[45] Cobaan

221 56 8
                                    

Tantangan terbesar di hubungan Abang dan Kakak ini bukan soal si Kakak yang jadi idaman banyak orang. Bukan juga perihal si Abang yang sibuk sama HIMA. Melainkan kehadiran Joochan selaku adik kandung pihak perempuan.

Kalau kalian ingat di buku sebelah ada adegan tentang para bocah jalan-jalan bareng Daeyeol dalam rangka selebrasi Bomin lulus UN, dan Jiae ikut karena mobil yang dipakai adalah mobil keluarga Hong.

NIATNYA, Daeyeol mau nraktir Bomin doang. Tapi emang dasarnya bocah gak bisa kalau gak ember mulutnya, jadi kesebar deh tuh. Yaudah kan, nggak ada pilihan lain selain berangkat full team. Mana mintanya glamping. Nggak nginep sih, cuma bakar-bakar daging, main flying fox, dan entah deh bakal ngapain aja itu bocah-bocah. Beruntungnya Papanya Bomin menyuntikkan dana yang cukup besar. Uang Daeyeol aman.

Pastinya ada banyak hal yang terjadi, bahkan dari sebelum berangkat. Dimulai dari yang pertama,

"Kakak ikut?" desak Joochan dua hari sebelum berangkat.

"Disuruh ikut sama Ayah," jawab Jiae santai.

"Terus kalau ikut mau ngapain? Karena disuruh Ayah atau ada alasan lain?"

Jiae yang malam itu lagi baca jurnal buat tugas memilih untuk nggak menggubris pertanyaan Joochan barusan. Tentunya hal ini justru mengundang rasa penasaran si Penanya.

"Kak," panggil Joochan. "Jawab dong!"

"Sekalian refreshing," jawab Jiae seadanya. Fokusnya masih tertuju pada lembaran kertas di tangan.

Bukan Joochan namanya kalau nggak banyak akal. Karena si Kakak nggak bisa dikulik, jadinya dia mengerahkan pasukannya. Siapa lagi kalau bukan Bomin.

Kenapa kok Bomin? Karena cuma Bomin yang gampang diajak kerjasama. Kalau Donghyun sama Kevin pasti nggak mau, mereka bukan tipe yang suka ngurusin orang lain. Jibeom juga cuek bebek. Bomin lah satu-satunya harapan.

"Pokoknya, lu harus merhatiin Bang Daeyeol sama Kakak gua ya? Oke?" titah Joochan.

"Oke."

"Nanti gua traktir roti bakar green tea topping oreo."

"OKE."

——

"Gue lebih milih lo nggak ikut daripada ikut tapi kita nggak bisa pacaran," kata Daeyeol. Nggak perlu ditanya gimana reaksi Jiae waktu Daeyeol ngomong gitu.

"Dae!"

Pasti langsung ngamuk lah.

"Apa gunanya seharian bareng tapi nggak bebas?" kekeuh Daeyeol. "Pasti direcokin sama bocil-bocil."

"Yaudah siihh sehari doang?"

"Tapi kan—"

"Pssstt!"

Jiae dan Daeyeol lagi bersiap berangkat ngampus, sambil nunggu Daeyeol pakai sepatu dan manasin motor mereka debat kecil di depan rumah Daeyeol. Tiba-tiba ada suara ghaib.

"Kiiiwww!"

Sepasang sejoli itu pun langsung nengok ke sumber suara. Ternyata ada pengangguran lagi nangkring di gazebo atas rumah nomor 5.

"Kiiiwwwww mau pada kemana atuh? Ngampus apa pacaran?" tanya sosok tersebut.

"Ngapain lo?" sahut Jiae.

The Guy Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang