ekstra part bersama

18K 796 65
                                    

Begitu banyak kebahagiaan yang bisa kamu dapatkan di dunia ini.
Begitu banyak hal luar biasa yang tidak pernah kamu bayangin akan terjadi dalam hidup.
Begitu banyak kejutan yang diberikan semesta pada mu.
Tapi apapun itu, tetaplah menjadi seseorang yang baik. Yang tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Tapi membalas kejahatan dengan kebaikan.
Tunjukan senyumanmu kepada semua orang, sampai tidak ada satu pun orang yang tahu bahwa dibalik senyum itu ada beribu luka yang kamu simpan.

○○○○○○○○○

Hari demi hari sudah mereka lalui. Bulan demi bulan pun sudah berlalu. Bahkan tahun demi tahun sudah mereka lewatkan.

Ntah di tahun keberapa mereka kembali dipertemukan lagi. Semuanya, tanpa terkecuali. Jika dulu pertemuan mereka di saat anak-anaknya masih kecil maka berbeda dengan sekarang. Anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa. Tumbuh dengan sangat baik. Parasnya juga tidak jauh dari orangtuanya.

Dion dan Cia yang sekarang sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. (Leo & Kayla)

Sementara Dika kelas 2 SMA dan Al kelas 2 SMP. (Fikri &Zahra)

Dan yang terakhir, Shera yang tengah duduk di bangku kelas 1 SMP. (Arka & Aulia)

"Setelah sekian tahun akhirnya ketemu lagi!" seru Zahra senang.

Kayla tertawa mendengar nada yang begitu menggebu. "Gue juga seneng banget Ra, akhirnya bisa ngumpul kayak gini lagi."

Arka melirik anak perempuannyan yang dari tadi terus menatap Dion dengan tatapan penuh binar kesenangan.

"Shera, kamu kenapa lihatin Bang Dion sampe kayak gitu?" tanya Arka.

Dion yang merasa namanya disebut langsung menoleh ke arah Shera, gadis berkucir kuda yang cukup menggemaskan.

"Ganteng," ujar Shera jujur.

"Ganteng banget!" pekiknya.

Dion dan yang lainnya cukup terkejut mendengar seruan yang begitu polos. Bagaimana bisa Shera dengan gampangnya berkata seperti itu di depan banyak pasang mata yang memperhatikannya?

"Anak om emang ganteng," sambung Leo tersenyum bangga.

"Abang Dion makan apa sih? Kok bisa gantengnya kebangetan kayak gini," tanya Shera menopang dagunya.

Jujur, Dion merasa risih diperhatikan seperti itu. Sementara Cia hanya cengegesan tidak jelas.

"Kenapa ketawa?" tanya Dion datar pada Cia.

"Wahh," Shera bertepuk tangan layaknya seseorang yang baru menemukan hal ajaib. "Suaranya buat jatuh cinta."

"Wihh gile anak lo, Ar," tutur Fikri.

"Shera, kamu ini ngomong apa? Masih kecil juga udah bahas cinta," tegur Aulia.

"Tapi Bang Dion emang buat jatuh cinta Bun," jawab Shera tanpa Dosa.

Kayla menerjapkan matanya. Apa benar Shera ini anak Aulia? Kenapa sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Ibunya? Aulia begitu lemah lembut dan sangat menjaga tutur katanya. Sementara Shera? Ha, jawab sendiri saja kalian.

"Kayaknya sifat Arka nurun ke ni anak," gumam Zahra.

"Gue denger Ra," sinis Arka.

Zahra tertawa canggung. Ia kira tidak akan ada yang mendengar ucapannya.

"Hehe," cengir Zahra.

"Maaf Ar, gue 'kan cuma nebak aja," cetus Zahra.

"Tapi kayaknya yang dibilang istri gue gak salah deh. Bisa jadi 'kan sekarang keadaan berbalik?" tawa Fikri.

KAYLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang