21

15.3K 1.1K 25
                                    

Kamu ada, tapi tidak bisa aku genggam.
Kamu ada, tapi tidak bisa aku miliki.
Dan kamu ada, tapi tidak untuk ku.

☆Kayla.

●●●●●●

Hari ini mereka kembali makan di ruangan yang sama. Baik Lita, Arka, dan Kayla pun sama-sama bungkam. Tidak ada yang berbicara karena mereka ingin makan dengan tenang.

Setelah selesai sarapan, Arka bergegas mengambil tasnya yang berada di samping kursinya.

"Arka berangkat dulu ya, Bun."

"Sekalian sama Kayla," titah Lita.

Kayla yang mendengar itu langsung menggeleng dengan cepat. "Nggak usah Bun, biar Kayla naik taxi aja."

"Ngapain harus naik taxi Kay? Kamu 'kan sama Arka satu sekolahan," ucap Lita bingung.

"Lagian kenapa juga kalian gak berangkat bareng?" Lita memicingkan matanya menatap anak dan calon menantunya itu. "Kalian lagi berantem?" tuding Lita.

"Nggak kok Bun. kita gak berantem," jawab Arka.

"Terus kenapa kamu gak mau berangkat sama Kayla?"

"Siapa yang bilang Arka gak mau berangkat sama Kayla?" Arka menatap Kayla yang tengah menunduk.

"Kan tadi Bunda denger sendiri kalau Kayla yang gak mau berangkat sama Arka," ujar Arka tidak mau disalahkan.

"Jadi kamu mau berangkat bareng Kayla 'kan?"

Arka tersenyum. "Mau dong Bun, gak mungkin Arka gak mau berangkat sama calon Arka sendiri."

Kayla tersentak kecil mendengar itu.
Calon?

Lita melebarkan senyumannya. "Bagus kalau gitu. Bunda seneng dengernya dan Bunda udah gak sabar lihat kalian tunangan. Lalu kalian menikah dan memiliki anak yang lucu-lucu," ujar Lita menerawang betapa bahagianya ia nanti melihat keluarga kecil Arka dan Kayla.

Sementara kedua orang itu sama-sama tertegun di tempatnya. Tidak pernah mereka sangka kalau Bundanya sudah berpikir sejauh itu. Bagaimana kalau Lita tahu kalau selama ini mereka tidak pernah baik-baik saja? Atau mungkin bagaimana jika ia tau kalau anaknya ternyata sudah menyakiti Kayla?

□□□□□□□

"Lo kenapa?" tanya Leo.

Fikri yang mendapat pertanyaan seperti itu pun hanya tersenyum tipis.

"Galau ya, lo?" tebak Leo.

"Nggaklah! Mana mungkin gue galau. Cewe aja gak punya," ucap Fikri kesel.

Leo terbahak. Ia juga ya, gimana bisa ia berpikir bahwa temannya itu sedang galau sementara pacar aja tidak ada.

"Gebetan aja nggak ada apalagi pacar, yakan?" Leo tersenyum mengejek.

"Sialan lo!"

"Terus kalau gak galau, lo kenapa? Bagi-bagi ceritalah ke gue."

"Lo pikir makanan pake dibagai segala," cibir Fikri.

"Yaudahlah terserah lo aja. Intinya kalau lo butuh teman cerita gue selalu siap," ucap Leo.

Fikri mengangguk, tidak mungkin ia menceritakan apa yang tengah ia rasakan sekarang. Ia tidak mau membuat hubungan pertemanan mereka yang sudah rusak malah menjadi semakin rusak.

"Tumben lo datang sendiri. Biasa juga sama dia," ucap Leo mengganti nama Arka menjadi dia.

"Katanya dia berangkat sama Kayla hari ini," jawab Fikri membuat Leo menerjapkan matanya.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang