Chapter 2

356 232 304
                                    

PRAANNGGGG...

"ALLOHUAKBAR MIMI PERI NYANGKUT DI EMPANG"

'Jtaakk'

Mely menjitak Egi, lantaran suaranya yang cukup keras membuat ia tak tahan dengan mulut lebarnya. "Ihh, lo punya mulut bisa dijaga nggak sih, gue tau kok mulut nggak selebar mulutnya Bu Retno."

Bu Retno adalah guru bk yang terkenal galak dengan suaranya yang cempreng. Beliau tak akan membiarkan siswa yang melanggar lolos sebelum mendapatkan bermacam macam semprotan darinya.

"Eh, enak aja lo ngatain mulut seksi gue. Lagian ngagetin aj...

"Eh eh, liat liat. Itukan Gavin, cogan di kelas kita. Itu ada apaan ya?" tanya Mely.

"Kagak tau gue, emang siapa peduli!? Lagian gue kalo dibandingin sama dia, jelas masih gantengan guelah." ujar Egi dengan pedenya.

Tanpa mendengarkan Egi, Mely langsung menariknya menuju kerumunan siswa yang ramai di dalam kantin.

Pemandangan yang Mely lihat pertama kali adalah seorang cewek yang memunguti pecahan pecahan gelas dan didepannya adalah Gavin dengan seragam yang kotor.

"Mm..maaf kak. Maaf, ss..ssaya ng...nggak sengaja." ucap gadis itu dengan terbata dan menunduk takut karena tatapan tajam Gavin.

Suasana kantin mendadak hening. Tak ada yang berani bersuara sekalipun. Namun, ada juga yang mencari kesempatan mengambil momen ini dengan live streaming di instagram.

Gavin hanya diam dan berlalu begitu saja dari hadapan gadis itu dengan memasang wajah dinginnya.

"Itu tadi anak baru ya?"

"Gans bingitt"

"Ih tapi serem gitu."

***


Kriinggg

"SHEL, SHELI!!" teriak Mely memasuki kelasnya.

"Lo apa apaan sih teriak teriak kaya gitu. Kuping gue tu masih berfungsi. Lo pikir gue budeg apa?!" tukas Shelina.

"Huft... Hufffftt.."

Shelina heran dengan Mely. "Lo kenapa sih?"

Mely berusaha menstabilkan napasnya. "Lo tau nggak? Huft..huft"

"Apaan?!!"

"Dengerin dulu!"

"Makanya cepetan ngomong, lagian siapa suruh lo lari lari." kesal Shelina.

"Huft..huft..jadi gini" Mely mulai menceritakan kejadian di kantin yang ia tau secara detail.

Shelina mendengarkan semua yang diceritakan Mely. "Sumpah Shel, itu Gavin beneran serem kalo kaya gitu. Eh, bukan serem. Tapi dia itu cool Shel."

Shelina hanya memutar bola matanya mendengarkan ocehan Mely yang terus memuji cowok itu.

"Aura cogan itu emang tidak bisa terkalahkan oleh apapun." ujar Mely yang terus memuji Gavin.

Lelah nendengar ocehan Mely, Shelina memilih menyumpal telinganya dengan earphone, menyetel lagu kpop kesukaannya dan membaca novel yang belum selesai ia baca.

DARK MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang