25

16.4K 1K 79
                                    

Kamu milik ku, bukan?
Tapi kenapa aku merasa tidak memiliki hak apapun atas diri kamu.

☆Kayla.

●●●●●●●

"Maafin Bunda ya, kalian makan siang berdua dulu," ucap Lita.

Tadi Lita mendapat telfon bahwa ada rapat untuk para dosen. Dan Lita yang menjabat sebagai salah satu dosen di kampus yang cukup terkenal itu pun harus hadir dan meninggalkan anak serta calon menantunya.

"Jadi Arka makan sama Kayla aja nih Bun?" tanya Arka.

"Iya sayang. Nggakpapa 'kan?"

"Iya nggakpapa sih. Kalau gitu Bunda hati-hati di jalan ya," ujar Arka.

"Kamu jangan lupa nanti antar Kayla pulang," peringat Lita.

Lita mengelus puncak kepala Kayla. "Bunda pergi dulu ya, baik-baik sama Arka."

Kayla tersenyum menyalim tangan Lita. "Iya Bun. Bunda jangan ngebut bawa mobilnya," pesan Kayla.

"Yaudah, kalau gitu Bunda pigi ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka serentak.

Kedua anak berseragam putih abu-abu itu pun masuk ke dalam rumah setelah melihat mobil Lita keluar gerbang.

"Cepat makan biar gue antar pulang," ucap Arka.

"Kenapa sih gak sabaran banget. Aku 'kan masih pengen lebih lama sama kamu Ar."

"Tapi guenya gak pengen Kay, gue udah ada janji sama Fikri."

"Temen terus perasaan. Akunya kapan?" tanya Kayla duduk di kursi makan.

"Kapan-kapan," balas Arka cuek.

"Nyebelin banget," cibir Kayla.

"Udahlah jangan cerewet. Sakit kuping gue," keluh Arka.

Kayla mendengus sebal. "Yaudah iya, aku diam."

"Bagus."

Arka dan Kayla sama-sama hening dalam makan siang itu. Mereka menikmati masakan yang begitu enak. Sesekali Kayla melirik Arka. Kapan cowo itu akan bersikap manis padanya? Kayla kan juga pengen diperlakukan bak tuan putri.

Dering ponsel Arka menarik perhatian Kayla. Dia tidak tahu siapa yang menelfon, tapi ketika melihat raut wajah Arka yang bahagia Kayla dapat menebak bahwa itu telfon dari seorang perempuan. Tapi siapa? Apa Zahra?

Berapa kali aku harus bilang kalau aku juga kangen sama kamu.

Deg

Apa Kayla tidak salah dengar? Kenapa Arka berkata seperti itu? Sebenarnya siapa yang menelfonnya?

Kabarin aku kalau kamu udah mau balik biar nanti aku jemput di bandara.

Kayla yakin seratus persen kalau itu bukan Zahra. Lantas siapa lagi perempuan yang akan merebut kebahagiaanya? Masalah dengan Zahra saja belum selesai. Ini ditambah masalah baru.

Iya, aku juga sayang sama kamu.

Bahu Kayla merosot, matanya berair dan dadanya bergemuruh. Siapa yang sedang bertelfonan dengan cowo itu? Apa seseorang yang begitu penting? Lantas ia dianggap apa? Kenapa Arka begitu tenang berbicara lewat telfon tanpa memperdulikan keadaanya.

Mood makan Kayla mendadak hilang. Ia meletakan sendok dan garpunya di atas piring.

Arka menatap Kayla setelah mendengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang