"Jane..."
"Apa?"
Gerald diam setelah memanggil Jane, mereka yang lelah seusai kelas memilih duduk santai di gazebo dekat kolam ikan.
Yang lain nya lagi memilih pulang karena kelas mereka sudah usai.
Sedangkan Jane, Nara, Bonbon, Megi, Lulu dan Dirga dkk memilih bersantai di gazebo sambil melambaikan tangan pada teman-teman mereka yang berjalan pulang menuju gerbang.
"Lo-- mau gak?"
Suara Gerald terdengar mengecil, namun, Cloe yang menyumpal telinganya dengan headset masih bisa mendengarnya. Cloe menoleh perlahan bersamaan dengan Jemjem yang alisnya berkerut-kerut.
"Apa lo bilang?" tanya Cloe memastikan,
Matanya melirik Jane yang duduk membelakangi mereka dan sedang melambai-lambai pada Flora. Dirga menatap Jane sekilas, kemudian ikut kepo dengan pernyataan Gerald yang tertunda.
Gerald berdecak,
Sudah berkali-kali Jane mengabaikan nya, entah itu saat Gerald mau mengajaknya makan es krim diruang musik, saat di parkiran kampus dan juga saat di alfamort saat itu.
Gerald jadi kesal, "Lo emang gitu Jane, dari kemaren-kemaren susah banget ngomong sama lo"
Jane jadi menoleh, "Ya ngomong ajasih, gue kan gak budek"
"Ya elo, gue mau ngomong malah pergi lah, ngusir lah"
"Kapan gue ngusir elo?"
"Ada waktu itu" memang ya, lupa Itu bisa menular.
Jane terdiam, matanya menatap langit-langit dan mencoba mengingat,
"Oh! Waktu itu, itusih salah lo," Jane mengedikkan bahu, tidak peduli.
"Gak sebau itu kali, idung lo aja yang lebay"
"Heh, ck"
"Lagian besoknya kita nongki di kantin kenapa lo gak ngomong?"
"Ck, itumah gue lupa"
"Dih yaudah"
Mereka yang diam-diam menyimak disekitar Jane dan Gerald jadi bingung sendiri.
Setelah dalam hati menebak-nebak apa yang terjadi diantara mereka berdua, dan mendengarkan argumen singkat Jane dan Gerald, mereka jadi tambah bingung.
"Jadi-- kesimpulan nya, Gerald ditolak Jane bahkan sebelum Gerald nyatain perasaan nya, gitu?" Lery menyimpulkan,
Bonbon Megi Cloe dan Lulu yang berasumsi sama dengan Lery mengangguk setuju dan menatap Jane penasaran.
Sedangkan Dirga, Jemjem, Nara dan Flora menaikkan alis,
"Sejak kapan lo demen sama singa impor madagaskar?" Jemjem menyela, raut wajahnya bingung dan beberapa kali meringis saat menyebutkan 'singa impor'
Justru Gerald, yang bingung dengan mereka semua, ah, sepertinya ada sedikit kesalahpahaman disini.
Seketika, gazebo yang hening karena di isi manusia-manusia penasaran itu riuh akibat gelak tawa Gerald.
"Apaan sih, kalian gajelas banget"
Gerald sampai menangis terharu, asumsi konyol mereka jadi terbayangkan di kepala Gerald, mereka pikir Gerald sedang mencoba menembak Jane tadi.
Lalu Lery menoyor Gerlad, "Makanya lo ngomong tuh yang jelas, jangan setengah-setengah"
"Iya-iya, "
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Teen Fiction"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...