17

16.1K 1.3K 48
                                    

Aku mencintai mu.
Aku juga menyayangi mu.
Tapi apa arti itu semua kalau kamu tidak bisa membalasnya?
Untuk apa aku bertahan dengan orang yang tidak bisa menghargai ku?
Aku capek terluka, aku capek mengalah.

☆Kayla.

●●●●●●

Hari ini Kayla tidak hadir. Ntah apa yang terjadi dengan gadis itu. Yang jelas dia tidak hadir tanpa keterangan apapun. Kayla mendapat absensi di kelasnya.

Zahra yang menatap bangku di sebelahnya kosong hanya bisa menghela nafas. Sejujurnya ia merasa khawatir sama temannya itu. Handhphonenya tidak aktif, sebenarnya ada apa dengan Kayla?

Zahra : Kay, lo kenapa gak datang? Lo juga gak balas chat gue.

"Tolong jangan buat khawatir Kay," gumam Zahra.

Zahra masih terus memandangi ponselnya, berharap ceklis satu itu akan berubah menjadi ceklis dua dan berwarna biru.

Di saat sedang menunggu balasan pesan itu tidak lama guru bahasa Indonesia memasuki kelas. Hal itu membuat Zahra memasukan ponselnya dengan paksa ke tas.

○○○○○○○

"Jadi cerita yang lo bilang itu bener?" tanya Fikri sedikit berbisik.

Arka hanya mengangguk, terlalu malas untuk meresponnya dengan ucapan. Kejadian tadi malam membuat Arka terus kepikiran. Pasalnya dia heran. Karena tidak biasanya Kayla akan mematikan telfonnya secara sepihak.

"Dia tau?"

Arka menaikan alisnya. "Siapa?"

"Kayla."

"Tau."

Fikri benar-benar tidak menyangka dengan kelakuan temannya ini. Kenapa dia dengan gampang sekali memberitahu hal seperti itu pada orang yang sudah dijodohkan dengannya? Apa dia sama sekali tidak memikirkan perasaan Kayla?

"Terus reaksi dia gimana?" Fikri masih terus bertanya. Sejujurnya ia merasa kasihan pada Kayla. Gadis penuh kelembutan itu tidak pantas mendapatkan segala tingkah bodoh dari Arka.

"Nangis mungkin," jawab Arka tanpa rasa bersalah. Dan apa katanya tadi, mungkin? Hei! padalan sudah jelas dia tau sendiri bahwa gadis itu emang menangis dan itu karena ulahnya sendiri.

Fikri diam sebentar. Ia sedang memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menyadarkan temannya yang sudah kehilangan akal pikirannya itu.

"Atas dasar apa lo ngasih dia cincin?"

Arka mulai bosen dengan pertanyaan yang dilontarkan Fikri. Saat ini dia sedang tidak ingin diganggu. Pikirannya lagi tidak baik-baik saja sekarang.

"Kenapa lo jadi banyak tanya gini?"

"Gue cuma mau tau."

"Gak semua hal harus lo tau Fik, yang jelas lo pasti tau alasan apa yang buat seorang pria memberikan wanitanya sebuah cincin."

"Gitu ya," gumam Fikri lirih.

Arka yang lagi tidak mood pun tidak begitu mendengar ucapan Fikri. Ntah dia yang emang tidak mendengarnya atau karena dia yang malas merespon.

○○○○○○○○

"Leo!"

Cowo itu pun menghentikan langkahnya ketika mendengar seruan dari arah belakangnya.

Zahra berlari kecil demi mensejajarkan dirinya dengan cowo berkacama itu.

"Lo tau keadaan Kayla?" tanya Zahra dengan napas yang sedikit tersenggal.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang