7

18.2K 1.4K 24
                                    

Hari ini kamu segalanya tapi tidak menutup kemungkinan kalau besok kamu bukan siapa-siapanya. Hati manusia itu gampang berubah. Jadi jangan senang kalau diperlakukan manis oleh dia.

☆Kayla.

●●●●●●

Baru semalam ia merasakan bahagia atas perlakuan Arka. Tapi hari ini justru kebahagiaan itu lenyap seketika setelah melihat pemandangan di depannya. Di sana ada Arka dan Zahra yang sedang berjalan bersama dengan tangan yang saling bertautan.

"Cocok banget ya mareka."

"Satunya cantik satunya lagi ganteng."

"Jadi iri sama kak Zahra."

"Pengen jadi kak Zahra gue!"

Suara-suara itu terdengar dari anak-anak kelas 10. Saat ini memang mereka juga ikut memperhatikan Arka dan Zahra.

Kayla berbalik badan. Tidak ingin melihat atau mendengar suara-suara yang akan menyakitinya lebih dalam lagi. Kayla benci dirinya yang tidak bisa tegas. Kayla benci dirinya yang selalu mengalah. Dan Kayla benci dirinya karena masih mencintai Arka.

"Kayla!"

Kayla berhenti melangkah ketika mendengar namanya dipanggil. Ia tidak perlu menebak itu suara siapa. Karena dia sudah sangat mengenali suara itu.

"Apa Ra?" tanya Kayla ketika Zahra sudah berada di sampingnya. Matanya sesekali melirik tepat ke arah tangan Zahra dan Arka. Apa mereka tidak ada niat buat melepaskan genggaman itu.

"Gue mau izin ya, tolong sampein sama ketos," ucap Zahra.

"Emang lo mau kemana?"

"Ke kelas Arka. Mau duduk-duduk di sana aja. Lo mau ikut?"

Kayla menggeleng. Kalau dia ikut itu sama saja dengan dia akan menyakiti dirinya lebih dalam lagi.

"Gue di kelas aja. Lagian mau latihan nyanyi buat ntar siang," elak Kayla.

Zahra mengerti. Nanti siang beberapa siswa-siswi yang suaranya terbilang cukup bagus akan menyanyi di lapangan. Mereka sedang mengumpuli sumbangan untuk diserahkan kepada orang-orang yang hidupnya serba kekurangan. Kegiatan ini emang selalu ada di setiap tahunnya. Biasanya para anggota osis yang bertugas memberikan uang hasil sumbangan itu ke orang-orang yang jauh lebih membutuhkan.

"Yaudah, kalau gitu gue ke kelas Arka aja ya. Mumpung free," ucap Zahra tertawa.

Kayla tersenyum. Saat ini dia sedang mencoba menutupi segala rasa sakitnya. Lagian ini bukan hal yang baru baginya. Jadi sudah seharusnya dia terbiasa dengan semua ini.

Sementara Arka? Cowo itu hanya diam. Tidak ada usaha sedikit pun untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan Kayla.  Arka tidak berniat sama sekali untuk mepelaskan genggaman tangannya pada Zahra. Malah sekarang genggaman itu berubah menjadi sebuah rangkulan. Arka merangkul Zahra menuju ke kelasnya. Meninggalkan Kayla yang menatapnya dengan sorot pilu.

"Semakin gue diam. Semakin itu juga gue bakal tersakiti," gumamnya.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Kenapa Arka jadi membawanya ke sini. Ini bukan kelasnya melainkan kantin.

"Kok kesini?" tanya Zahra bingung.

"Aku lapar sayang," jawab Arka.

"Kamu emang belum sarapan?"

Arka menggeleng. "Kamu tolong pesanin makanan dulu ya. Aku mau ke toilet sebentar."

"Kenapa tadi gak ke toilet dulu baru ke sini?" kesal Zahra. Kenapa laki-laki ini sangat senang membuang-buang waktu seperti ini.

"Biar kamu bisa duduk. Ntar capek kalau berdiri di depan toilet nungguin aku," alibinya.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang