29

14.8K 1K 134
                                    

Jika kamu berani jatuh cinta itu artinya kamu berani menerima resikonya.
Jatuh cinta itu tidak selamanya berakhir dengan bahagia, karena kebahagiaan tidak selamanya berpihak pada mu.

☆Kayla.

●●●●●●

Sebenarnya Kayla tidak tau apa yang membawa langkah kakinya menuju ke rooftop. Sebelumnya ia tidak pernah ke sini. Tapi sekarang ia berada di sini.

"Ternyata gak seburuk yang gue kira," gumam Kayla memandang rooftop yang cukup bersih walau ada beberapa bangku dan meja rusak.

"Ngapain lo ke sini?"

Kayla tercekat mendengar suara yang dari tadi berusaha dia hindari.

Arka berdiri disamping Kayla. Memandang perempuan itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Bener lo ribut sama Zahra?" tanya Arka to the point.

"Nggak," jawab Kayla pelan.

"Jangan bohong Kay," pinta Arka.

Kayla tersenyum tipis. "Aku 'kan belajar bohong dari kamu."

Arka terhenyak mendengar itu. Nada suara Kayla emang biasa saja tapi sungguh itu membuat Arka merasa tersindir.

"Zahra ngomong apa aja sama lo?"  tanya Arka penasaran.

"Ngomong kebenaran," jawab Kayla tanpa ragu.

Arka merangkul pundak Kayla. "Gue gak pernah bosen buat minta maaf sama lo, Kay."

Kayla diam saja. Dia sebenarnya emang tidak ingin menjumpai cowo ini dulu, tapi berada di dekat Arka membuatnya merasa nyaman.

"Apa kata-kata Zahra nyakitin lo?"

"Iya, tapi semua yang dia bilang itu benar. Jadi kenapa harus merasa tersakiti?" tanya Kayla balik di dalam rangkulan itu.

"Zahra bilang apa?" tanya Arka ingin tahu.

"Semua hal yang kamu rasain," jawab Kayla lembut.

"Tolong Kay, kasih tau gue. Setidaknya biar gue bisa ngobatin rasa sakit itu."

Kayla mendongak menatap Arka. Mata mereka bertemu. "Buat apa kamu ngilangin rasa sakit itu kalau nanti kamu bakal ngasih rasa yang jauh lebih sakit lagi," ucap Kayla mampu membuat Arka tercekat dalam rasa bersalahnya.

"Zahra benar, selama ini cuma aku yang bertahan sendiri. Dan selama ini juga kamu gak pernah bisa 'kan balas perasaan aku?"

Kayla melepaskan rangkulan yang menyamankan itu. "Aku gak nyerah, tapi untuk sekarang boleh gak kalau aku mau belajar terbiasa tanpa kamu?"

"Kenapa?" tanya Arka gamang.

"Karena aku tau kalau kamu gak bakal jadi milik aku. Makanya dari sekarang aku mau belajar ngelepasin kamu."

Tanpa diperintah dan dengan dorongan hatinya sendiri Arka membawa Kayla ke dalam pelukannya. Tangan laki-laki itu mengelus rambut Kayla yang tampak halus.

"Jangan nyerah Kay, gue gak mau kehilangan lo." ntah itu kata-kata yang tulus atau enggak tapi Kayla jelas dapat mendengar nada penuh permohonan itu.

"Kamu nyuruh aku untuk bertahan dengan segala rasa sakit ini?" lirih Kayla.

"Sampai kapan Ar? Sampai kapan aku harus terus berada di posisi ini?"

Arka semakin mendekap erat Kayla. Sungguh, ia sama sekali tidak ingin kehilangan perempuan ini. Arka sendiri tidak mengerti ada apa dengan dirinya. Tapi Kayla tidak bisa ia lepaskan begitu saja.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang