Chapter 33

40 12 45
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB. Saat ini, teman sekelompok Shelina sudah berkumpul. Karena Shelina ditunjuk sebagai ketua kelompok, ia membagi tugas pada mereka. Yaitu Egi, Vanda, dan Ryan.


Mereka berempat akan membuat karya ilmiah dengan topik 'Analisis waktu belajar siswa berprestasi'. Egi dan Vanda bertugas mencari dan mengumpulkan informasi dari internet, majalah, resensi buku, dan teman sekolah mereka yang berprestasi. Shelina bertugas mencatat pokok-pokok bahan yang ditemukan Egi dan Vanda. Ia juga tak segan-segan membantu keduanya. Sementara Ryan, ia bertugas mengetik pada laptop.

"Lo udah nanya sama Laila?" tanya Egi. Laila adalah siswi kelas XI IPA 1. Bulan lalu, ia sukses memenangkan olimpiade Fisika tingkat Nasional.

Vanda mengangguk. "Belom. Bentar-bentar." Gadis itu menghubungi Laila lewat Whatsapp.

"Woy nyet, bantuin dong! Malah nge-game," ketus Egi ketika melihat apa yang sedang Ryan lakukan.

"Ck, gue kan bagian ngetik," selak Ryan.

"Ya lo mau ini cepet kelar gak?" tukas Egi. "Ntar gue bantuin deh ngetiknya."

Ryan berdecak sebal. "Iye-iye." Lelaki itu mengambil sebuah buku di meja, kemudian membukanya.

Waktu terus berjalan. Tak terasa sudah lewat 2 jam mereka mengerjakan tugas. Shelina meregangkan otot-ototnya. Sedangkan Ryan dan Vanda, entah sudah berapa kali mereka menguap.

"Ishh, kenapa tenggatnya harus lusa sih?!" geram Vanda. "Kalo bukan lusa kan bisa nyantai."

Mereka semua setuju dengan ucapan Vanda.

"Kita lanjutin besok aja gimana?" celetuk Ryan.

"Boleh. Tapi, kita selesaiin dulu bagian pembahasannya hari ini. Nanti sisanya gampang besok," tutur Shelina. Ryan dan Vanda menghela napas lelah. Namun tidak ada pilihan lagi. Keduanya meneruskan tugas masing-masing.

Ketika melihat Egi, Shelina terheran. Gadis itu mengikuti arah pandang Egi. "Gi, lo ngelihatin apa?"

Lelaki itu membalas, "Orang yang pake topi sama masker di sana."

Shelina menengok ke belakang. Lalu kembali menatap Egi. "Kenapa emangnya?"

"Gue ngerasa aneh. Dari tadi dia ngelihat ke sini. Kayak lagi ngawasi kita," bisik Egi.

Shelina melihat lagi ke orang yang dimaksud Egi. Kemudian berbalik menatap lelaki di depannya. "Perasaan lo aja kali."

Masa sih? batin Egi. Daripada pusing memikirkannya, ia memilih membantu Ryan menyusun isi karya ilmiah mereka.

Tak lama itu, Shelina menyadari sesuatu. Kelopak matanya melebar. Apa itu orang yang selama ini ngikutin gue?

Tiba-tiba, ponsel Shelina berdering. Gadis itu melihat siapa yang menelponnya. Tertera nama 'Nio' pada layar ponsel. Sebelum Shelina menggeser tombol hijau, panggilan sudah diputus dari sana. Kernyitan tercetak jelas di kening Shelina. Kenapa?

Gadis itu berniat menelpon Gavin kembali. Namun niatnya terurung begitu melihat chat darinya.

Nio
Online


|Temuin gw di club

|Sekarang

"Hah?!" kaget Shelina.

Egi bertanya, "Kenapa Shel?"

Shelina menggeleng. "Gak, gak apa-apa."

Gadis itu merasa ada yang salah. Untuk apa Gavin menyuruhnya bertemu di club? Apa dia mabuk? Atau, apa sesuatu yang buruk terjadi padanya? Shelina menelpon Gavin balik. Tapi nomornya tidak aktif.

DARK MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang