"Em.." Lulu memperbaiki letak kacamatanya, memandangi wajah Gerald dengan seksama lalu melihat secarik kertas bertuliskan sesuatu ditangan nya.
"Kalian dilarang masuk" kata Lulu mengeja. Matanya menyipit.
"Lah kenapa?" Lery yang sibuk memakan snacknya bertanya gamblang sambil alisnya berkerut-kerut. Heran.
Lulu tetap konsisten menggeleng, lalu dengan mantap memperlihatkan secarik tulisan tangan merot seorang Jane Kinsey.
Sebenarnya hanya coretan-coretan tidak jelas, namun tulisan dilarang masuk cukup besar untuk bisa dibaca.
Lery menatap Jemjem, ada yang tidak beres disini. Bahkan teman-teman sekelasnya kompak sekali menyembunyikan keberadaan Jane Kinsey dari mereka semua.
Mereka benar benar tidak memberi celah untuk melihat Jane barang sedetik saja.
Datang-datang, Dirga berjalan cepat dari arah ujung koridor dan membuka jalan baginya untuk sampai didepan pintu kelas Jane yang setengah tertutup dengan Lulu berdiri di sela sela nya.
"Gue mau ketemu Jane" katanya to the point,
"Ya-- yampun, kating kating jaman jigeum pada susah dibilangin ya, dibilang dilarang masuk kok"
Sebenarnya Lulu sudah takut setengah mati menghadapi Gerald dan juga Jemjem dan Lery. Ditambah lagi datang Dirga, tangan nya jadi semakin cepat bergetar.
Namun demi Jane, dia menahan gemetar kegugupan nya.
"Minggir" titah Dirga akhirnya,
Dirga memegang kuat sisi pintu yang sedari tadi Lulu rapatkan dengan tubuhnya agar mereka semua tidak mendapatkan akses untuk melihat kedalam.
Wajahnya keras dan Lulu merasa sangat terimtimidasi dengan tatapan marah Dirga.
Lulu menelan ludahnya susah payah dan menaikkan kacamatanya, cengkraman Dirga pada pintu sangat kuat.
Oh nyali nya akan ciut sebentar lagi, siapapun tolong Lulu untuk menghadapi singa jantan ini.
Untungnya Bonbon menarik tangan lulu untuk masuk kedalam dan Bonbon menggantikan posisi Lulu.
Bonbon tidak berbicara, dia hanya menggantung tulisan do not distrub di gagang pintu dan sedikit tersenyum saat menyingkirkan tangan Dirga yang menahan pintu.
Dirga menghela nafas, Gerald refleks menendang pintu kelas mereka agar tetap terbuka, dan Gerald jadi di pelototi oleh Lulu.
Lalu datang Megi dan juga Cloe ikut menghadang mereka.
"Plis lah kak, kalian berdiri di depan kelas kita malah ngebuat makin rame aja, plis bubar aja, sekalian bubarin juga maba maba hukum kepo dibelakang kalian"
Jemjem berbalik, benar kata Megi, banyak anak-anak maba jurusan hukum dibelakang mereka ikut menonton.
"Bener kata dia, mending kita jangan disini" Jemjem yang paling waras disini, dia mengerti situasi meski hanya memantau saja beberapa hari ini. Dan dugaan nya adalah, Riley juga terlibat.
Akhirnya mereka berbalik pergi, Gerald menatap Megi pasrah, sedangkan Dirga terlihat marah. Driga berjalan kearah sebaliknya.
Gerald mengusap wajahnya kasar, "Sial"
Flashback,
"Lo gak perlu ngerasa gaenak gitu"
Ketiga gadis yang menari bersama Jane malam itu menatap Jane iba sekaligus lucu.
Yesi menggeleng keras saat Jane menceritakan desas-desus tentang Yesi yang bahkan tidak tahu posisinya digantikan oleh Jane malam itu.
Yesi sendiri yang bilang, kalau ketiga teman nya ini berkata jujur saat bilang Yesi sedang sakit malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Novela Juvenil"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...