[27] Untitled

200 56 31
                                        

Update sekarang biar aman kalau mau kesel. Met malam minggu!

***



"Kayaknya ada yang harus disidang hari ini."

Jiae menatap ketiga kawannya yang sedang melipat kedua tangan di dada. Kecuali Inseong, dia berkacak pinggang.

"Apaan siihhhh?" tanya Jiae.

Jisoo menarik Jiae agar duduk di kursi, lalu melontarkan satu pertanyaan yang singkat, padat, dan jelas.

"Yang tadi siapa?"

Dahi Jiae berkerut. "Siapa?"

"Yang nganter lo," Inseong memperjelas.

"Oohhh, Daeyeol?"

Inseong, Hana, dan Jisoo saling bertukar pandang selama beberapa saat. Daeyeol, nama yang nggak asing.

"Apaan sih?" tanya Jiae sekali lagi.

"Kalian jadian?"

"HAH?" Jiae memekik kencang sebelum akhirnya tertawa. "Gue ketemu dia di gerbang Kampus, terus nebeng. Ada yang aneh?"

"Banyak," jawab Hana.

Ceritanya, tadi itu Jiae ada perlu di fotokopian dekat gerbang. Dari gerbang ke FPsi itu lumayan kalau jalan, dan tiba-tiba ada motor mepet dia. Pengendara motornya nanya, "Ojek, Mbak?" gitu. Ternyata Daeyeol, terus Jiae nebeng sampai FPsi. Salah?

Enggak dong, itu namanya cerdas. Yakali orang nawarin tebengan ditolak?

"Pertanyaan pertama. Dia temennya Sungjong kan? Dan dia tetangga lo?" tanya Inseong.

Jiae mengangguk.

"Kalian seakrab itu?" tanya Hana.

"I...ya? Iya sih, namanya tetangga masa gak akrab?" kata Jiae.

"Zodiaknya apa, Ji?" kalau pertanyaan ini sudah jelas kan siapa yang melontarkan.

"Gak tau...." jawab Jiae. "KENAPA SIIIIHHH?"

"Gapapa. Kayaknya kok lo berbinar banget gitu kalau ngobrol sama dia?" kata Hana.

Memang ini bukan yang pertama kalinya Inseong, Hana, dan Jisoo melihat Jiae berinteraksi sama Daeyeol. Beberapa kali mereka papasan di Perpus, pernah juga di Warung Bakso seberang Kampus. Raut wajah Jiae tuh beda lah kalau ketemu. Mungkin Jiae gak sadar, tapi orang di sekitarnya bisa melihat dengan jelas.

"Masa? Perasaan lo aja kali," kata Jiae. Benar kan, dia nggak sadar.

"Iya juga gapapa kali Ji," sahut Jisoo. "Cara yang paling efektif buat move on tuh ya cari yang baru."

"Kecepetan kali kalau sekarang mah," timpal Inseong. "Baru berapa bulan. Dua bulan? Atau baru sebulan? Masa idahnya belum kelar."

"EMANGNYA GUE JANDA?" semprot Jiae.

"NANTI JADI OMONGAN ORAAANG," balas Inseong.

"Peduli amat sama omongan orang. Mereka kan nggak tau lo putus karena apa, atau bahkan mereka juga gak tau kalau lo udah putus," sahut Jisoo. "Lagian yang tau kalau lo pacaran sama Yoongi tuh siapa sih? Orang tertentu doang."

"Iya juga njir. Padahal pacarannya udah 6 tahun, udah dapet gelar S2 sih harusnya."

"Gue yang putus, gue yang dibonceng Daeyeol, kenapa kalian yang heboh?" tanya Jiae dengan wajah sarkasnya.

"Enggak sih, kita cuma mengeluarkan pendapat," jawab Jisoo.

Hana cuma ketawa lihat ketiga lawan bicaranya nyerocos panjang lebar perkara apakah ini saat yang tepat untuk Jiae buka hati buat orang baru atau belum. Dan ketika pandangan Jiae dan Hana bertemu, sebuah pertanyaan kembali terlontar.

The Guy Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang