelas berada didekat mu. Tapi kamu sama sekali tidak memperdulikan itu. Aku jelas berada di samping mu. Tapi kamu jugs tidak perduli dengan keberadaan ku. Lantas sekarang aku harus apa?

☆Kayla.

●●●●●●

"Kay." panggil Zahra.

Kayla yang sedang bermain ponsel pun langsung memberhentikan kegiatannya yang sedang menelusuri dunia maya itu.

"Ada apa Ra?"

"Lo sekolah di sini udah lama 'kan?"

Kayla tidak mengerti kenapa temannya itu mendadak bertanyak hal seperti itu.

"Iya, kenapa Ra?"

Zahra terdiam sebentar. Apa pertanyaannya kali ini akan mendapatkan sebuah jawaban yang sangat ia butuhkan?

"Hm, gue gak sengaja lihat tadi di koridor," jawab Zahra sedigit ambigu.

Kayla mengerutkan keningnya. Sedikit tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Zahra.

"Lihat, lihat apa?"

"Lihat Arka, Fikri sama Leo. Mereka bertiga sama-sama luka. Wajahnya penuh lebam."

Kayla tercekat. Apa yang dikatakan Zahra itu benar? Tapi apa yang mengakibatkan mereka bertiga seperti itu? Apa luka lebam di wajah Arka semalam adalah perbuatan mereka?

Pikiran itu terus memutar di kepala Kayla. Ada apa? Kenapa semuanya jadi rumit seperti ini.

"Kay, apa lo tau sesuatu yang gak gue tau?"

Sial, kenapa Zahra harus menanyakan hal itu.

"Diam lo gue anggap sebagai arti kalau lo tau sesuatu," ucap Zahra berasumsi sendiri.

"Gue cuma pengen tau Kay, sebenarnya ada apa?"

"G-gue--"

"Gue tau ada hal yang berusaha lo tutupin dari gue Kay. Gue gak akan maksa lo buat cerita. Tapi kalau emang bener semua dugaan gue." Zahra menjeda ucapannya. Memandang papan tulis dengan gamang. "Itu artinya lo udah bukan temen gue Kay."

Kayla terkejut. Tubuhnya berdesir hebat.

"Ra, kok lo ngomong gitu?"

"Gue cuma gak suka dibohongin Kay. Apapun alasannya."

Sekarang Kayla merasa telah menggali lubangnya sendiri. Kebohongan yang tidak sengaja ia ciptakan justru membuatnya terpojok. Kenapa harus Zahra yang menjadi orang ketiga diantara hubungannya bersama Arka?

■■■■■■■■■■■

"Ar," panggil Fikri.

Arka menaikan sebelah alisnya. Terlalu malas menyahut.

"Lo marah sama gue?"

"Gue gak bermaksud buat lo ketemu sama Leo. Gue juga gak tau kenapa dia bisa ada di rumah gue."

Arka mendecih. "Gak mungkin dia bisa ke rumah lo tanpa izin dari lo sendiri."

"Gue emang nyuruh Leo buat datang. Tapi gak di saat ada lo," jawab Fikri.

Arka cukup kaget mendengar itu, tapi dia kembali bersikap tenang.

"Jadi selama ini lo sering main sama dia juga?" Itu bukan sebuah pertanyaan yang ingin Arka ucapin. Tapi sebuah pernyataan yang benar.

"Bukannya gue udah bilang ya sama lo kalau gue gak berpihak salah satu diantara kalian?"

"Gue cuma jadi penengah. Bukan berarti gue sering sama lo terus gue jadi gak bisa sama Leo juga."

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang