Chapter 9

237 187 202
                                    

Sampai di rumah, Shelina langsung menuju kamarnya. Ia mengambil arloji hitam yang ia temukan kemarin. Arloji itu berada di laci meja belajarnya. Shelina duduk di kursi meja belajar dan mengamati arloji itu.

'Jangan jangan ini beneran milik Egi. Tapi, arloji kek gini kan gak cuma satu.'

'Apa gue tanya Egi ya?'

Kriukk kriuukkkk...

Perut Shelina berbunyi minta diisi. Ia beranjak dari duduknya, mengambil uang dan keluar rumah dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Kakinya melangkah menuju warung bakso dan mie ayam milik Mang Dadang yang tak jauh dari rumahnya.

Sampai disana, banyak pelanggan yang memenuhi tempat duduk dan menyantap pesanan mereka. Mang Dadang tersenyum menyapa ketika melihat Shelina. "Eh si eneng. Kaya biasanya?"

"Iya Mang." Shelina mengangguk. Mang Dadang menyiapkan pesanan yang biasa Shelina pesan, yaitu 1 bungkus bakso dan 1 bungkus mie ayam yang saus, sambal, kecapnya dipisah.

"Neng duduk aja dulu." tutur Mang Dadang. Shelina pun duduk dikursi sambil memainkan hp nya menunggu pesanannya siap.

Setelah beberapa saat, Mang Dadang menyodorkan pesanan Shelina yang dibungkus plastik hitam. "Ini Neng."

"Ini uangnya Mang, makasih ya." ucap Shelina sembari menyerahkan uang pas dan menerima pesanannya.

"Iya Neng, sama sama." Mang Dadang tersenyum sumringah menerima uang itu.

Begitu sampai rumah, Shelina cepat cepat menuju dapur. Ia tak peduli dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya. Karena makan adalah nomer 1. Tapi beda kalo Naya ada dirumah, ia akan diomeli habis habisan karena tidak mengganti baju lebih dulu.

Di dapur Shelina mengambil mangkok, dan sumpit. Setelah itu, ia membuka bungkus mie ayam dan mencampur setengah bungkus kecil saus, sambal, dan kecap. Sementara setengahnya lagi, ia simpan untuk dimakan bersama bakso. Ia selalu makan mie ayam lebih dulu, sementara baksonya ia makan untuk nanti malam.

Shelina membawa semangkok mie ayam dan segelas es teh lalu meletakkan di atas meja ruang keluarga. Matanya mengedar mencari remot tv. Begitu menemukannya, ia menekan tombol 'power' dan mencari channel yang menayangkan acara menarik. Jarinya berhenti menekan remote ketika melihat sebuah film di salah satu tv swasta.

Shelina makan dengan sumpit ala ala orang korea, sesekali menyeruput kuah mie ayam yang hangat. Rasanya yang enak dan tidak terlalu pedas membuat Shelina menikmatinya.

"Ahh." Shelina menyeruput habis es teh itu. Matanya beralih ke jam dinding yang menunjukkan pukul 6 sore, ia pun mematikan tv dan membawa peralatan makannya ke wastafel. Tak lupa mencucinya.

Usai itu Shelina menuju kamar mandi memulai ritual mandinya. Tak sampai 10 menit, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya.

Shelina memakai setelan rumahan dan menggerai rambut yang tadi ia cepol.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DARK MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang