"Woy jangan lari-lari bocahh!"
Jemjem berteriak untuk kesekian kalinya. Anak-anak maba cowok yang entah dari jurusan apa itu ricuh dan kejar- kejaran persis seperti anak TK.
Beberapa dari mereka menabrak bahu Jane beberapa kali. Mungkin karena Jane berdiri di tempat yang strategis.
Jane diam saja tidak memberi reaksi, mereka berbaris mengantri untuk mendata diri terlebih dahulu.
Jemjem daritadi sibuk marah- marah karena para maba cowok itu tidak ada yang mendengar peringatan Jemjem untuk tidak berlari lari.
Melihat itu, Lery mencolek Dirga yang duduk disampingnya entah melamunkan apa.
"Lo liat deh, Jemjem galak banget, kayak lagi ngurusin bocah-bocah smp" Lery tertawa. Mata Dirga jadi ikut melirik arah lari Jemjem.
Jane bengong, pagi ini dingin, dan jaketnya ketinggalan dirumah. Nara bersenandung, dia memakan snack nya duluan, sarapan katanya.
Sedangkan Jane sudah sepuluh kali ditawari Nara jajan tetap menolak. Dia tidak mau kenyang dan akhirnya jadi tertidur lagi.
"Jangan bengong hoy, ntar lo sawan gue yang repot" tegur Nara.
Jane tidak menyahut. Ponsel Nara berbunyi, dia melirik Jane sebentar, Jane masih bengong, lalu dia sedikit menjauh dari sana untuk menjawab telpon nya.
Tidak lama kemudian, bahu Jane lagi lagi ditabrak. Kali ini, Jane kehilangan keseimbangan nya dan jatuh terduduk.
"Aduhh" Jane meringis kuat.
Bokong nya kemarin masih biru dan nyeri, dan sekarang dengan alasan yang konyol bokong nya lagi-lagi mencium tanah.
"JANE!" Nara mematikan telpon nya, menghampiri Jane yang matanya berkaca kaca siap menangis.
Jane menatap nara, bibirnya melengkung sempurna lalu menangis tanpa suara,
"Nar, sakit nar, gue gak bisa berdiri nar, pantat gue masih biru nar huhu" ucapnya bisik bisik, tapi airmatanya mengalir deras.
Jane benar-benar merasakan pantatnya sangat nyeri, Nara membantunya berdiri, tapi Jane benar-benar tidak bisa bergerak.
"Yang lari lari! dalam hitungan 3 kalo gak baris dihadapan saya, mending pulang aja, gak usah ikut makrab"
Tak jauh dari posisi Jane, Dirga berdiri dan bersuara, cukup lantang sampai oknum pembuat onar yang berlari-lari itu berhenti dan berlari ngacir kehadapan Dirga.
Yang lain nya menyimak tertegun. Rumor yang beredar tentang si ketua panitia ospek yang garang benar adanya.
Baru kali ini mereka melihat si ketua panitia bersuara sejak hari pertama hanya diam memantau kegiatan ospek.
"Lo semua masih smp? kalo mau lari larian jangan disini, kita disini gak mau ada keributan, sekarang minta maaf sama orang yang lo tabrak itu"
Dirga menunjuk Jane dengan dagunya, Jemjem dan Lery tersenyum menghina, diam-diam dibelakang Dirga mereka mengangkat kedua jempolnya dan berbisik pelan,
'Mampus kan lo pada'
Mereka meminta maaf serentak, satu orang terakhir yang menabrak Jane sampai terjatuh diseret Dirga menuju Jane untuk minta maaf secara langsung.
Jane enggan berdiri, kakinya tiba tiba kram.
"Jane kinsey kan? Maaf ya, gue bener bener minta maaf" katanya, terdengar tulus tapi tidak bagi Jane.
"Iya, iya, pigi deh lo" husir Jane.
Kaki nya kram, ketika kakinya kram Jane benci didekati orang-orang karena parno jika kakinya tersentuh. Nanti ribuan semut semut listrik itu berhambur dan rasanya sangat tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOSYNCRATIC | Sleep-Eat Beauty
Fiksi Remaja"Dirga pacaran sama anak Maba? Seriusan?! " "Jangan ganggu Gerald, dia lagi latihan nembak" "Tapi Jane, lu gak nolak kak Adnan kan?" . . . 'Metamorfosa ini... Sebenarnya berhasil, atau gagal?' 'Dia mulai membuat dunianya sendiri, dimana dia dapat hi...