"Sekolah haha hihi tau-tau udah UAS aja!" pekik Joochan.
Sore itu lagi ada Jibeom, Donghyun, sama Woojin di rumah Joochan. Lagi kerkom ngerjain mind map buat tugas Biologi. Tugas terakhir sebelum ujian. Mereka sekelompok karena rumahnya dekat, biar gampang ngerjainnya.
"Lu doang yang haha hihi," cibir Donghyun.
"Hidup harus haha hihi biar gak spaneng kayak hidup lu."
"Kerja woy! Malah berantem!" semprot Jibeom.
"Capeeeekkk!" keluh Joochan. "Lagian ada-ada aja sih nyuruh bikin mind map segede baliho."
Enggak, Joochan lebay. Disuruhnya ukuran A3 doang kok.
Lagi asik-asik ngerjain, tiba-tiba kecium bau gosong. Para bocah langsung curiga. Joochan dengan sigap ngecek ke dapur.
"KAKAK!"
Joochan langsung lari matiin kompor. "KAAANN GOSONG!" pekik Joochan.
"Go—gosong ya?" Jiae panik waktu tau masakannya gosong.
"Ngelamuunn aja kerjaannya!" omel Joochan. "Ini ngegoreng apaan?"
"Risol...."
"Yaudah sini gue aja yang goreng," Joochan langsung mengambil alih wajan penggorengan. Sementara itu, Jiae malah duduk di kursi meja makan sambil menyandarkan kepalanya.
"Tadi goreng berapa?" tanya Joochan.
"Lima...."
"Lemes banget lu kayak bihun."
Biasanya Jiae bakal ngamuk kalau Joochan ngeledekin macem-macem, tapi kali ini enggak. Dia malah merem sambil ngatur nafas. Dadanya mendadak sesak.
"Kalau ngantuk mending tidur dah, daripada ngebakar rumah."
Jiae langsung nyelonong pergi gitu aja dan masuk kamar. Joochan jadi bingung sendiri liat kakaknya gak bacot kayak biasanya.
Hmmmm ada yang aneh.
Jiae membenamkan wajahnya ke bantal sambil terisak pelan. Dia nggak tau ini sudah hari keberapa sejak pertengkaran di Pameran waktu itu. Jiae nggak punya tenaga buat ngehubungin Yoongi. Di sisi lain, dia juga ngerasa takut. Takut kalau mereka malah bertengkar lagi dan semuanya selesai gitu aja.
Entah fase ini akan bertahan berapa lama.
"Kakak?"
Suara ketukan di pintu kamar disusul dengan suara lembut Ibu.
"Ya?" Jiae segera mengusap air matanya dengan tisu sebelum membuka pintu kamar. "Kenapa, Bu?"
"Tolong ke warung depan beliin tepung bumbu sama kecap ya?"
"Iya."
Oke, saatnya refreshing sedetik ke warung. Berhubung malas naik motor, jadinya Jiae jalan kaki aja. Itung-itung menikmati udara sore hari yang cerah ini.
Ternyata warungnya tutup. Sayang sekali, padahal Jiae berniat mau beli jajan juga. Kampret juga ya, kayaknya semua sengaja mendukung kegalauan Jiae hari ini.
TIIIIIINNNNNNNN!
Entah apa yang terjadi, sekarang posisi Jiae ada di tengah jalan dan hampir ketabrak sepeda motor. Pikiran Jiae terlalu kacau untuk mengingat kembali kejadian beberapa menit—jangankan menit, beberapa detik yang lalu dia ngapain aja udah gak inget.
"Jiae? Lo gapapa?"
Lah, kenapa Daeyeol ada disini?
Pemuda jangkung itu tampak panik, sedangkan Jiae menampilkan ekspresi wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guy Next Door
FanfictionKalau kata pepatah, "Jodoh gak kemana". Sekarang pertanyaannya, doi mau gak sama lo? •spin off The GooGooBom• Biar gak bingung, bisa lirik-lirik buku sebelah dulu. Mulai chapter 13, 20, dan beberapa chapter intermezzo💫