Chapter 23

63 19 58
                                    

Sorak sorai para supporter dari masing-masing tim memenuhi gendang telinga. Begitu pula anggota cheerleaders yang berperan penting sebagai penyemangat para pemain basket. Hari inilah kedua tim basket akan bertanding memperebutkan gelar juara.

"Woohooo, semangat kalian!!" pekik Mely menyemangati tim basket SMA JAYA BANGSA. Ia pun duduk di sebelah Shelina yang nampak biasa memperhatikan pertandingan ini. Di samping gadis itu ada Gavin yang memandang kosong pada lapangan basket.

"Shel, denger-denger nih ya. SMA PELANGI itu bukan SMA biasa, tapi udah internasional." Perkataan Mely berhasil membuat Shelina tertarik.

"RIHS, Rainbow International High School. Itu nama lengkapnya," sambungnya.

"Terus, lo denger apa lagi tentang sekolah itu?" tanya Shelina kepo.

"Cuma itu doang sih yang gue denger," ungkap Mely. "Eh, tapi lo liat deh warna rambut mereka. Keknya semua diwarnain deh."

Tatapan Shelina menyapu para murid dari RIHS, ia melihat bahwa tak ada seorang murid yang rambutnya berwarna hitam utuh. Jika ia menemukan warna hitam, itu pun di-mix dengan warna lain.

"Ihh, gue iri tau gak." Mely membandingkan rambut coklatnya dengan warna rambut mereka. Memang di SMA JAYA BANGSA, warna rambut yang diperbolehkan ialah hitam, dan coklat. Selain kedua itu, dilarang keras.

"Mungkin karna itu, nama sekolahnya rainbow," ujar Shelina.

Tiba-tiba Egi datang dengan tergesa sambil membawa beberapa bungkus berisi cilok, somay, telur gulung pedas dan 2 cup es cappucino cincau. Ia duduk di sebelah Mely.

Mata Mely berbinar kala melihat apa yang dibawa Egi. Ia merebut 1 bungkus telur gulung dari tangan Egi. "Enak nih, makasih Egi."

Gadis itu langsung melahapnya, ia juga menawarkan pada Shelina. Melihat itu, Egi hanya berdecak kecil. Untung saja ia membeli 2 bungkus tadi.

Prittt...

Pertandingan bola basket dimulai.

Awal pertandingan, bola dikuasai oleh tim SMAJASA. Sang kapten basket, Rendy men-dribble bola kemudian mengoper pada Andri. Andri dihadang oleh pemain lawan, dengan gesit dirinya langsung melempar bola pada Bobby. Melihat posisi Rendy yang berada dekat dengan ring, sontak Bobby melemparkan bola pada Rendy.

Namun tanpa diduga, justru pemain lawan yang menangkap bola itu. Pemain tersebut langsung men-dribble bola menuju ring tim SMAJASA. Tak lama itu, bola berhasil masuk ke ring. 1 poin diberikan pada tim RIHS. Seketika murid-murid RIHS riuh, karena tim basket sekolahnya berhasil mencetak 1 poin.

Rendy menggeram, ia memberi arahan pada anggota timnya dengan tegas. Ia pantang kalah, apalagi di kandang sendiri.

Pertandingan pun dimulai kembali. Kali ini giliran Tio yang men-dribble bola. Kini, ia dihadang oleh pemain lawan. Pandangannya tertuju antara Yayan dan Andri yang juga dihalangi oleh musuh. Dengan lincah, Tio memutar badannya dan berhasil lolos dari pemain lawan yang menghadangnya tadi.

Langsung saja Tio mengoper bola pada Rendy. Setelah berhasil menangkapnya, ia langsung melakukan lay up shoot. Bola itu sukses masuk ke ring tim RIHS. Sehingga tim SMAJASA mendapatkan 2 poin. Sorakan ramai dari para supporter memekakkan telinga, mengetahui bahwa tim SMA-nya lebih unggul 1 poin.

"Mel, gue ke toilet dulu." Shelina berdiri, namun tangannya langsung dicekal Mely. "Balik lo, awas lo gak balik kesini."

Shelina menghela napas. "Iya-iya." Ia keluar dari kerumunan tribun.

DARK MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang