[30] Sebuah Rayu

200 57 27
                                    

"Jiae ngundang kita ke Psychofest nih," kata Sungjong.

"Kapan? Dia panitia?" tanya Kihyun.

"Enggak, si Inseong sama Hana yang panitia. Besok sih, jam 4an katanya."

"Nah, sekalian bisa jajan. Ada bazarnya coy, gue liat ada kentang torpedo," sahut Hui.

"Hah? Torpedo mah burungnya kambing?" komen Daeyeol.

"ISH! Itu lhooo yang kentang pake tusukan terus muter-muter kayak perosotan waterboom," sungut Hui. "Dibumbuin gitu."

"KENTANG TORNADO GOBLOK."

"NAH IYA ITUUUU! Tadi gua bilang apa?"

"Elu bilangnya torpedo!"

"Oohh salah berarti. Beda dikit lah tornado sama torpedo."

Daeyeol ngakak sampai hampir kejengkang liat Hui diamuk sama Kihyun dan Sungjong. Mampus banget gak tuh.

"Ajak si Bona lah Ki, biar makin rame dan asoy," kata Sungjong. "Betewe ada dresscodenya, vintage gitu."

Hui mengibaskan tangannya, "Gampang dresscode mah tinggal nyontek Mbah Gugel."

"Dimana sih acaranya?" tanya Kihyun.

"Parkiran MM."

Daeyeol melihat grup LINE yang ramai broadcast promosi festival tahunan Fakultas Psikologi itu. Bahkan Instagram pun dipenuhi dengan poster acara. Dijamin bakal super ramai, apalagi ada bazar makanannya.

Kalau boleh jujur, Daeyeol jarang datang ke acara Fakultas lain kalau bukan diajak teman. Psychofest pernah sih, jaman semester awal dulu. Makin kesini udah sibuk sendiri, kalau ada waktu luang mending dipakai tidur.

"Dateng doong."

Siang itu Daeyeol dan rombongannya bertemu Jisoo di Minimarket seberang Kampus. Tapi Jisoo hanya berdua dengan Hana.

"Lo panitia ya, Han?" tanya Kihyun.

"Iya. Dateng yaa. Ramein acara gue," jawab Hana. "Jungkir balik gue ngurus izin biar bisa ngadain disana."

Jisoo mendekat ke rak makanan manis, mengambil satu snack bar rasa cokelat, lalu bergumam kepada Daeyeol. "Lagi rekaman podcast," ucapnya sambil tersenyum jahil.

Daeyeol yang sedang memindai snack di hadapannya langsung kaget. "Hah?" responnya asal.

"Yang lo cari gak ikut. Dia lagi rekaman podcast," ulang Jisoo. "Jangan lupa dateng ke Psychofest."

Selama beberapa saat, Daeyeol mematung di tempat. Dia paham maksud Jisoo apa. Tapi, Jisoo tau darimana? Apa ini saat yang tepat untuk GR? Kalau Jisoo tau, berarti Jiae cerita sesuatu dong?

"Woy! Udah belum?" tegur Hui. "Milih jajan doang lama amat kayak lagi Pemilu."

Pikiran Daeyeol terus dipenuhi oleh pertanyaan tentang ucapan Jisoo tadi. Fokusnya teralihkan sejenak saat rapat HIMA, setelah itu kembali lagi.

The Guy Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang