Tanggal 18 akhirnya tiba, walaupun kalau bisa sih Jiae pengen skip aja langsung tanggal 19. Setelah berhari-hari Jiae bimbang memutuskan harus datang sama siapa, akhirnya pilihan dia jatuh kepada
"Kak, udah rapi kan?"
Yak, Joochan.
Alasan Jiae akhirnya ngajak Joochan adalah males ribet. Mumpung hari libur, gapapa lah sesekali quality time sama adik sendiri. Walaupun sejujurnya dia juga dagdigdug takut Joochan ngomong aneh-aneh di depan Myungsoo dan berakhir bikin geer.
Denger-denger sih mantannya Myungsoo beserta gengnya bakal dateng juga. Jiae berharap mereka ketemu, jadi gak ada alasan buat Jiae berdekatan sama Myungsoo. Sekalian biar Joochan lihat juga kalau apa yang sebenarnya terjadi tuh gak seindah yang dia pikir.
"Hebat banget Bang Myungsoo ini. Masih muda udah berbisnis," komen Joochan waktu mereka baru sampai.
Jiae memarkirkan mobilnya di tempat yang adem. "Ya kalau dari lahir udah kaya mah gampang mau buka Mall juga," komennya.
"Yaudah apa lagi yang Anda cari? Udah jelas ini bibit, bebet, bobotnya."
Sepasang kakak beradik itu berjalan memasuki lokasi acara. Suasananya ramai, bahkan Jiae pun tidak bisa melihat Myungsoo ada dimana.
"Rame banget," gumam Joochan.
"Mbak Jiae?"
Nggak cuma Jiae yang nengok, tapi Joochan juga. Belum selesai dia takjub sama betapa rame dan bagusnya tempat yang mereka datangi, ditambah takjub lagi sama sosok tinggi di hadapannya.
"Mas? Kesini juga?"
Seunghyub, yang barusan manggil Jiae, tersenyum lebar karena nggak nyangka bisa ketemu disini. Jiae sih nyangka-nyangka aja soalnya udah tau.
Mari kita simak apa yang akan terjadi.
"Sama siapa?" Seunghyub melirik Joochan lalu tersenyum tipis.
"Oh, kenalin ini Adikku," Jiae menyikut Joochan agar membalas senyuman Seunghyub.
"Halo, Om."
BISA-BISANYA JOOCHAN SALIM.
Salim yang beneran salim kayak pamitan berangkat sekolah ke Ayah. Seunghyub agak kaget tapi akhirnya nyengir aja. Emang kayak bapack-bapack sih, mau gimana lagi. Efek keseringan dipanggil Bapak sama teman-teman satu band. Double kill gak tuh? Udah mah dipanggil Om, DISALIMIN PULA.
"Chan," bisik Jiae. "Dia kating gue."
"Hah?" Joochan melirik Kakak dan Seunghyub bergantian. "Abang.... maaf ya...." cicit Joochan.
"Gapapa, santai aja," Seunghyub menggeleng cepat. "Siapa namanya?"
"Joochan, Bang."
"Saya Seunghyub. Temannya kakak kamu."
"Sendirian, Mas?" tanya Jiae. Seunghyub mengangguk.
"Yaudah sama kita aja duduknya," celetuk Joochan. Kemudian Joochan menunjuk salah satu tempat berisi 4 kursi. "Tuh kosong!"
Jadilah mereka duduk bertiga. Joochan sebelahan sama Jiae, Seunghyub di sisi satunya. Udah kayak keluarga anak satu.
"Tempat ini punya sahabat saya Mbak," Seunghyub membuka obrolan. "Yang waktu itu saya ngasih bingkisan ke Mbak, abis kita ketemuan di FH itu."
"Ohya?" Jiae (pura-pura) kaget. "Kak Myungsoo ya?"
"Lho? Mbak Jiae kenal juga?" Seunghyub (beneran) kaget.
![](https://img.wattpad.com/cover/249308606-288-k489287.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guy Next Door
FanficKalau kata pepatah, "Jodoh gak kemana". Sekarang pertanyaannya, doi mau gak sama lo? •spin off The GooGooBom• Biar gak bingung, bisa lirik-lirik buku sebelah dulu. Mulai chapter 13, 20, dan beberapa chapter intermezzo💫