Sampai depan rumah, Shelina turun dari motor Gavin. Sejak tadi pikirannya dibuat penasaran, kenapa Gavin mengatakan itu.
Gadis itu diam menatap uju8ng sepatunya sebelum menatap Gavin.
"Buat apa lo ngomong gitu?" tanya Shelina penasaran.
Gavin yang hendak menstart-er motornya tiba tiba mengurungkan niatnya. Ia tau apa yang dimaksud Shelina.
"Jauhin dia."
Kernyitan didahinya tercetak jelas. Shelina tampak bingung dengan apa yang Gavin katakan.
"Jauhin dia? Dia, dia siapa?"
***
Shelina meletakkan tasnya di meja belajar lalu membaringkan tubuhnya. Ia bingung, untuk apa Gavin bilang begitu? Lalu pikirannya kembali disaat tadi Shelina tak sengaja menabrak bahu cowok sepulang sekolah.'Apa mungkin karna cowok tadi? Tapi kenapa? Ah, nggak mungkinlah.
Seketika matanya melebar teringat suatu hal. Mengenai Rendy yang akan menjemputnya malam ini untuk makan malam.
'Aduh, gue harus gimana nih? Apa gue alesan aja ya? Tapi apa alesannya? Akhh, ini semua gara gara Mely.'
Gadis itu memegang kepalanya yang terasa pening. Perutnya keroncongan minta diisi. Kakinya pun melangkah keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan.
Sampai disana Shelina membuka kulkas dan mengambil sebuah botol berisi air dingin dan meminumnya. Berharap setelah itu pikirannya kembali dingin.
"Eh, non Sheli. Tadi bibi udah masakin cumi balado kesukaan non Sheli." ujar bi Surti dengan menenteng keranjang berisi pakaian.
"Wah beneran bi!" mata Shelina berbinar.
"He em. Ya udah bibi siapin ya. Tapi bentar, bibi mau naroh ini dulu ke kamar." ucap bi Surti.
"Nggak usah bi. Bibi ke kamar aja. Sheli bisa siapin sendiri kok."
"Oh yaudah. Bibi ke kamar dulu ya."
"Iya bi."
Bi Surti pun pergi dari depan Shelina dan menuju ke kamar. Sementara Shelina meletakkan kembali botol minum tadi ke dalam kulkas. Karena letak dapur bersebelahan dengan meja makan, Shelina tak perlu jauh jauh berjalan. Usai menutup kulkasnya, ia segera mengambil secentong nasi dan sepiring cumi balado di wajan yang ada di atas kompor.
Setelah itu, Shelina duduk di kursi meja makan dan mulai menyantap makanannya. Gadis yang satu ini kalo sudah menyangkut makanan kesukaannya seketika lupa dengan masalahnya. Bahkan pening dikepalanya pun seketika hilang.
"Makannya pelan pelan dong non."
Shelina hanya tersenyum kikuk dengan mulut yang masih terisi penuh.
"Enak loh bi. Bibi nggak makan?" tanya Shelina yang selesai menelan makanannya.
"Nggak, nanti aja. Bibi masih kenyang kok sarapan tadi." ucap bi Surti.
Shelina hanya memangut mangutkan kepalanya dan kembali menyantap makanannya.
***
Di sebuah ruangan bernuansa biru tua, seorang cowok tengah berbaring dikasur dengan seragam yang masih melekat dibadannya. Matanya terpejam, mengingat sesuatu dari masa lalu sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK MEMORIES
Jugendliteratur[HIATUS] Kecelakaan mobil yang dialami Shelina membuat sebagian ingatannya hilang. Tentang siapa yang menabraknya belum terungkap sampai saat ini. Akibat kecelakaan itu, Shelina kehilangan Ayahnya. Terlepas dari semua itu, Shelina kembali menjalani...